Candi berasal dari frase candika graha yang berarti kediaman Betari Durga. Durga ini disembah terutama oleh umat Buddha. Dalam dunia pewayangan di Indonesia, Durga merupakan istri Dewa Siwa yang dikutuk dari berwajah cantik menjadi raksasa. Yang pertama mendirikan candi di India diduga adalah umat Buddhis.
Ini terlihat dari temuan candi tertua di sana yang dibangun pada abad ke-3 SM. Pada perkembangan berikutnya, candi pun didirikan oleh umat Hindu. Awalnya, candi didirikan sebagai tempat penyimpanan abu hasil pembakaran jenazah raja. Karena itu, di candi yang disebut pripih sering ditemukan sebuah wadah penyimpanan abu jenazah. Di atas abu jenazah tersebut terpampang arca raja bersangkutan. Disimpan pula patung dewa tertentu, biasanya dewa ini dipuja oleh almarhum yang bersangkutan. Pada dinding-dinding candi biasanya terdapat deretan relief yang mengisahkan cerita-cerita Mahabharata atau Ramayana atau kisah sastra lainnya. Pada candi Buddhis biasanya terdapat relief seputar kehidupan Siddharta.
Fungsi candi selanjutnya berkembang menjadi tempat sembahyang (berasal dari frase “sembah hyang”) untuk dewa-dewi.
Jawa adalah tempat yang paling banyak terdapat candi, disusul oleh Sumatera. Ini menandakan bahwa perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha berlangsung lebih pesat di Jawa, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai pusat-pusat pemerintahan pada masanya. Berdasarkan arsitektur dan tempat dibangunnya, candi-candi di Indonesia dapat dibagi atas: candi yang terletak di Jawa Tengah (bagian selatan dan utara), Jawa Timur, dan lain-lainnya seperti di Sumatera, Bali, dan Jawa Barat.
Bentuk candi-candi di Jawa Tengah di bagian selatan berbeda dengan yang ada di bagian utara. Namun demikian, secara umum (Soetarno, 2003) candi-candi yang ada di kedua wilayah tersebut memiliki kesamaan, yaitu:
(1) Bentuk bangunan tampak lebih gemuk, terbuat dari batu andesit.
(2) Atapnya berbentuk undak-undakan dan puncaknya berbentuk stupa atau ratna.
(3) Pada pintu dan relung terdapat hiasan bermotif makara.
(4) Reliefnya timbul agak tinggi dan lukisannya bercorak naturalis (dua dimensi).
(5) Letak candi utama terletak di tengah-tengah halaman komplek candi muka candi menghadap ke arah timur.
Ini terlihat dari temuan candi tertua di sana yang dibangun pada abad ke-3 SM. Pada perkembangan berikutnya, candi pun didirikan oleh umat Hindu. Awalnya, candi didirikan sebagai tempat penyimpanan abu hasil pembakaran jenazah raja. Karena itu, di candi yang disebut pripih sering ditemukan sebuah wadah penyimpanan abu jenazah. Di atas abu jenazah tersebut terpampang arca raja bersangkutan. Disimpan pula patung dewa tertentu, biasanya dewa ini dipuja oleh almarhum yang bersangkutan. Pada dinding-dinding candi biasanya terdapat deretan relief yang mengisahkan cerita-cerita Mahabharata atau Ramayana atau kisah sastra lainnya. Pada candi Buddhis biasanya terdapat relief seputar kehidupan Siddharta.
Fungsi candi selanjutnya berkembang menjadi tempat sembahyang (berasal dari frase “sembah hyang”) untuk dewa-dewi.
Jawa adalah tempat yang paling banyak terdapat candi, disusul oleh Sumatera. Ini menandakan bahwa perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha berlangsung lebih pesat di Jawa, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai pusat-pusat pemerintahan pada masanya. Berdasarkan arsitektur dan tempat dibangunnya, candi-candi di Indonesia dapat dibagi atas: candi yang terletak di Jawa Tengah (bagian selatan dan utara), Jawa Timur, dan lain-lainnya seperti di Sumatera, Bali, dan Jawa Barat.
Bentuk candi-candi di Jawa Tengah di bagian selatan berbeda dengan yang ada di bagian utara. Namun demikian, secara umum (Soetarno, 2003) candi-candi yang ada di kedua wilayah tersebut memiliki kesamaan, yaitu:
(1) Bentuk bangunan tampak lebih gemuk, terbuat dari batu andesit.
(2) Atapnya berbentuk undak-undakan dan puncaknya berbentuk stupa atau ratna.
(3) Pada pintu dan relung terdapat hiasan bermotif makara.
(4) Reliefnya timbul agak tinggi dan lukisannya bercorak naturalis (dua dimensi).
(5) Letak candi utama terletak di tengah-tengah halaman komplek candi muka candi menghadap ke arah timur.
0 Response to "Pengertian Candi, Candi Tertua, Tempat Paling Banyak Ditemukan Candi"
Posting Komentar