Kejadian - kejadian kecil yang tidak disangka-sangka (darurat) yang dapat dialami setiap saat oleh para peserta saat melaksanakan kegiatan di alam terbuka, cenderung dianggap remeh, biasa, dan mudah dilupakan. Sebaliknya, kejadian besar (malapetaka), meski jarang terjadi, oleh penggemar hidup di alam terbuka harus senantiasa diwaspadai. Pernyataan “Be prepared for the worst (senantiasa siap sedia menghadapi hal-hal terburuk) harus menjadi motto setiap penggemar
kegiatan alam terbuka. (Penjasorkes Farida)
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan apabila kalian sedang mengalami kesulitan sewaktu melaksanakan kegiatan di alam terbuka, di antaranya sebagai berikut.
1. Berlindung pada Saat Udara/Cuaca Buruk
Angin ribut disertai halilintar sering menyambar benda sasaran tertentu bila musim penghujan tiba. Hindarilah halilintar dengan berlindung di lapangan terbuka jauh terpisah dari perlindungan alam. Bila halilintar menyambar-nyambar, segera berbaring rata dengan tanah. Wajah menempel tanah dengan ditutup oleh kain alas tenda atau lembaran plastik. Atau segeralah duduk di tanah dengan sikap lutut dibengkokkan, kepala dan kedua tangan diletakkan pada lutut. Hindari sasaran halilintar seperti pohon menyendiri, menara kawat, pagar kawat, dan menara.
Perhatikan bagaimana cara berlindung yang benar pada saat cuaca buruk, pada gambar di depan.
2. Mengirim Berita/Tanda-tanda Minta Pertolongan
Bila tempat perlindungan darurat telah dibuat, segera jalankan usaha agar posisi kalian dapat diketahui oleh orang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai cara. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengirim berita/tanda-tanda meminta pertolongan, di antaranya sebagai berikut.
a. Tanda asap pada siang hari.
b. Tanda api atau lampu pada malam hari.
c. Tanda batu-batu, rumput, pakaian, atau bendera di tempat terbuka.
d. Tanda morse atau sandi dan semaphore.
3. Menyiapkan Peralatan Pertolongan
Peralatan pertolongan sebaiknya dibawa dalam tas tahan air yang ringan dengan tali pengikat yang dapat ditarik. Berbagai macam peralatan pertolongan yang digunakan sebagai berikut.
a. Peluit darurat yang bebas dari bulu atau debu.
b. Cermin baja yang harus tergosok dengan baik setiap saat.
c. Korek api, supaya tidak basah disimpan dalam kotak atau kaleng tahan air.
d. Bendera morse dari kain tipis, ringan, dan dapat dilipat.
e. Lampu senter, batu baterai, dan bola lampu.
4. Peraturan untuk Melakukan Pertolongan di Alam Bebas
Berbagai situasi dapat kalian alami pada saat melakukan penjelajahan di alam bebas. Misalnya
kehabisan bekal atau teman sakit selama perjalanan. Oleh karena itu, hal-hal berikut perlu diperhatikan saat melakukan pertolongan di alam bebas.
a. Tidak panik, pikirkan situasi dengan saksama, buatlah rencana yang konkret dan efektif.
b. Kumpulkan dan peliharalah energi, makanan, dan air agar mudah mengatur penggunaannya bila diperlukan.
c. Bila sakit terjadi di daerah dingin, usahakan badan tetap hangat dengan cara apa pun.
d. Perhatikan tanda-tanda kelelahan dan kedinginan.
e. Putuskan segera solusi terbaik dan jalan yang akan ditempuh dengan penuh perhitungan.
f. Jangan meninggalkan teman yang sedang sakit sendirian, tenangkan penderita, dan tanggulangisetiap keadaan dengan baik.
Penjagaan Lingkungan yang Sehat di Sekitar Pegunungan
Setiap makhluk hidup akan saling membutuhkan dengan makhluk lainnya selaras keadaan alam sekitarnya. Lingkungan hidup dibedakan menjadi dua, sebagai berikut.
1. Lingkungan fisik, sering juga disebut lingkungan abiotik terdiri atas benda-benda. Misalnya: tanah, air, udara, dan benda-benda lainnya.
2. Lingkungan biotik yang terdiri atas makhluk hidup.
Misalnya: manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, kuman, dan lain-lain.
Biasanya, wilayah pegunungan yang sering digunakan untuk kegiatan pendakian atau penjelajahan,
lingkungan sekitarnya menjadi kotor dan rusak. Hal ini disebabkan tindakan para pendaki yang ceroboh dengan mengotori alam sekitar pegunungan bahkan sampai merusak alam. Misalnya, mereka meninggalkan begitu saja pembungkus sisa makanan dan minuman yang mereka bawa dan membuangnya di sembarang tempat. Padahal kegiatan yang tidak menjaga kebersihan itu sangat berbahaya bagi alam di sekitarnya. Lambat laun alam akan rusak dan tercemar.
Untuk mengatasi terjadinya pencemaran akibat sampah tersebut, maka ada beberapa cara untuk
menanggulangi, di antaranya sebagai berikut.
1. Pembungkus sisa makanan dan minuman yang tidak mudah terbakar, sebaiknya dikumpulkan dan
dimasukkan ke dalam kantong plastik, kemudian dibawa sampai menemukan tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat.
2. Pembungkus sisa makanan dan minuman yang mudah terbakar dapat dibakar saat membuat
perapian dengan syarat harus hati-hati dan jangan lupa untuk selalu mematikan bara api sebelum meninggalkannya.
3. Membuat papan peringatan di sepanjang jalan yang digunakan untuk aktivitas penjelajahan yang berisi peringatan agar tidak mengotori alam.
4. Mengadakan kegiatan bersih gunung, yakni kegiatan naik gunung yang bertujuan untuk
mengambil kotoran atau sampah di sepanjang perjalanan yang ditempuh.
kegiatan alam terbuka. (Penjasorkes Farida)
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan apabila kalian sedang mengalami kesulitan sewaktu melaksanakan kegiatan di alam terbuka, di antaranya sebagai berikut.
1. Berlindung pada Saat Udara/Cuaca Buruk
Angin ribut disertai halilintar sering menyambar benda sasaran tertentu bila musim penghujan tiba. Hindarilah halilintar dengan berlindung di lapangan terbuka jauh terpisah dari perlindungan alam. Bila halilintar menyambar-nyambar, segera berbaring rata dengan tanah. Wajah menempel tanah dengan ditutup oleh kain alas tenda atau lembaran plastik. Atau segeralah duduk di tanah dengan sikap lutut dibengkokkan, kepala dan kedua tangan diletakkan pada lutut. Hindari sasaran halilintar seperti pohon menyendiri, menara kawat, pagar kawat, dan menara.
Perhatikan bagaimana cara berlindung yang benar pada saat cuaca buruk, pada gambar di depan.
2. Mengirim Berita/Tanda-tanda Minta Pertolongan
Bila tempat perlindungan darurat telah dibuat, segera jalankan usaha agar posisi kalian dapat diketahui oleh orang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai cara. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengirim berita/tanda-tanda meminta pertolongan, di antaranya sebagai berikut.
a. Tanda asap pada siang hari.
b. Tanda api atau lampu pada malam hari.
c. Tanda batu-batu, rumput, pakaian, atau bendera di tempat terbuka.
d. Tanda morse atau sandi dan semaphore.
3. Menyiapkan Peralatan Pertolongan
Peralatan pertolongan sebaiknya dibawa dalam tas tahan air yang ringan dengan tali pengikat yang dapat ditarik. Berbagai macam peralatan pertolongan yang digunakan sebagai berikut.
a. Peluit darurat yang bebas dari bulu atau debu.
b. Cermin baja yang harus tergosok dengan baik setiap saat.
c. Korek api, supaya tidak basah disimpan dalam kotak atau kaleng tahan air.
d. Bendera morse dari kain tipis, ringan, dan dapat dilipat.
e. Lampu senter, batu baterai, dan bola lampu.
4. Peraturan untuk Melakukan Pertolongan di Alam Bebas
Berbagai situasi dapat kalian alami pada saat melakukan penjelajahan di alam bebas. Misalnya
kehabisan bekal atau teman sakit selama perjalanan. Oleh karena itu, hal-hal berikut perlu diperhatikan saat melakukan pertolongan di alam bebas.
a. Tidak panik, pikirkan situasi dengan saksama, buatlah rencana yang konkret dan efektif.
b. Kumpulkan dan peliharalah energi, makanan, dan air agar mudah mengatur penggunaannya bila diperlukan.
c. Bila sakit terjadi di daerah dingin, usahakan badan tetap hangat dengan cara apa pun.
d. Perhatikan tanda-tanda kelelahan dan kedinginan.
e. Putuskan segera solusi terbaik dan jalan yang akan ditempuh dengan penuh perhitungan.
f. Jangan meninggalkan teman yang sedang sakit sendirian, tenangkan penderita, dan tanggulangisetiap keadaan dengan baik.
Penjagaan Lingkungan yang Sehat di Sekitar Pegunungan
Setiap makhluk hidup akan saling membutuhkan dengan makhluk lainnya selaras keadaan alam sekitarnya. Lingkungan hidup dibedakan menjadi dua, sebagai berikut.
1. Lingkungan fisik, sering juga disebut lingkungan abiotik terdiri atas benda-benda. Misalnya: tanah, air, udara, dan benda-benda lainnya.
2. Lingkungan biotik yang terdiri atas makhluk hidup.
Misalnya: manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, kuman, dan lain-lain.
Biasanya, wilayah pegunungan yang sering digunakan untuk kegiatan pendakian atau penjelajahan,
lingkungan sekitarnya menjadi kotor dan rusak. Hal ini disebabkan tindakan para pendaki yang ceroboh dengan mengotori alam sekitar pegunungan bahkan sampai merusak alam. Misalnya, mereka meninggalkan begitu saja pembungkus sisa makanan dan minuman yang mereka bawa dan membuangnya di sembarang tempat. Padahal kegiatan yang tidak menjaga kebersihan itu sangat berbahaya bagi alam di sekitarnya. Lambat laun alam akan rusak dan tercemar.
Untuk mengatasi terjadinya pencemaran akibat sampah tersebut, maka ada beberapa cara untuk
menanggulangi, di antaranya sebagai berikut.
1. Pembungkus sisa makanan dan minuman yang tidak mudah terbakar, sebaiknya dikumpulkan dan
dimasukkan ke dalam kantong plastik, kemudian dibawa sampai menemukan tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat.
2. Pembungkus sisa makanan dan minuman yang mudah terbakar dapat dibakar saat membuat
perapian dengan syarat harus hati-hati dan jangan lupa untuk selalu mematikan bara api sebelum meninggalkannya.
3. Membuat papan peringatan di sepanjang jalan yang digunakan untuk aktivitas penjelajahan yang berisi peringatan agar tidak mengotori alam.
4. Mengadakan kegiatan bersih gunung, yakni kegiatan naik gunung yang bertujuan untuk
mengambil kotoran atau sampah di sepanjang perjalanan yang ditempuh.
0 Response to "Hal Yang Dilakukan Ketika Mengalami Cuaca Buruk / Kendala Saat Di Pegunungan | Penjagaan Lingkungan"
Posting Komentar