Unsur Tari (Gerak, Iringan, dan Ekspresi)

       Tarian merupakan wujud ekspresi manusia. Dalam suatu tarian, manusia menampilkan wujud gerak yang diiringi oleh musik. Kamu tentu sering menyaksikan orang yang bergerak mengikuti irama, baik pop, dangdut, jazz maupun jenis musik lain. Orang mengatakan bahwa mereka sedang menari. Pendapat tersebut belum tentu benar karena suatu tarian memiliki syarat atau unsur-unsur tertentu. 
Ada tiga unsur tari, yaitu unsur gerak, iringan, dan ekspresi. 
Unsur-unsur tari tersebut dapat dijelaskan seperti pada uraian berikut.
1. Gerak
       Unsur dasar tari adalah gerak tubuh manusia. Gerak tidak dapat dipisahkan dengan unsur ruang, tenaga, dan waktu. Oleh karena itu, tari merupakan penjabaran dari gerak, ruang, tenaga, dan waktu. Menurut Soedarsono, tari adalah seni gerak, maka yang terpenting dalam  seni tari adalah bagaimana geraknya. Biasanya, urutan gerak berhubungan dengan perpindahan dari satu gerak ke gerak berikutnya (yang biasanya bersifat sesaat), juga termasuk indah atau tidak, penuh arti atau tidak, dan efisien atau tidak.
      Yulianti Parani membagi gerak tari menjadi sepuluh dalam pola pengaturannya adalah sebagai berikut:
a. Gerak sebagai akibat kesadaran dari tubuh atau anggota badan.
b. Gerak sebagai akibat kesadaran waktu dan kekuatan atau daya.
c. Gerak sebagai kesadaran ruang.
d. Gerak sebagai akibat kesadaran pengaliran berat badan dalam ruang dan waktu.
e. Gerak sebagai akibat kesadaran berkelompok.
f. Gerak sebagai akibat penggunaan daya kekuatan yang bersumber pada lengan dan tangan.
g. Gerak sebagai akibat ritme yang bersifat fungsional.
h. Gerak sebagai akibat bentuk-bentuk tertentu dalam penggunaan tubuh.
i. Gerak sebagai akibat rasa ringan sehingga ingin lepas dari lantai.
j. Gerak yang dituntut oleh kualitas ekspresi.
      Berdasarkan uraian di atas, maka dalam suatu gerak mempunyai unsur tenaga, ruang, dan waktu.
a. Tenaga adalah besar kecilnya energi yang dikeluarkan oleh penari untuk melakukan usaha gerak.
b. Ruang adalah tempat penari itu berada (panggung) dan diakibatkan oleh
gerak.
c. Waktu adalah satuan waktu untuk membentuk panjang pendeknya gerak.

2. Iringan
       Dalam tari, iringan memegang peranan penting. Ada dua macam iringan dalam tari, yaitu iringan internal dan iringan eksternal. Iringan internal adalah iringan tari yang langsung ditawarkan oleh penari, seperti tari Samur, tari Tifa, dan tari Rebana. Iringan eksternal adalah iringan yang berasal dari luar diri penari. Dalam tari, musik mempunyai tiga fungsi iringan, yaitu musik sebagai iringan gerak tari, musik sebagai ilustrasi, dan musik sebagai pemberi suasana. Musik iringan tari bebas sesuai dengan sifat seni sendiri yang juga bersifat bebas. Meskipun bebas, tetapi tetap ada aturan yang harus ditaati karena menyangkut kemantapan rasa estetis (keindahan) dari kelompok pemilik teori itu. Misalnya, musik tari Irian (Papua) yang seolah bebas memukul tifa sekeras-kerasnya atau seolah tidak pernah henti, sebetulnya mempunyai aturan main yang telah disepakati kelompok itu, yang tentu saja orang lain tidak tahu atau belum tahu di mana letak aturan itu.
       Di dalam istilah musik dan tari, hal itu biasa disebut dengan kyu atau kencan. Misalnya, dalam tari Jawa ada kencan (kyu) untuk mengatur posisi dan gerak tari. Pada hitungan ke 4 - 8 atau 1 - 12 biasanya penari memperhatikan letak tabuhan kethuk, kenong atau gong. Bila penari paham akan letak tabuhan (pukulan atau permainan) kethuk, maka berarti telah melakukan empat hitungan
sabetan balungan (nada). Jika sesuai dengan pukulan kenong, maka penari telah melakukan delapan
hitungan sabetan balungan (nada). Dan apabila sesuai dengan pukulan gong, maka penari telah melakukan dua belas hitungan sabetan balungan (nada). Demikian seterusnya, kyu dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan kebutuhan kedua belah pihak, yaitu penari dan musisi (pangrawit). Kyu ini dalam komposisi tari modern sangat penting karena biasanya menggunakan musik iringan yang bebas ketukan, tidak seperti pada tari tradisi yang pada umumnya memiliki hitungan yang pasti.
       Bahkan dalam beberapa kasus, kyu dilakukan hanya dengan gelengan kepala, teriakan, tertawa, tangisan atau gerak tubuh yang dapat dilihat oleh penari lain, tetapi tidak dapat diketahui oleh penonton. Musik iringan merupakan unsur pokok yang harus ada dalam tari tradisi. Musik iringan bergantung pada kebutuhan tari itu sendiri. Ada suatu bentuk tari yang hanya diiringi dengan musik yang sederhana, tetapi ada juga yang diiringi dengan musik yang sangat kompleks dan rumit.
Sebagai contoh tari Bali diiringi dengan gamelan jenis kebyar, Semar
Pegulingan, dan angklung yang begitu indah dan rumit. Demikian juga tarian Jawa yang diiringi dengan gamelan Ageng berlaras slendro dan pelog yang halus, rumit, dan penuh perasaan. Gamelan tersebut terdiri atas berbagai versi, bentuk, dan garap. Gamelan sering digunakan untuk mengiringi suatu tarian, baik lepas, tunggal, kelompok maupun massal.Selain itu, untuk iringan upacara juga dikenal gamelan Pakumartan yang terdiri atas gamelan Cara Balen, Munggang, dan Kodhok Ngorek. Pada perkembangan berikutnya, terdapat gamelan Sekaten yang biasa digunakan untuk upacara
peringatan Maulid Nabi Muhammad digunakan juga sebagai iringan tari kontemporer.
Pada tarian Sunda musik iringannya, antara lain dengan gamelan berlaras slendro, pelog,
dan degung. Akan tetapi, beberapa tari suku lain, seperti Dayak, Papua, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku hanya diiringi beberapa instrumen jenis tiup (suling, terompet), petik (sasando, sape gitar), dan perkusi (tifa, gondang).
(sasando)
       Sederhana dan kompleks adalah bahasa lain untuk menyebutkan tingkat kemantapan yang berbeda dalam penggunaan instrumen (iringan) musik tari pada masingmasing suku. Di daerah kampung-kampung pedalaman Maluku, kesenian tradisional banyak yang masih hidup sampai sekarang. Instrumen musik yang biasa digunakan untuk berbagai keperluan termasuk iringan tari, antara lain tabar (tifa) yang berbentuk gendang berkepala satu dengan ukuran berbeda-beda.
Selain itu seruling, terompet dari kerang, dan totobuang yang berbentuk seperti gong kecil sebesar bonang Jawa. Ada pendapat mengatakan bahwa instrumen totobuang merupakan pengaruh Jawa. Pengaruh Jawa ini juga bisa dilihat adanya nama kampung Majapahit dan kampung Jawa. Namun demikian, ada kemungkinan pula bahwa totobuang itu asli Maluku yang termasuk instrumen yang umum terdapat di beberapa daerah Asia Tenggara yang disebut gamelan. Instrumen adalah salah satu dari banyak jenis, bentuk, dan fungsi musik suatu alat musik etnis. Instrumen menjadi bagian tidak terpisahkan dari kelompok besarnya, yaitu ansambel (perangkat). Sebuah instrumen dapat digunakan untuk mengiringi suatu bentuk tari. Namun, kebanyakan instrumen baru dapat digunakan setelah bergabung dalam bentuk ansambel.
       Pada umumnya ansambel musik digunakan dalam kesenian tari rakyat, daerah atau tradisi. Selain itu, secara terpisah maupun tergabung dalam ansambel, instrumen biasa digunakan oleh suku tertentu dalam pertunjukan yang bersifat hiburan (profan), sakral (Bali wali) yang ditujukan kepada Tuhan
(termasuk Langen Sekar Pamuji, Laras Madya, Panembrama, musik Buddha, Mantram Hindu) atau para dewa dan pemujaan roh (bahasa Bali: bebali). Wujud instrumen atau ansambel tersebut berupa gamelan (Bali, Jawa, Sunda, Madura) dan instrumen musik daerah pedalaman (Papua dan Dayak).

3. Ekspresi
       Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mengekspresikan dirinya secara berbeda-beda. Ekspresi diri manusia bergantung pada situasi psikologis manusia tersebut dalam menghadapi berbagai hal.
Demikian pula dalam tarian dibutuhkan adanya ekspresi diri dari penari. Ungkapan ekspresi diri dalam tarian cenderung dimanipulasi yang disebut dengan distilisasi. Dalam suatu tarian, ungkapan ekspresi diri manusia distilisasi sehingga wujud pengungkapannya menjadi berbeda dengan keadaan sehari-hari. Ekspresi dalam suatu tarian memegang peranan penting karena melalui ekspresi maka makna tari dapat diungkapkan kepada penikmat tari. Ekspresi dalam tarian dapat diungkapkan melalui gerak, suasana musik iringan, dan perubahan ekspresi pada wajah.
(Ekspresi penari Yapong)
       Wujud ekspresi yang langsung terlihat oleh penonton adalah ekspresi wajah. Ekspresi wajah di butuhkan dalam sebuah pertunjukan tari untuk memberi penguatan kepada penonton tentang penghayatan penari.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Unsur Tari (Gerak, Iringan, dan Ekspresi)"

Posting Komentar