1. Pengertian Munafik
Munafik adalah orang yang memiliki sifat nifak. Nifak artinya menampakkan yang baik dan menyembunyikan yang buruk. Nifak sangat dibenci oleh Allah sehingga orang yang munafik diancam oleh-Nya dengan siksa yang amat pedih, di neraka yang paling dasar.
Allah memberi ancaman sangat keras karena nifak merupakan sifat yang sangat berbahaya. Dalam peribahasa, kamu tentu pernah mendengar istilah ”ular berkepala dua”, ”bermuka dua” dan ”lain di mulut lain di hati”. Semuanya itu menggambarkan sifat nifak yang sangat dibenci oleh semua orang. Seorang munafik bisa sangat berbahaya karena kepandaiannya menyembunyikan kebenaran. Ia sangat pandai bermanis muka, bahkan kepada orang yang ia musuhi dan hendak ia celakai.
Dalam sejarah Islam, kelihaian orang munafik telah menyebabkan Nabi Muhammad saw. dan pasukan muslimin menderita kerugian. Gara-gara tindakan munafik, sebagian tentara Islam membelot sehingga kaum muslimin mengalami kekalahan dalam Perang Uhud.
Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang sifat munafik. Di antaranya terdapat dalam empat ayat Al-Qur’an sebagai berikut. Orang munafik merasa berhasil dengan tipuannya, tetapi dibantah oleh Allah.
Artinya: Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat mereka lakukan dengan malas.
Mereka bermaksud riya (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali. (Q.S. an-Nisa’ [4]: 142)
Dalam ayat lain Allah berfirman:
Artinya: (Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata, ”Mereka itu (orang mukmin) ditipu agamanya.” (Allah berfirman), ”Barang siapa bertawakal kepada Allah, ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (Q.S. al-Anfa-l [8]: 49)
Atas kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang munafik, Allah mengancam akan menempatkan mereka di api neraka.
Artinya: Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. (Q.S. an-Nisa’ [4]: 145)
Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk bersikap hati-hati tehadap orang munafik. Kita harus mengecek kebenaran berita yang mereka sampaikan.
2. Ciri-Ciri Munafik
Bagaimana perasaanmu jika dikhianati oleh orang lain? Pasti kamu sedih, kecewa, dongkol, marah campur aduk menjadi satu. Apalagi jika kita dikhianati oleh teman sendiri. Oleh karena itu,
kita perlu mengetahui ciri-ciri orang munafik. Ciri-ciri orang munafik dapat kamu temukan dalam hadis Rasulullah yang disampaikan Abu Hurairah berikut ini.
Artinya: Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu: 1) jika berbicara ia berdusta, 2) jika berjanji ia ingkar, dan 3) jika dipercaya ia berkhianat. (H.R. al-Bukha-ri) Sifat nifak akan mendatangkan akibat-akibat negatif yang sangat membahayakan, baik bagi pelakunya maupun orang lain.
Di antara akibat-akibat negatif tersebut, sebagai berikut.
a. Perilaku nifak sangat merugikan orang lain, baik secara moril maupun materiil.
b. Orang yang berlaku nifak telah merugikan dirinya sendiri. Ia tidak akan lagi dipercaya karena kebiasaannya berbohong,berkhianat, dan ingkar janji.
c. Perilaku nifak dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat karena setiap individu menaruh curiga terhadap individu lain.
d. Perilaku nifak dapat menyeret pelakunya ke dasar neraka yang paling dalam.
Dengan kita mengingat bahaya dan sifat nifak, sudah sepantasnya jika kita berusaha untuk menghindari sifat tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menghindari Sifat Munafik
a. Menghindari Perilaku Munafik di Lingkungan Rumah
Sifat munafik harus kita jauhkan dari lingkungan rumah. Terhadap anggota keluarga lain harus membiasakan untuk berlaku dan berkata jujur. Sekali kita berbohong, kita akan terus berbohong untuk menutupi kebohongan yang telah kita lakukan. Selain itu, jika kita mengucapkan janji kepada anggota keluarga atau terhadap sesuatu, harus kita tepati janji tersebut.
Jika kita mendapat suatu kepercayaan dari anggota keluarga kita, kita harus menjaga kepercayaan tersebut dengan sebaik-baiknya. Misalnya, bapak dan ibu hendak pergi ke luar kota dan kamu mendapat kepercayaan untuk menjaga rumah, kamu harus menjaga rumah dengan sebaikbaiknya.
b. Menghindari Perilaku Munafik di Lingkungan Sekolah
Selain di lingkungan keluarga, kamu harus menghindarkan perilaku munafik dari lingkungan sekolahmu. Jika di rumah kamu telah berlaku jujur, di sekolah kamu juga harus berlaku dan berkata jujur. Tidak menyontek waktu ulangan atau perbuatan yang lain. Jika kamu memiliki janji dengan teman atau gurumu, kamu harus menepatinya. Seseorang yang berjanji dan tidak menepatinya, jika suatu saat ia berjanji dengan orang yang sama, orang tersebut tidak akan percaya lagi. Dengan demikian, jika kamu berjanji, tepatilah janji tersebut dengan cara apa pun.
Di sekolah biasanya ada sebuah organisasi. Jika suatu saat kamu dipercaya untuk memegang jabatan dalam organisasi tersebut, pergunakanlah kepercayaan tersebut dengan sebaik-baiknya. Untuk mendapatkan kepercayaan itu susah, tetapi menjaga kepercayaan jauh lebih susah. Oleh karena itu, pergunakan kepercayaan yang telah kamu dapat dengan sebaik-baiknya.
c. Menghindari Perilaku Munafik di Lingkungan Masyarakat
Dengan kita memperhatikan hadis tentang ciri-ciri orang munafik di depan, tampaknya kita harus sangat hati-hati dalam segala ucapan dan tindakan. Ketika kamu berbicara, berhati-hatilah. Jangan sampai kata-kata yang kamu ucapkan dusta, sebab dusta itu termasuk ciri-ciri nifak. Begitu juga jika kamu berjanji, berhati-hatilah. Jangan sampai kamu mengingkarinya karena ingkar janji juga dapat menjerumuskanmu ke jurang kemunafikan. Berhati-hatilah juga dalam menjaga kepercayaan orang lain. Jangan sekali-kali kamu berbuat curang atau berkhianat sehingga tidak dipercaya lagi oleh orang lain.
Perilaku munafik tersebut harus kita hindari saat menjalin hubungan dengan orang lain di tengah masyarakat. Dengan menjauhi perilaku munafik, hubungan silaturahmi bersama masyarakat akan terjalin kukuh. Kita akan terhindar dari kesalahpahaman yang bisa menyebabkan kesatuan dan persatuan di antara kita terganggu.
Munafik adalah orang yang memiliki sifat nifak. Nifak artinya menampakkan yang baik dan menyembunyikan yang buruk. Nifak sangat dibenci oleh Allah sehingga orang yang munafik diancam oleh-Nya dengan siksa yang amat pedih, di neraka yang paling dasar.
Allah memberi ancaman sangat keras karena nifak merupakan sifat yang sangat berbahaya. Dalam peribahasa, kamu tentu pernah mendengar istilah ”ular berkepala dua”, ”bermuka dua” dan ”lain di mulut lain di hati”. Semuanya itu menggambarkan sifat nifak yang sangat dibenci oleh semua orang. Seorang munafik bisa sangat berbahaya karena kepandaiannya menyembunyikan kebenaran. Ia sangat pandai bermanis muka, bahkan kepada orang yang ia musuhi dan hendak ia celakai.
Dalam sejarah Islam, kelihaian orang munafik telah menyebabkan Nabi Muhammad saw. dan pasukan muslimin menderita kerugian. Gara-gara tindakan munafik, sebagian tentara Islam membelot sehingga kaum muslimin mengalami kekalahan dalam Perang Uhud.
Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang sifat munafik. Di antaranya terdapat dalam empat ayat Al-Qur’an sebagai berikut. Orang munafik merasa berhasil dengan tipuannya, tetapi dibantah oleh Allah.
Artinya: Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat mereka lakukan dengan malas.
Mereka bermaksud riya (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali. (Q.S. an-Nisa’ [4]: 142)
Dalam ayat lain Allah berfirman:
Artinya: (Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata, ”Mereka itu (orang mukmin) ditipu agamanya.” (Allah berfirman), ”Barang siapa bertawakal kepada Allah, ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (Q.S. al-Anfa-l [8]: 49)
Atas kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang munafik, Allah mengancam akan menempatkan mereka di api neraka.
Artinya: Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. (Q.S. an-Nisa’ [4]: 145)
Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk bersikap hati-hati tehadap orang munafik. Kita harus mengecek kebenaran berita yang mereka sampaikan.
2. Ciri-Ciri Munafik
Bagaimana perasaanmu jika dikhianati oleh orang lain? Pasti kamu sedih, kecewa, dongkol, marah campur aduk menjadi satu. Apalagi jika kita dikhianati oleh teman sendiri. Oleh karena itu,
kita perlu mengetahui ciri-ciri orang munafik. Ciri-ciri orang munafik dapat kamu temukan dalam hadis Rasulullah yang disampaikan Abu Hurairah berikut ini.
Artinya: Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu: 1) jika berbicara ia berdusta, 2) jika berjanji ia ingkar, dan 3) jika dipercaya ia berkhianat. (H.R. al-Bukha-ri) Sifat nifak akan mendatangkan akibat-akibat negatif yang sangat membahayakan, baik bagi pelakunya maupun orang lain.
Di antara akibat-akibat negatif tersebut, sebagai berikut.
a. Perilaku nifak sangat merugikan orang lain, baik secara moril maupun materiil.
b. Orang yang berlaku nifak telah merugikan dirinya sendiri. Ia tidak akan lagi dipercaya karena kebiasaannya berbohong,berkhianat, dan ingkar janji.
c. Perilaku nifak dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat karena setiap individu menaruh curiga terhadap individu lain.
d. Perilaku nifak dapat menyeret pelakunya ke dasar neraka yang paling dalam.
Dengan kita mengingat bahaya dan sifat nifak, sudah sepantasnya jika kita berusaha untuk menghindari sifat tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menghindari Sifat Munafik
a. Menghindari Perilaku Munafik di Lingkungan Rumah
Sifat munafik harus kita jauhkan dari lingkungan rumah. Terhadap anggota keluarga lain harus membiasakan untuk berlaku dan berkata jujur. Sekali kita berbohong, kita akan terus berbohong untuk menutupi kebohongan yang telah kita lakukan. Selain itu, jika kita mengucapkan janji kepada anggota keluarga atau terhadap sesuatu, harus kita tepati janji tersebut.
Jika kita mendapat suatu kepercayaan dari anggota keluarga kita, kita harus menjaga kepercayaan tersebut dengan sebaik-baiknya. Misalnya, bapak dan ibu hendak pergi ke luar kota dan kamu mendapat kepercayaan untuk menjaga rumah, kamu harus menjaga rumah dengan sebaikbaiknya.
b. Menghindari Perilaku Munafik di Lingkungan Sekolah
Selain di lingkungan keluarga, kamu harus menghindarkan perilaku munafik dari lingkungan sekolahmu. Jika di rumah kamu telah berlaku jujur, di sekolah kamu juga harus berlaku dan berkata jujur. Tidak menyontek waktu ulangan atau perbuatan yang lain. Jika kamu memiliki janji dengan teman atau gurumu, kamu harus menepatinya. Seseorang yang berjanji dan tidak menepatinya, jika suatu saat ia berjanji dengan orang yang sama, orang tersebut tidak akan percaya lagi. Dengan demikian, jika kamu berjanji, tepatilah janji tersebut dengan cara apa pun.
Di sekolah biasanya ada sebuah organisasi. Jika suatu saat kamu dipercaya untuk memegang jabatan dalam organisasi tersebut, pergunakanlah kepercayaan tersebut dengan sebaik-baiknya. Untuk mendapatkan kepercayaan itu susah, tetapi menjaga kepercayaan jauh lebih susah. Oleh karena itu, pergunakan kepercayaan yang telah kamu dapat dengan sebaik-baiknya.
c. Menghindari Perilaku Munafik di Lingkungan Masyarakat
Dengan kita memperhatikan hadis tentang ciri-ciri orang munafik di depan, tampaknya kita harus sangat hati-hati dalam segala ucapan dan tindakan. Ketika kamu berbicara, berhati-hatilah. Jangan sampai kata-kata yang kamu ucapkan dusta, sebab dusta itu termasuk ciri-ciri nifak. Begitu juga jika kamu berjanji, berhati-hatilah. Jangan sampai kamu mengingkarinya karena ingkar janji juga dapat menjerumuskanmu ke jurang kemunafikan. Berhati-hatilah juga dalam menjaga kepercayaan orang lain. Jangan sekali-kali kamu berbuat curang atau berkhianat sehingga tidak dipercaya lagi oleh orang lain.
Perilaku munafik tersebut harus kita hindari saat menjalin hubungan dengan orang lain di tengah masyarakat. Dengan menjauhi perilaku munafik, hubungan silaturahmi bersama masyarakat akan terjalin kukuh. Kita akan terhindar dari kesalahpahaman yang bisa menyebabkan kesatuan dan persatuan di antara kita terganggu.
Terima kasih kawan...
BalasHapusselamat berlajar, semoga menghindarkan kita dari sifat munafik :)
banyak terjadi saat ini: di WA, FB mereka sharing kebaikan dan ibadah yang harus dilaksanakan, tp ybs sendiri tidak melaksanakannya: ayo bersedekah tp ybs jarang bersedekah,
BalasHapusSebenarnya itu sudah bagus kawan apabila kebaikan atau sedekah yang di share membuat orang lain sadar dan mau melakukannya, tapi alangkah lebih baik jika kita share dan kita juga melakukannya..
HapusJajakumullah Khairan.. semoga Allah memberi kita istiqomah dan menhindarkan selalu dari sifat munafik..aamiin :)