Pengertian dan Contoh Fonem, Vokal & Konsonan, Suku Kata, Lafal, dan Memenggal Kata

1. Fonem
       Fonem adalah bunyi bahasa yang menyebabkan perbedaan arti. Bunyi yang dihasilkan alat ucap cukup banyak. Di antaranya ada yang berperan di dalam bahasa. Namanya bunyi bahasa. Ada bunyi bahasa yang menyebabkan perbedaan arti dan ada yang tidak.
       Dalam ilmu bahasa, fonem ditulis di antara tanda garis miring: /…/,  
contoh dari fonem: /a/, /b/, /c/, dan /d/. Dalam bahasa tulis, fonem ditulis dengan grafem. Grafem ditulis dengan huruf di antara dua kurung sudut: <…>, seperti <a>, <b>, <c>, dan <d>. Representasi fonem dan grafem kadang-kadang sama, kadang-kadang tidak. Kata pasar, misalnya, terjadi dari lima grafem, yaitu <p>, <a>, <s>, <a>, dan <r>. Masing-masing melambangkan fonem /p/, /a/, /s/, /a/, dan /r/. Hubungan satu lawan satu seperti itu tidak selalu berlaku. Grafem <e> pada kata besar, sore, dan ember, misalnya, ternyata mewakili tiga fonem yang berbeda. Sebaliknya, pada kata barang grafem <ng>, yang ditulis dengan dua huruf, hanya melambangkan sebuah fonem.
       Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap kosakata dari bahasa asing. Bersamaan dengan proses itu terserap pula fonem baru, seperti /f/ pada kata aktif, /kh/ pada akhir, /q/ pada Alquran, /sy/ pada syarat, /v/ pada veto, dan /z/ pada izin. Fonemfonem seperti itu disebut fonem serapan.

2. Vokal dan Konsonan
      Oleh ahli bahasa, fonem dipilah menjadi dua kelompok, yaitu vokal dan konsonan. Dalam bahasa Indonesia ada enam vokal yang ditulis dengan huruf <a>, <e>, <i>, <o>, dan <u>, seperti yang terdapat pada ada, enak, benar, ini, olah, dan buku yang disebut vokal tunggal. Selain itu, ada tiga vokal rangkap (diftong) seperti <au> pada kacau, <ai> pada ramai, dan <oi> pada amboi.
     Kualitas vokal ditentukan oleh:
(1) tinggi rendahnya posisi lidah,
(2) bagian lidah yang dinaikturunkan, dan
(3) bentuk bibir. Berdasarkan tinggi rendahnya lidah pada saat mengucapkan vokal, vokal dipilah menjadi vokal tinggi, vokal sedang, dan vokal rendah.
    Berdasarkan bagian lidah yang dinaikturunkan, vokal dibedakan menjadi vokal depan, vokal tengah, dan vokal belakang. Berdasarkan bulat tidaknya bentuk bibir pada waktu melafalkan vokal, vokal dipilah menjadi vokal bundar dan vokal tanbundar.
Tabel Vokal
     Kalau vokal dihasilkan dengan membebaskan udara yang keluar dari paru-paru, konsonan justru sebaliknya. Konsonan dihasilkan dengan menghambat udara yang keluar dari paru-paru.
Konsonan biasanya dipilah berdasarkan: 
(1) ikut tidaknya pita suara bergetar,
(2) alat ucap (artikulator), dan
(3) cara mengucapkannya (artikulasi).
Tabel Konsonan
        Umumnya konsonan ditulis dengan satu huruf (monograf) seperti, <b>, <c>, <d>, <f>, <g>, <h>, <j>, <k>, <l>, <m>, <n>, <p>, <q>, <r>, <s>, <t>, <v>, <w>, dan <y>. Walaupun begitu, ada konsonan yang ditulis dengan dua huruf (digraf) seperti <ng>, <ny>, <kh>, <sy> pada nganga, nyanyi, khusus, dan syarat.

3. Suku Kata
      Kata dapat dilafalkan dalam satu embusan napas atau lebih. Kata pasar, misalnya dilafalkan dengan dua embusan napas, satu untuk pa– dan satu lagi untuk –sar. Oleh karena itu, pasar terdiri atas dua suku kata. Dengan cara seperti itu, kata ia dua suku kata, santai dua suku kata, sendirian empat suku kata, dan keterlaluan lima suku kata.
      Suku kata selalu ditandai oleh sebuah vokal (disingkat V) yang dapat didahului, diikuti, atau diapit konsonan (disingkat K). Suku yang diakhiri vokal disebut suku terbuka, yang diakhiri konsonan disebut suku tertutup.
Pola suku kata bahasa Indonesia
1. V : a-mal, su-a-tu, tu-a
2. VK : ar-ti, ber-il-mu, ka-il
3. KV : pa-sar, sar-ja-na, war-ga
4. KVK : pak-sa, ke-per-lu-an, pe-san
5. KVKK : teks-til, kon-teks-tu-al, mo-dern
6. KVKKK : korps
7. KKV : slo-gan, dra-ma, ko-pra
8. KKVK : trak-tor, a-trak-si, kon-trak
9. KKKV : stra-te-gi, stra-ta
10. KKKVK : struk-tur, in-struk-si, strom
11. KKKVKK : kom-pleks

4. Lafal
       Lafal adalah cara mengucapkan kata. Lafal yang baik adalah lafal baku yang bebas dari ciri lafal asing atau lafal daerah (Nasution, 1985). Contoh lafal adalah, kata <betul> dilafalkan [be-tul] bukan [bé-tul], <Bogor> dilafalkan [bO-gOr] bukan [mbO-gOr ], dan <rahmat> dilafalkan [rah-mat] bukan [rOh-mat] atau [rOh-mad].
     Lafal ada terdengar lemah, ada yang keras; ada yang bernada rendah, ada yang bernada tinggi; ada yang terhenti sebentar, ada yang berhenti lama; ada yang lambat, ada yang cepat-cepat, ada yang mendatar, ada yang menurun. Keseluruhan gejala seperti di atas disebut intonasi.
Jeda atau perhentian terjadi pada saat mengucapkan kata, frase, klausa, dan kalimat. Pada waktu melafalkan kata, jeda singkat terletak di antara suku-sukunya. Ketika melafalkan frase, jeda terletak di antara kata-kata yang menjadi unsurnya. Begitu pula ketika melafalkan klausa atau kalimat, jeda ada di antara frase atau klausa yang menjadi unsurnya. Jeda ada yang pendek, pada contoh bertanda / dan ada yang panjang, pada contoh bertanda //. Pengumuman // Bu Asmi / segera datang // (yang segera datang Bu Asmi). Pengumuman Bu Asmi / segera datang // (yang segera datang pengumuman dari Bu Asmi).

5. Memenggal Kata
      Memenggal berbeda dengan melafalkan kata. Memenggal berhubungan dengan bahasa tulis, sedangkan melafalkan dengan bahasa lisan. Dalam bahasa tulis mungkin orang kehabisan larik dan harus pindah ke larik berikutnya. Kalau hal itu terjadi, mau tidak mau harus dilakukan pemenggalan kata.
Pemenggalan kata biasanya dilakukan dengan mempertimbangkan:
(1) suku kata,
(2) imbuhan sebagai satu kesatuan makna yang tidak bisa dipenggal,
(3) menghindari pemenggalan yang hanya terdiri satu satu huruf.
Perhatikan tabel memnggal kata berikut ini:
 Semoga bahasan Fonem, suku kata, vokal, konsonan, lafalnya bermanfaat :)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengertian dan Contoh Fonem, Vokal & Konsonan, Suku Kata, Lafal, dan Memenggal Kata"

Posting Komentar