Perhatikanlah pernyataan sebagai contoh penjelasan klausa berikut!
Sebagian besar responden lebih menyukai buku-buku fiksi.
Pernyataan di atas terjadi dari tiga bagian, yaitu Sebagian besar responden, lebih menyukai, dan buku-buku fiksi. Masing-masing disebut frase, bukan kalimat. Frase Sebagian besar responden berfungsi sebagai subjek, lebih menyukai sebagai predikat, dan buku-buku fiksi sebagai objek. Karena memiliki unsur subjek dan predikat, bahkan objek, pernyataan di atas disebut klausa. Oleh karena dimulai huruf kapital dan diakhiri tanda titik (.), klausa di atas disebut kalimat.
1. Pola Klausa
Kata atau frase sebagai unsur klausa dapat dimasukkan ke dalam kategori (kelas atau jenis kata) tertentu. Ada yang dimasukkan ke dalam jenis (1) kata benda (nomina), (2) kata kerja (verba), (3) kata sifat (ajektiva), (4) kata keterangan (adverbia), dan (5) kata tugas.
Pada klausa kami belajar, misalnya, kata kami yang berfungsi sebagai subjek (S) dimasukkan ke dalam jenis kata benda (nomina, KB) dan belajar sebagai predikat (P) ke dalam jenis kata kerja (verba, KK). Dengan cara demikian, klausa kami belajar dapat dipolakan sebagai KB + KK. Dengan cara seperti itu pola klausa dapat disusun.
2. Jenis Klausa
Jumlah klausa dalam kalimat tidak tentu, adakalanya satu, adakalanya lebih. Bahkan, ada kalimat tanpa klausa. Kalimat yang terjadi dari satu klausa disebut kalimat tunggal, yang terjadi dari dua klausa atau lebih disebut kalimat majemuk. Adapun kalimat yang tidak memiliki klausa disebut kalimat minor. Kalimat majemuk Saya belajar dan dia bermain-main, misalnya, terjadi dari dua klausa. Klausa pertama, Saya belajar dan klausa kedua dia bermain-main. Keduanya dirangkai dengan kata penghubung dan.
Kedua klausa pada kalimat majemuk di atas setara. Tidak ada klausa yang lebih rendah dan tidak ada yang lebih tinggi. Kesetaraannya tampak pada tiadanya perubahan makna bila keduanya dipertukarkan menjadi Dia bermain-main dan saya belajar. Bandingkan dengan kalimat Saya belajar ketika dia bermain-main. Saya sebagai S, belajar P, dan ketika dia bermain-main sebagai keterangan. Pada keterangan terdapat klausa dia bermain-main (dia S, bermain-main P). Kata ketika digunakan untuk menghubungkannya dengan klausa yang lebih tinggi. Karena menjadi bagian keterangan dari klausa yang lebih tinggi, klausa dia bermain-main disebut klausa bawahan, sedangkan klausa yang lebih tinggi disebut klausa utama.
Demikian tadi bahasan pola dan jenis klausa, semoga bermanfaat :)
Sebagian besar responden lebih menyukai buku-buku fiksi.
Pernyataan di atas terjadi dari tiga bagian, yaitu Sebagian besar responden, lebih menyukai, dan buku-buku fiksi. Masing-masing disebut frase, bukan kalimat. Frase Sebagian besar responden berfungsi sebagai subjek, lebih menyukai sebagai predikat, dan buku-buku fiksi sebagai objek. Karena memiliki unsur subjek dan predikat, bahkan objek, pernyataan di atas disebut klausa. Oleh karena dimulai huruf kapital dan diakhiri tanda titik (.), klausa di atas disebut kalimat.
1. Pola Klausa
Kata atau frase sebagai unsur klausa dapat dimasukkan ke dalam kategori (kelas atau jenis kata) tertentu. Ada yang dimasukkan ke dalam jenis (1) kata benda (nomina), (2) kata kerja (verba), (3) kata sifat (ajektiva), (4) kata keterangan (adverbia), dan (5) kata tugas.
Pada klausa kami belajar, misalnya, kata kami yang berfungsi sebagai subjek (S) dimasukkan ke dalam jenis kata benda (nomina, KB) dan belajar sebagai predikat (P) ke dalam jenis kata kerja (verba, KK). Dengan cara demikian, klausa kami belajar dapat dipolakan sebagai KB + KK. Dengan cara seperti itu pola klausa dapat disusun.
2. Jenis Klausa
Jumlah klausa dalam kalimat tidak tentu, adakalanya satu, adakalanya lebih. Bahkan, ada kalimat tanpa klausa. Kalimat yang terjadi dari satu klausa disebut kalimat tunggal, yang terjadi dari dua klausa atau lebih disebut kalimat majemuk. Adapun kalimat yang tidak memiliki klausa disebut kalimat minor. Kalimat majemuk Saya belajar dan dia bermain-main, misalnya, terjadi dari dua klausa. Klausa pertama, Saya belajar dan klausa kedua dia bermain-main. Keduanya dirangkai dengan kata penghubung dan.
Kedua klausa pada kalimat majemuk di atas setara. Tidak ada klausa yang lebih rendah dan tidak ada yang lebih tinggi. Kesetaraannya tampak pada tiadanya perubahan makna bila keduanya dipertukarkan menjadi Dia bermain-main dan saya belajar. Bandingkan dengan kalimat Saya belajar ketika dia bermain-main. Saya sebagai S, belajar P, dan ketika dia bermain-main sebagai keterangan. Pada keterangan terdapat klausa dia bermain-main (dia S, bermain-main P). Kata ketika digunakan untuk menghubungkannya dengan klausa yang lebih tinggi. Karena menjadi bagian keterangan dari klausa yang lebih tinggi, klausa dia bermain-main disebut klausa bawahan, sedangkan klausa yang lebih tinggi disebut klausa utama.
Demikian tadi bahasan pola dan jenis klausa, semoga bermanfaat :)
0 Response to "Pola dan Jenis Klausa (Contoh Klausa)"
Posting Komentar