Beranda · Olahraga · B.Indonesia · Seni · Sejarah · Biologi · TIK · Pengetahuan · Motivasi · Islami ·

Ayat dan Terjemahan Surah Al-Insyirah Serta Tajwid dan Kandungan Surah Al-Insyirah

Surah Al-Insyirah atau dikenal juga dengan nama Asy-Syarh adalah termasuk golongan surah-surah makkiyah. Dalam surah ini seluruhnya terdiri atas 8 ayat, 27 lafal, 103 huruf. Berikut adalah surah Al-Insyirah ayat 1-8:

1. أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
2. وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ
3. الَّذِي أَنقَضَ ظَهْرَكَ
4. وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
5. فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
6. إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
7. فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ
8. وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَب

Terjemahan Surah Al-Insyirah ayat 1-8:
1. Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?
2. dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu
3. yang memberatkan punggungmu
4. dan Kami tinggikan sebutan (nama) mu bagimu
5. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan
6. sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan
7. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)
8. dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.

Hukum Bacaan Tajwid Surah Al-Insyirah 
    Pada ayat-ayat Surah Al-Insyirah[94] di atas terdapat beberapa hukum bacaan tajwid. Dengan berpedoman pada pengetahuan hukum tajwid yang telah kalian pelajari sebelumnya, hukum bacaan tajwid dalam Surah Al-Insyirah [94] sesuai urutan ayat-ayatnya sebagai berikut.
1. Izhar Syafawi
    Hukum bacaan izhar syafawi terjadi jika ada mim mati yang bertemu dengan huruf hijaiah selain mim dan ba. Cara membacanya, suara mim matinya harus jelas. Dalam Surah Al-Insyirah [94] contohnya yang terdapat pada lafal أَلَمْ نَشْرَحْ.
2. Qalqalah Sugra
    Qalqalah sugra adalah membaca huruf-huruf qalqalah, yaitu qaf, ta, ba, jim, dan dal secara memantul karena mati disukun. Pada ayat ini ditunjukkan pada lafal صَدْرَكَ. Selain qalqalah sugra, ada pula qalqalah kubra, yaitu jika keempat huruf tersebut mati karena waqaf. Misalnya pada ayat ketujuh dan kedelapan Surah Al-Insyirah [94] yang berbunyi فَانصَبْ dan  فَارْغَب.
3. Ikhfa Haqiqi
    Bacaan ikhfa haqiqi berarti membaca suara tanwin dan nun mati jika bertemu dengan lima belas huruf ikhfa dengan suara samarsamar. Contohnya dalam kata  فَانصَبْ,  أَنقَضَ, dan عَنكَ.
4. Mad Jaiz Munfasil
    Mad jaiz munfasil terjadi jika ada mad yang bertemu dengan hamzah tidak dalam satu kata. Misalnya yang terdapat pada kata الَّذِي أَنقَضَ. Cara membacanya dengan panjang satu hingga tiga alif. Jika mad tersebut tidak bertemu dengan hamzah, disebut dengan mad tabi’i sehingga cukup dibaca panjang satu alif.
5. Gunnah
    Hukum bacaan gunnah terjadi jika ada huruf nun yang bertasydid. Cara membacanya, huruf nun dibaca berdengung. Pada Surah Al-Insyirah[94] misalnya terdapat pada ayat keenam yang berbunyi فَإِنَّ dan إِنَّ.
6. Alif Lam Qamariyah
    Hukum alif lam qamariyah artinya membaca suara alif lam dengan jelas, tanpa masuk, jika bertemu dengan huruf-huruf qamariyah. Contohnya pada lafal الْعُسْرِ yang terdapat pada ayat kelima dan keenam Surah Al-Insyirah[94].
7. Mad Iwad
    Jika ada fathatain yang bertemu dengan alif atau ya mati yang berada pada akhir kalimat, madnya harus dibaca panjang satu alif. Misalnya yang terdapat pada kata يُسْرًا.

Tafsir Kandungan Surah Al-Insyirah
1. Pesan Umum Surah Al-Insyirah
    Menurut sebagian mufasir, Surah Al-Insyirah[94] turun untuk menghibur Nabi Muhammad saw yang pada saat itu ditinggal mati oleh istri dan pamannya. Dengan meninggalkan dua orang terdekatnya tersebut Rasulullah sangat berduka. Allah mengobati kesedihan beliau dengan menurunkan Surah Al-Insyirah [94] ini. Surah Al-Insyirah [94] diawali dengan pertanyaan yang berarti penegasan bahwa, ”Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)? Dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu, yang memberatkan punggungmu.” Tiga ayat ini memberikan penjelasan bahwa dalam perjalanan dakwah, Rasulullah menghadapi berbagai kesedihan dan kesulitan. Dengan petunjuk dan bimbingan dari Allah, hati Rasulullah kian lapang sehingga siap menghadapi kesedihan dan kesulitan tersebut. Beban berat yang dimaksud pada ayat ini, menurut riwayat Abu Ubaidah adalah berupa tanggung jawab nubuwwat (kenabian).
    Dalam menyampaikan dakwah, Rasulullah sering menghadapi tantangan dan hambatan dari kaumnya. Mereka pada umumnya menolak seruan Rasulullah dan memilih tetap pada kemusyrikan. Meskipun ada
yang menerima, mereka adalah dari golongan orang-orang lemah. Orang yang mula-mula masuk Islam (assabiqunal awwalun) sedikit sekali dari golongan yang berpengaruh atau memiliki kekuasaan. (Hamka.2006: halaman 196) Beban berat yang ditanggung Rasulullah sepadan dengan penghargaan kepada beliau. Pada ayat selanjutnya ditegaskan bahwa Allah telah meninggikan derajat Nabi Muhammad saw. Dijelaskan oleh para mufasir bahwa nama Muhammad selalu mengiringi pada penyebutan nama Allah, yaitu dalam kalimat syahadat. Kalimat syahadat ini yang paling sering diucapkan kaum mukmin di penjuru bumi, mulai dari ketika melantunkan azan dan iqamah, pembacaan doa-doa, hingga khotbah-khotbah keagamaan.
Kandungan Surah Al-Insyirah
    Pada dua ayat kelanjutannya berisi pernyataan bahwa setelah kesulitan selalu diikuti kemudahan. Ini merupakan sunatullah. Tidak ada yang selalu menyulitkan, sebaliknya pula tidak ada yang selalu menyenangkan. Merupakan hukum alam jika kesulitan berakhir dengan kemudahan, kerja keras berakhir dengan hasil maksimal, kesabaran menanggung kesedihan akan berakhir dengan kegembiraan, ketekunan dalam belajar pasti berakhir dengan kepandaian ilmu, dan seterusnya. Dengan penegasan ayat di atas, mestinya kita tidak perlu gentar dalam menghadapi kesukaran. Jika kita mau menggunakan kemampuan diri secara maksimal, kesukaran apa pun akan ditemukan jalan keluarnya. Pesan pokok pada kelanjutan ayatnya, jika kita telah menyelesaikan suatu urusan, harus melanjutkan dengan urusan lainnya. Kita tidak berhenti pada target yang telah dibuat, tetapi tetap membuat rencana-rencana baru dan mewujudkannya dengan kembali bekerja secara sungguh-sungguh. Pada akhir ayat ini kita diingatkan bahwa hanya kepada Allah Swt kita berharap. Setelah berusaha dan berdoa, kita dianjurkan bertawakal kepada Allah Swt.
Anjuran Bertawakal dalam Surah Al-Insyirah
2. Anjuran Bertawakal dalam Surah Al-Insyirah
    Manusia merupakan makhluk Allah yang dikaruniai berbagai potensi diri berupa akal, mata hati, alat indra, maupun kekuatan fisiknya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, harus memanfaatkan potensi diri tersebut secara maksimal. Kita dilarang berpangku tangan untuk mendapatkan sesuatu tanpa disertai kerja keras. Bekerja keras merupakan kunci kesuksesan untuk meraih cita-cita yang kita inginkan. Bekerja keras juga masih perlu dilengkapi dengan berdoa kepada Allah Swt. Jika keduanya telah dilakukan, kita cukup bertawakal. Dengan demikian, bertawakal berarti berpasrah diri kepada Allah setelah kita berusaha secara maksimal dan berdoa. Kita serahkan kepada Allah tentang ketetapan yang terbaik bagi kita.
    Jika usaha yang kita lakukan ternyata berakhir dengan kegagalan, kita tetap harus sabar. Kita yakini bahwa kegagalan yang kita hadapi tersebut hanya ujian dari Allah Swt. Kegagalan tersebut bahkan merupakan pertanda awal dari kesuksesan pada masa datang. Dengan kegagalan ini, justru sering memberikan kekuatan kepada kita untuk meraih sesuatu yang lebih baik.

0 Response to "Ayat dan Terjemahan Surah Al-Insyirah Serta Tajwid dan Kandungan Surah Al-Insyirah"

Posting Komentar