Contoh Soal Pertanyaan dari Bacaan | Contoh Soal Bahasa Indonesia

Contoh Bacaan 1

KONVOI 1.000 APV
Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun ke-62 Kemerdekaan Republik Indonesia, PT Indomobil Niaga Internasional dan PT Indomobil Suzuki Internasional, Minggu (26/8) pagi, mengadakan konvoi 1.000 Suzuki APV yang sekaligus dimaksudkan untuk membukukan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan kategori kendaraan jumlah terbanyak dengan satu merek dan satu model.
Pada hari itu sebanyak 1.596 Suzuki APV terdaftar ikut berpartisipasi dalam konvoi 1.000 Suzuki APV yang berlangsung pekan lalu. Namun, karena kemacetan lalu lintas yang terjadi, tidak semua Suzuki APV yang berpartisipasi dalam konvoi 1.000 APV memasuki lapangan yang telah ditentukan untuk dihitung oleh personel MURI. Dengan demikian, sampai saat terakhir, hanya tercatat 1.332 Suzuki APV yang berpartisipasi.
Konvoi 1.000 Suzuki APV itu melintas di jalan tol dalam kota. Tampak dari udara seribuan mobil Suzuki APV yang melintas di ruas tol dalam kota menjelang pintu keluar Ancol/PRJ Kemayoran. Sumber: Kompas, 31 Agustus 2007

Contoh Soal dari Bacaan 1

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Apa yang dimaksud dengan Konvoi 1.000 APV?
2. Peristiwa apa yang disampaikan dalam siaran berita tersebut?
3. Siapakah yang melakukan konvoi?
4. Atas prakarsa siapakah konvoi tersebut?
5. Dalam rangka apa konvoi 1.000 APV tersebut diadakan?
6. Mengapa konvoi tersebut harus melibatkan 1.000 mobil Suzuki APV?
7. Apakah konvoi tersebut berhasil memecahkan rekor MURI?
8. Di mana konvoi tersebut melintas?
9. Kapan konvoi tersebut dilaksanakan?
10. Dari siaran berita tersebut, dapatkah kamu ceritakan bagaimana jalannya konvoi 1.000 APV tersebut?


Contoh Bacaan 2

PERS JATENG BERBAHASA MELAYU ADA SEJAK 1860
Jejak sejarah pers di Jawa Tengah ternyata memiliki perjalanan yang panjang. Tercatat koran pertama yang terbit berbahasa Melayu di Semarang, Jawa Tengah, adalah Selompret Melajoe yang terbit tahun 1860. Namun, koran tersebut dikelola oleh orang-orang Belanda.
Hal itu diungkapkan mantan wartawan dan budayawan Remy Sylado dalam Sarasehan “Melacak Jejak Pers Jawa Tengah” yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jateng di Gedung Pers Jateng di Semarang, Rabu (22/8). Sarasehan dibuka Kepala Badan Informasi, Komunikasi, dan Kehumasan Jateng, Saman Kadarisman. Yang ikut berbicara di antara ahli sejarah pers Fakultas Sastra Universitas Diponegoro, Dr. Dewi Yuliati dan tokoh pers Surakarta, N. Sakdani Darmopamudjo.
Menurut Ketua PWI Jateng, Sasongko Tedjo, sarasehan tersebut dimaksudkan untuk menyusun buku sejarah pers Jateng yang hingga kini belum ada. Yang ada barulah sejarah PWI. Diharapkan buku tersebut, yang disusun tim yang dipimpin Wakil Pimpinan Redaksi Wawasan Sosiawan tersebut, dapat diterbitkan pada 8 Februari 2008 saat peringatan Hari Pers Nasional 2008 di Semarang. “Banyak versi soal asal muasal pers Jateng ini. Misalnya, novelis Ahmad Tohari menyatakan sejarah pers Jateng dimulai dari Banyumas. Oleh karena itu, masukan dari masayarakat sangat penting,” ujar Sasongko.
Remy Sylado yang pernah menjadi wartawan harian Tempo di Semarang, mencatat paling tidak ada 23 media pers yang silih berganti terbit sejak 1850 hingga 1989 yang seangkatan dengan Selompret Malajoe. Sebelum Selompret Melajoe misalnya, adalah Soerat Kabar Bahasa Melajoe di Surabaya tahun 1856 dan Soerat Chabar Betawi di Jakarta tahun 1858.
“Rata-rata media pers tersebut didirikan oleh orang-orang Belanda. Ejaan bahasa Melayu yang dipakai pun tidak seragam. Misalnya istilah kabar dan chabar,” ujar Remy.
Dewi Yuliati menjelaskan, Selompret Melajoe diterbitkan oleh Van Dorpt tahun 1860, tetapi surat kabar itu hanya bertahan sampai dengan tahun 1911.
SejarahPers Bumiputra di Jateng, menurut catatan Dewi, berdiri pada waktu Budi Utomo yang berdiri tahun 1908 menerbitkan Darmo Kondo di Surakarta. Seorang jurnalis terkenal yang menulis untuk Darmo Kondo adalah Soedarjo Tjokrosisworo yang menjadi redakturnya tahun 1925–1928. (BUR)
Sumber: Kompas, 23 Agustus 2007

Contoh Soal dari Bacaan 2

1. Apa kesimpulan bacaan di atas?
2. Jika kamu berniat menulis naskah drama, dari mana saja sumber ide penulisan naskah
drama itu kamu dapatkan?
3. Apa yang dimaksud dengan petunjuk teknis?
4. Proses latihan untuk bermain drama meliputi apa saja?
5. Buatlah naskah drama dalam satu babak!

Contoh Bacaan 3

FESTIVAL PUISI NASIONAL DI PENTAS FKY XIC/2007
Sebagai upaya untuk menggairahkan kembali budaya seni sastra di kalangan masyarakat Yogyakarta, Divisi Sastra Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) XIC/2007, akan menyelenggarakan pentas baca puisi 30 penyair Indonesia yang bertajuk Tongue in Your Ear. Acara yang akan diselenggarakan bertempat di Sasono Hinggil, alun-alun kidul Yogyakarta ini, akan dibuka hari ini, 23 Agustus 2007 hingga 24 Agustus 2007 mendatang, mulai pukul 19.00 WIB-selesai dan bersifat terbuka untuk umum.
Penyair yang dijadwalkan tampil dalam acara tersebut adalah Hamdy Salad, Hasta Indriyana, Bustan Basir Maras, Joko Pinurbo, T.S. Pinang, Imam Budhi Santoso, Faisal Kamandobat, Afrizal Malna, Asian A. Abidin, Agus Hermawan, Jamal T. Suryanata, Riki Dharmaparan Putra, Irman Syah, Mardfi Luhung, Arie M.P. Tamba, Gus TF, Iyut Fitra, Hasan Aspahani, Marhalim Zaini, Wowok Hesti Prabowo, Toto ST Radik, Tan Lioe Ie, Wayan Sunarta, Acep Zamzam Noor, Ahda hnran, Sindu Putra, S. Yoga, Thompson H.S., Sinar Ramses Simatupang, dan Badaruddin Emce.
“Tak hanya dihadiri oleh pada penyair, acara ini rencananya akan dihadiri pula oleh sejumlah pengamat dan peserta peninjau yang diundang khusus dari berbagai kota/daerah di tanah air,” ujar Raudal Tanjung Banua selaku Sekretaris Divisi Sastra.
Lebih lanjut Raudal mengatakan pula bahwa pentas 30 penyair Indonesia ini merupakan puncak acara Sastra FKY 2007. Rangkaian acara lainnya, yang meliputi Dapur Kreatif Komunitas Sastra, telah terselenggara bersamaan dengan agenda Pasar Seni FKY di Benteng Verdeburg pada tanggal 6 Juni – 9 Juli 2007 yang lalu.
Ditemui pada kesempatan yang berbeda, Saut Situmorang, selaku koordinator Divisi Sasatra FKY XIC/2007, mengungkapkan bahwa sesuai dengan tema besar FKY tahun ini, yaitu “Anak Muda dan Keberagaman”, Divisi Sastra meresponsnya dalam lingkup “Puisi, Regenerasi, dan Masa Depan Keberagaman”, “Rencananya puisi para penyair, makalah pembicara, serta esei peserta workshop yang jenis dan isinya sangat beragam akan diterbitkan dalam sebuah buku utuh,” ungkap Saut menutup pembicaraan. (CY1)
Sumber: Kompas, 23 Agustus 2007

Contoh Soal dari Bacaan 3

1. Peristiwa apa yang terjadi dalam teks di atas?
2. Koordinator divisi sastra FKY XIC/2007 di atas adalah ....
3. Berikut ini merupakan penyair yang dijadwalkan tampil, yaitu ....
4. Apa jabatan Randal Tanjung Banua dalam Devisi Sastra?
5. Pasar seni FKY di Benteng Verdeburg diselenggarakan pada ....


Contoh Bacaan 4

INDONESIA RAYA VERSI 3 STANZA DIPAMERKAN MESKI USANG, NAMUN KAYA MAKNA
Lirik lagu Indonesia Raya tiga stanza karya WR. Soepratman tertulis dalam sebuah kertas berbingkai berukuran sekitar 1 m x 2 m. Lirik lagu kebangsaan itu merupakan salah satu karya yang dipajang dalam pameran dokumentasi sejarah bertajuk “Menuju Lokananta Era Baru” Rabu (22/8), di kantor Lokananta, Jalan Ahmad Yani No 379, Solo.
Tidak hanya itu, deretan piringan hitam lainnya yang merupakan koleksi lawas Lokananta, antara lain rekaman lagu Gesang, Titiek Puspa, Waljinah, Bing Slamet, Sam Saimun, Wayang Gaek hingga Ki Narto Sabdo juga tampak menghiasi dinding bangunan yang berdiri sejak 1956 itu. Pameran tersebut kian terasa syahdu saat lagu Indonesia Raya tiga stanza berkumandang.
Lagu kebangsaan Indonesia yang sempat mencuat dan menjadi kontroversi beberapa waktu yang lalu itu seolah mengantarkan pengunjung untuk kembali menelisik perjalanan panjang sejarah bangsa ini. Sementara itu piringan hitam bersejarah juga tersimpan rapi di Lokananta, di antaranya rekaman pidato Bung Karno saat pembukaan KTT Nonblok I tahun 1955 dan pidato kepala negara lainnya.
Selain memamerkan puluhan ribu piringan hitam bersejarah, pameran tersebut juga menampilkan peralatan audio yang tampak sudah mulai usang di antaranya Mixer dan Speaker Control tahun 1960-an, mesin pemotong pita (1980), Multitrack Recorder (1980) hingga berbagai macam aksesori lainnya. Selain itu, seperangkat gamelan Lokananta Kai Sri Kuncoro Mulyo buatan tahun 1920 juga dipamerkan.
“Kami ingin menjadikan Lokananta tidak hanya sebagai tempat penyimpanan arsip dokumen audio bersejarah, tetapi juga sebagai pusat studi ilmiah,” kata Kepala Cabang Perum Percetakan Lokananta Solo, Dra Ruktiningsih, M.M.
Oleh: Lutfiyah

Contoh Soal dari Bacaan 4

1. Apa arti penting lagu Indonesia Raya bagi negara Indonesia? Karya siapa lagu Indonesia Raya tersebut?
2. Di mana kamu bisa melihat tulisan lirik lagu Indonesia Raya versi tiga stanza karya W.R. Soepratman?
3. Apa saja koleksi lawas Lokananta?
4. Apa tajuk pameran dokumentasi dalam teks di atas?
5. Peralatan audio apa saja yang ditampilkan dalam pameran?
6. Adakah pidato bersejarah di Lokananta? Sebutkan!
7. Siapa Kai Sri Kuncoro Mulyo?
8. Tempat apakah Lokananta tersebut?
9. Kapan dan di mana pameran dokumentasi dilaksanakan?
10. Apa harapan Kepala Cabang Perum Percetakan Lokananta Solo, Dra. Ruktiningsih tentang Lokananta?

Contoh Kutipan Novel

Judul Novel : Sang Alkemis
Karya : Paulo Coelho
Penerbit : Gramedia, Jakarta, 2006
Halaman 9–10

“Aku hendak menjual wol,” kata si anak lelaki kepada saudagar itu.
Toko itu sedang ramai, maka si saudagar menyuruh anak gembala itu menunggu sampai sore. Anak itu pun duduk di undak-undak toko, dan mengeluarkan buku dari tasnya.
“Ternyata anak gembala bisa juga membaca,” terdengar suara seorang gadis di belakangnya.
Wajah gadis itu khas daerah Andalusia, rambutnya hitam bergelombang dan sepasang matanya samar-samar mengingatkan akan bangsa Moor penakluk.
“Yah, biasanya aku lebih banyak belajar dari domba-dombaku daripada buku-buku,” sahut si anak. Selama dua jam berbincang-bincang, gadis itu menceritakan bahwa dia putri sang saudagar! Dia juga menceritakan kehidupan di desa yang dari hari ke harinya selalu sama. Si anak gembala menceritakan pedesaan Andalusia serta berbagai berita dari kota-kota yang pernah disinggahinya. Senang rasanya kali ini teman bicaranya bukanlah domba-dombanya.
“Bagaimana kau belajar membaca?” tanya gadis itu di tengah obrolan mereka.
“Seperti orang-orang pada umumnya,” sahut si anak gembala. “Di sekolah.”
“Kalau kau bisa membaca, mengapa kau cuma menjadi gembala?”
Si anak lelaki bergumam-gumam tak jelas untuk menghindari menjawab pertanyaan gadis itu. Dia yakin si gadis tidak bakal mengerti. Maka dia meneruskan bercerita tentang pengalaman-pengalamannya, dan sepasang mata gadis itu terbelalak heran bercampur takut. Waktu berlalu dan si anak lelaki berharap hari itu tidak bakal berakhir. Dia berharap ayah gadis itu terus sibuk sehingga dia merasakan sesuatu yang belum pernah dialaminya: hasrat untuk menetap di satu tempat selama-lamanya. Bersama gadis berambut hitam kelam ini hari-harinya tak kan pernah sama lagi.
Namun, akhirnya saudagar itu muncul dan meminta si anak mencukur empat dombanya. Kemudian, dia membayar harga wol itu dan meminta si anak gembala datang kembali tahun depan.

Contoh Soal dari Kutipan Novel

1. Siapa saja tokoh dalam kutipan novel di atas?
2. Di mana latar tempat kejadian dalam kutipan novel di atas?
3. Apa saja yang diceritakan anak gembala kepada putri saudagar?
4. Bagaimana menurutmu isi kutipan novel tersebut?
5. Menarikkah isi kutipan novel tersebut? Dapatkah kamu mengungkapkan sisi menariknya?
6. Apa komentarmu tentang isi kutipan novel di atas?
7. Bagaimana penokohan dalam kutipan novel di atas?
8. Nilai apa yang dapat dipetik dari kutipan di atas?

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Soal Pertanyaan dari Bacaan | Contoh Soal Bahasa Indonesia"

Posting Komentar