Naskah Drama Keluarga dengan 4 Pemain (Ayah, Ibu, dan 2 Anak)
Rumah, di dapur yang menyatu dengan ruang makan.Pagi hari masih sepi. Pemain diam di tempatnya masing-masing. Mama berdiri di dekat penggorengan, ayah duduk di kursi makan nyruput kopi, Bram berdiri di dekatnya seperti mau mengucapkan sesuatu, Ema berdiri agak terpisah menjadi narator. Selama Ema bercerita terdengar suara detak jam, tek…tek…tek.
Ema : "Kalau aku memikirkan keluargaku, aku menganggapnya normal. Kedua orang tua bekerja, meski aku memanggil ibuku dengan Mama dan memanggil bapakku dengan sebutan Ayah. Tapi selebihnya memang benar-benar wajar. Keluarga dengan satu putri, seorang putra, warna pagar rumah yang putih, dapur yang berdekatan dengan ruang makan selayaknya rumah keluarga yang lain. Kehidupan kami stabil dan mantap, sampai suatu hari di bulan Januari…"
Suara detak jam berganti dering jam beker
Seluruh aktivitas pagi mulai. Semua tertawa riang. Suara penggorengan di wajan
Mama langsung menyahut sreng… Dari kamar Bram terdengar lagu pop berisik. Ema mundur menghampiri Bram dan Ayah.
Bram : (Sambil menarik kursi untuk duduk)
"Tapi bagaimana mungkin Ayah bisa support MU kalau sebelum siaran langsung itu Ayah sudah masuk kamar dan tidur."
Ema : "Malah bagus itu! Ayah tidak ikut-ikutan berisik seperti kamu kalau nonton bola. (mengejek Bram) Gol…gollll."
Bram : "Cewek mana suka sama bola. Kamu yang berisik."
Ema : "E… siaran langsung bola itu bikin hidup terbalik. Jam tidur dini hari dipakai melek, nonton bola. Makanya bangun siang."
Bram : "Siaran kemarin juga nggak dini hari kok. Aku bangun pagi."
Ema : "E dibangunin sama Mama. (Sama ibunya) Ya kan Ma?"
Mama : (Mengeringkan telur dadar dari penggorengan) "Bawa ke sana, Ema. Bram, kecilkan suara tapemu!"
Bram tidak beranjak dari duduknya
Ema : (Sambil menghampiri Ibunya) "Kebo apa orang! Kalau nggak kuliah bangun siang. Sana, kecilin suara tape tuh. Tape sama yang punya sama-sama berisik."
Mama : (Sambil terus memasak, membuka kulkas, suaranya memerintah lebih keras)
"Bram, kecilkan tapemu".
Bram beranjak dari duduknya.
Ayah : (Kepada Bram yang sedang berjalan ke kamarnya) "Justru karena ayah yakin MU bakal menang, makanya ayah tinggal tidur." (Lalu ia tertawa bersama Bram yang barusan keluar dari kamar)
Bram dan Ema yang datang membawa telur dadar ikut-ikutan ketawa. Di luar terdengar loper koran. Bram lari mengambil koran, masuk lagi dengan koran baru yang sudah dibukanya.
Bram : "Lihat nih!" (Menunjukkan koran pada ayahnya lalu menyerahkan koran itu)
Ayah : "Benar kan seperti ramalan ayah."
Bram : "Ramalan itu diomongin sebelum peristiwanya terjadi."
Ema : "Bukan setelah dimuat koran baru bilang… tuh benar kan." (Menertawakan ayahnya sambil tertawa)
Ayah mulai mengambil makanan di meja makan untuk sarapan
Ayah : "Ayah tahu Scholes punya banyak kromoson Y. Orang yang punya kromoson seperti itu kalau zodiaknya Sagitarius akan mengalami saat-saat emas karena energinya bertemu di 53 derajat lintang utara, di mana pertandingan Birmingham dan MU dilakukan kemarin itu. Kemarin ayah bilang sama Mamamu. Bener kan Ma?"
Mama : "Kapan?"
Semua tertawa
Bram : "Perempat final, Ayah harus nonton."
Ema : "OK. Berangkat dulu Ma, Yah." (Langsung bangkit)
Mama : (kepada Ema) Jadi suporter yang baik. Jangan bikin onar."
Ema : "Eem…"
Ayah : "Kalau sedari sore kamu temani Ayah, ya Ayah nggak tidur. Tadi malam kan kamu ngapel terus ngelayap sampai mau subuh. (Teringat sesuatu, kepada Ema) Kita nonton pameran komputer jam sebelas. (Balik ke Bram setelah Ema menjawab) Ayah sendirian nunggu siaran malam."
Mama : "Nggak usah terlalu semangat Em. Bawa bekal!"
Tapi Ema sudah membuka kulkas. Mengambil sebotol aqua refill. Mama menghampiri.
Bram : "Wah, mulai cari masalah nih. Biasanya aku pergi sampai subuh Ayah juga belum tidur. Niat jadi orang tua nggak nih."
Ema : (sambil ngepak makanan) "Bram kan baru jadian Yah. Sama mantan cewek temannya sendiri. (Bram melemparkan potongan kue ke Ema). E… sudah kaya kamu, buang-buang makanan."
Mama : "Bram….!!!
Ema : (Selesai menyiapkan makanan, pamitan kepada ayahnya) "Pergi dulu Yah." (Dan langsung jalan exit, berdiri di ujung panggung)
Ayah : "Em… (Balik lagi ke Bram) "Perempat final siapa yang maju."
Bram : "Sebentar, lihat jadwal dulu. Tapi janji nonton."
Mama : (Masih di dekat kulkas) "Lihat dulu data pemain MU, jenis apa kromoson mereka."
Semua : "Apa zodiaknya…."
Semua tertawa
Ayah : "Waktu Beckham masih di Manchester, ayah ramal prestasinya dari kecocokan
kromoson dan garis lintang stadion pertandingan."
Bram : "Cocok?"
Ayah : "Nggak (Semua ngakak). Coba mana jadwalnya!"
Bram : "Tapi janji nonton?" (lari ke kamar untuk lihat jadwal. Sambil jalan mundur ke kamar)
Mama : "Matikan tape-mu sekalian Bram. Berisik."
Jeda sebentar. Musik dari tape kamar Bram sudah mati. Ayah duduk diam di kursi makan. Suara detik jam muncul kembali.
Mama : "Tambah kopi Mas?" (Ayah tidak menjawab, Mama menoleh ke arah Ayah. Ayah megap-megap)
Mama : "Mas…" (Ayah terjatuh dari kursi sebelum Mama sampai ke kursi, sambil mendekat Ayah, Mama memanggil-manggil)…Bram…Ema…!!!"
Bram keluar dari kamar dengan secarik kertas jadwal pertandingan bola. Ia mendekat, Mama mengambil air putih. Setelah Mama sampai, Bram lari ke arah pintu memanggil Ema, lalu balik lagi ke ayah. Ema berteriak dari posisinya berdiri. Panggung menyempit.
Semua perabot dapur dan rumah tangga terangkat ke atas.
Sumber: Tiga Naskah Drama Remaja Teater Gardanalla
0 Response to "Naskah Drama Keluarga dengan 4 Pemain (Drama 2 Laki-Laki dan 2 Perempuan)"
Posting Komentar