Contoh Teks Bacaan Intensif dan Pertanyaan dari Teks Tersebut

Contoh Teks Bacaan Intensif

Untuk menemukan detail atau perincian isi bacaan, diperlukan konsentrasi untuk membaca teks bacaan secara mendalam. Cara membaca yang demikian disebut sebagai teknik membaca intensif. Kamu tentu pernah membaca dengan cara tersebut bukan? Dengan membaca teks bacaan secara intensif, kamu akan memperoleh informasi secara lebih lengkap.
Membaca secara intensif perlu kecermatan dan ketelitian agar meteri teks dapat dipahami sedalam-dalamnya.
Bacalah teks berikut secara intensif!

ILMUWAN SEDARI MUDA
Berita tentang anak ajaib (prodigy) selalu menarik. Seorang anak di Hongkong berusia sembilan tahun diberitakan berhasil memecahkan rekor meraih angka tertinggi pada ujian matematika. Anak tersebut, March Boedihardjo, seorang Indonesia yang bermukim di Hongkong. Ia berhasil meraih dua nilai A untuk ujian A level Inggris, ujian yang biasanya diambil oleh siswa berusia 17 atau 18 (Reuters/Jakarta Pos, 18/18).
Sensasi sama juga kita dapatkan ketika mendengar generasi muda Indonesia berhasil menang dalam Olimpiade fisika, matematika, biologi atau astronomi. Perasaan yang kurang lebih sama juga muncul ketika sejumlah remaja muncul sebagai pemenang lomba karya ilmiah seperti yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Harapan juga muncul dalam acara Festival Sains yang berlangsung di Mal Pondok Indah Jakarta, 13-19 Agustus. Selain kagum, kita juga merasa bangga kepada mereka yang menang dalam lomba di luar negeri karena mereka membawa nama bangsa.
Pertanyaan menarik berikutnya adalah apakah mereka yang berhasil memperoleh prestasi dalam lomba tersebut selanjutnya akan menjadi ilmuwan? Jawabannya masih bergantung pada banyak faktor, antara lain apakah pada anak-anak berbakat tersebut ada kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi? Pertanyaan yang mungkin lebih mendasar, apakah menjadi ilmuwan dapat berkelanjutan .
Pertanyaan tersebut mengundang gagasan bahwa mencetak ilmuan memang merupakan ikhtiar tim, melibatkan orang tua, lembaga pendidikan, perusahaan, dan pemerintah, masing-masing dengan perannya yang khas. Lingkungan individu yang diharapkan bisa meraih prestasi jelas harus memberi suasana kondusif.
Pemerintah menyediakan beasiswa agar anak berbakat punya motivasi dan akses finansial untuk mendapatkan pendidikan yang baik, lembaga pendidikan dan penelitian menyediakan insentif yang memotivasi, orang tua agar rela berkorban demi kelancaran studi sang anak. Selain itu, perusahaan yang bergerak di bidang toko buku mau menyediakan buku-buku teks yang bermutu.

Lomba dan Paguyuban
Salah satu yang dapat diberikan oleh lingkungan masyarakat adalah penyelenggaraan lomba ilmiah.
Lomba karya ilmiah remaja yang sudah diprakarsai oleh Depdiknas dan LIPI selama ini sebenarnya sudah merupakan kontribusi yang baik bagi persemaian jiwa penelitian.
Di negara-negara Uni Eropa sebelumnya dikenal ada Philip Contest yang terselenggara dari tahun 1969 hingga tahun 1988. Lomba itu kemudian diubah menjadi EU Contest yang memperlombakan karya ilmiah yang menjuarai tingkat nasional di setiap negara (lihat situs The Youang Scientists Contest/EC, Europa)
Sementara itu, di AS juga ada The National Youth Science Fondation yang rutin mengadakan National Youth Sciense Camp. Yayasan itu didirikan untuk menghormati, mendukung, dan mendorong minat generasi muda untuk mencapai keunggulan di bidang sains melalui program pendidikan sains informal yang membuat di antara ilmuan muda bisa berinteraksi secara konstruktif. Selain Sains, program ini juga mengembangkan kepemimpinan.
Di dunia, sejak tahun 2004 juga ada World Academy Of Young Scientists (WAYS) yang banyak diprakarsai Honggaria, negara yang pada tahun 1999 menjadi tuan rumah World Conference on Science dan UNESCO.
Akademi yang sudah beranggotakan ribuan ilmuan yang berusia di bawah 40 tahun ini memanfaatkan akademi untuk mengembangkan jaringan global permanen. Para penggagas sendiri berharap WAYS dapat menjadikan sains lebih menarik bagi kaum muda dan secara umum dapat didekati oleh setiap orang, khususnya di negara berkembang (David Dickson /SciDev.net, 2004).
Dari hal itu, terlihat bahwa badan dunia juga terpanggil untuk menciptakan iklim kondusif bagi perkembangan sains dan penelitian.

Lingkungan Kondusif
Apabila di Jakarta ada pusat peragaan iptek di kawasan TMII, di Yogyakarta kini sudah ada Taman Pintar yang berdekatan dengan Benteng Vredenburgh dan Taman Budaya. Kedua fasilitas itu didirikan dengan tujuan dasar untuk menampilkan ilmu pengetahuan secara mudah dan menyenangkan. Berdasarkan tujuannya, keduanya dapat disamakan dengan Science Center di Singapura.
Dengan terpampangnya profil ilmuwan terkemuka di dunia, seperti Newton, Einstein, dan Hawking, diharapkan para siswa tidak asing dengan fisika dan siapa tahu hal itu juga memicu minat lebih lanjut terhadap fisika dan sains pada umumnya. Bahkan, dengan adanya simulator gempa dan tsunami, pengelola Taman Pintar Yogya telah berusaha memasukkan sains yang semakin dirasakan relevan bagi Indonesia.
Dalam Soft Opening II 9 Juni 2007, Menteri Negara Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman memberikan paparan tentang pemanasan global pada sekitar 100 siswa SD dan Gubernur Daerah Itimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono menegaskan lagi tujuan pencanangan Science for All (Website KMRT).
Ilmuwan Sedari Muda Dengan gambaran di atas, berbagai elemen masyarakat dan pemerintah, baik pusat maupun daerah, sebenarnya telah menyadari arti penting dan manfaat iptek, meskipun LIPI diberitakan mengkritik pidato Presiden RI tanggal 16 Agustus 2007 lalu yang tidak menyebut soal iptek.
Satu hal lagi yang juga merupakan unsur penting bagi promosi iptek adalah penjelasan mengenai peluang karier bagi ilmuwan. Meskipun mungkin sulit dijawab, dan pada sisi lain pencipta ilmu juga kurang berorientasi pada materi, masalah itu tetap penting untuk dijelaskan.
Adanya gambaran umum yang jelas mengenai peluang karier diharapkan dapat menambah keyakinan generasi muda untuk tidak ragu-ragu memilih sains sebagai pilihan hidup.
Dengan demikian, berbagai upaya yang sejauh ini dilakukan melalui lomba karya ilmiah, festival sains, pembangunan pusat peragaan iptek dan Taman Pintar memiliki mata rantai utuh untuk menyemaikan bakat ilmuwan sedari muda.
Prestasi anak Hongkong yang disebut di awal tulisan ini memang menarik, tetapi yang lebih dibutuhkan Indonesia adalah upaya konseptual untuk menumbuhkan rasa cinta ilmu pengetahuan dan mengembangkan pangggilan menjadi ilmuan sedari muda.(NIN)
Sumber: Ninok Leksono, SINDO, 22 Agustus 2007


Soal dari Teks Bacaan Intensif diatas

1. Siapa anak ajaib yang disebut dalam teks di atas?
2. Mengapa March Boedihardjo juga disebut sebagai anak ajaib?
3. Apa yang kamu ketahui tentang LIPI?
4. Menurut pendapatmu, mengapa ada gagasan bahwa mencetak ilmuan merupakan pekerjaan tim?
5. Siapa saja yang seharusnya terlibat menjadi anggota tim di atas?
6. Sebutkan kompetisi sains di Indonesia maupun di dunia!
7. Siapa saja ilmuwan terkemuka di dunia yang kamu ketahui?
8. Mengapa LIPI mengkritik pidato Presiden RI tanggal 16 Agustus 2007 lalu?
9. Di mana letak Taman Pintar?
10. Menurut bacaan di atas, apa yang harus dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengembangkan dan membina generasi muda sains di negeri ini?

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Teks Bacaan Intensif dan Pertanyaan dari Teks Tersebut"

Posting Komentar