Bermain peran sangat menarik dan menyenangkan. Dengan banyak melakukan permainan peran di atas panggung, kepribadianmu akan semakin matang dan dewasa. Kamu juga akan mudah menghayati dan mengekspresikan diri sebagai tokoh dengan berbagai karakter. Dengan cara demikian, kamu dapat tampil lebih percaya diri dan berkepribadian yang mantap dalam pergaulan hidup seharihari.
Permainan peran yang dilakukan oleh siswa putri.
Tini : Ayah dan ibu, kok belum pulang?
Marni : Sebentar lagi barangkali.
Tini : Ayah bawa oleh-oleh apa, ya?
Marni : Banyak tentu.
Tini : Untuk Kakak juga?
Marni : Untuk Tini dan Kakak tentu.
Tini : Kalau untuk Edi?
Marni : (Tersenyum) Sedikit.
Tini : Edi nakal, sih.
Marni : Anak nakal tentu ada ganjarannya.
Tini : Apa ganjarannya?
Marni : Hukuman dari ayah dan ibu.
Tini : Edi dihukum?
Marni : Yaa. Sebab nakal. Edi pergi tanpa permisi. Tanpa izin dari ibu.
Tini : Edi nakal kepada siapa?
Marni : Kepada Tini. Tini didorong keras dan diejek.
Tini : Iya. Edi nakal kepada kita berdua, ya, Kak.
Marni : Karena itu harus dihukum ayah.
Tini : Apa hukuman Edi, Kak?
Marni : (Tersenyum) Mungkin Edi tidak diberi uang saku selama seminggu.
Tini : Kasihan . . . .
Marni : Biar jera.
(Dikutip dari Warna dan Kasih Sayang, karya Mansur Samin, dengan pengubahan)
Permainan peran yang dilakukan oleh siswa putra.
Tita : Jadi, kau menghadiahkan keris itu kepadanya?
Ken Arok : Mengapa tidak?
Tita : Aku benar-benar tidak mengerti.
Ken Arok : Diamlah, kau akan mengertinya kemudian.
Tita : (Mereka duduk) Sudah bertahun-tahun kita bersama, tapi kau tetap teka-teki bagiku, Arok.
Ken Arok : Apa penting betul kau mengerti aku?
Tita : (Heran) Jawabanmu sering tidak terduga, Arok. Itulah yang menyebabkanku tetap tidak mengenalmu.
Ken Arok : Apa maksudmu?
Tita : Maksudku, sampai sekarang aku tidak dapat memastikan, orang macam apa kau ini. Kau begitu berbeda dengan orang lain, bahkan dengan kami, kawan-kawanmu.
Ken Arok : Itu tidak penting.
Tita : Nah, itu lagi. Jawabanmu sembarangan saja.
Ken Arok : Aku tidak berkata sembarangan.
Tita : Jadi kau beranggapan antara sahabat tidak perlu saling mengerti?
Ken Arok : Untuk apa? Aku sendiri tidak pernah berusaha mengerti diriku.
(Dikutip dari Ken Arok, karya Saini K.M)
Agar dapat melakukan permainan peran dengan baik, perhatikanlah uraian berikut ini!
1. Karakter Tokoh
Langkah penting yang perlu dilakukan sebelum bermain peran adalah mengetahui (mengidentifikasi) karakter tokoh yang hendak diperankan. Karakter tokoh yang akan diperankan dapat diketahui berdasarkan dialog yang diucapkan oleh tokoh tersebut dalam naskah.
Dalam kutipan naskah Warna dan Kasih Sayang, misalnya, kita memperoleh gambaran bahwa tokoh Tini adalah seorang gadis kecil yang lugu dan selalu ingin tahu. Ia terus bertanya kepada kakaknya. Adapun Marni adalah seorang gadis yang sabar. Ini tampak dari bagaimana cara Marni menjawab pertanyaan adiknya. Dalam kutipan naskah Ken Arok, tokoh Tita digambarkan sebagai tokoh yang memiliki watak yang selalu ingin tahu dan cerewet, sedangkan Ken Arok digambarkan sebagai tokoh yang tegas pendiriannya, cuek, dan pemberani.
2. Memerankan Tokoh sesuai dengan Karakter
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat memerankan tokoh sesuai dengan karakternya. Misalnya seperti berikut ini.
a. Penghayatan
Penghayatan merupakan kegiatan pemahaman secara mendalam terhadap isi naskah secara keseluruhan. Ini artinya, seorang calon pemeran perlu memahami karakter tokoh secara keseluruhan. Kita perlu melihat bagaimana hubungan antartokoh dalam naskah.
Dengan cara demikian, kita akan mampu mewujudkan sebuah permainan peran yang utuh dan kompak.
b. Vokal
Vokal yang diucapkan pemain harus sesuai dengan karakter tokoh. Vokal juga harus dapat mencerminkan emosi yang dialami oleh tokoh. Misalnya, cemas, senang, terharu, dan sebagainya.
c. Penampilan
Penampilan berkaitan dengan teknik pemunculan, seperti blocking, pemanfaatan properti, gerakan, cara berpakaian, pandangan mata, atau pengelolaan diri. Teknik pemunculan adalah cara yang dilakukan untuk memperlihatkan diri pertama kali. Kesan percaya diri dan mantap harus dapat ditampilkan ketika muncul di atas panggung untuk pertama kalinya. Keberhasilan dalam penampilan pertama akan berpengaruh terhadap penampilan berikutnya.
Blocking berkaitan dengan cara menempatkan tubuh pada saat tampil di atas panggung. Teknik penempatan tubuh, seperti kapan harus menghadap atau membelakangi penonton harus benar-benar diperhatikan sehingga mampu mewujudkan penampilan karakter tokoh secara utuh.
Pemanfaatan properti, maksudnya pemanfaatan benda-benda atau perangkat lain yang berada di atas panggung. Selain itu, juga perlu diperhatikan tentang teknik gerakan yang perlu dilakukan, cara berpakaian, kontak mata, atau pengelolaan diri.
0 Response to "Contoh Kutipan Teks Permainan/Bermain Peran Khusus Laki-Laki dan Perempuan"
Posting Komentar