Perkembangan Tari di Eropa (Tari Zaman Prahistori, Mesir Kuno, Yunani, Romawi, dan Zaman Renaisans)

Tari merupakan karya seni yang mempunyai tempat penting di dalam kehidupan manusia. Karya seni tari sering dimanfaatkan di dalam berbagai aspek kehidupan manusia, baik secara individu maupun secara kelompok. Karya seni tari dapat digunakan sebagai sarana rekreatif dan edukatif. Bagaimana dengan karya seni di Eropa? Karya seni tari di Eropa dapat dilihat dari beberapa kebudayaan berikut.
                                                                    Tari tunggal Eropa
1. Tari Zaman Kebudayaan Prahistori
       Pada zaman prahistori belum ada permasalahan sosial seperti sekarang ini. Pada masa itu yang terpenting, yaitu perjuangan dalam mempertahankan kelangsungan kehidupan tiap pribadi. Masyarakat pada waktu itu belum merupakan suatu kelompok yang teratur sehingga peperangan antarkelompok pun jarang terjadi. Pertumbuhan serta perkembangan adat istiadat yang mengatur tata kehidupan manusia sangat bergantung pada alam tempat mereka hidup. Selera, rasa, dan ekspresi seni orang-orang yang hidup pada masa ini dapat dilihat pada gambar-gambar yang terdapat pada dinding goa. Sebagai contoh, peninggalan kebudayaan Magdalenia Eropa dari tahun 10.000 SM, yaitu pada dinding-dinding goa terlihat gambar-gambar binatang yang realistis.
       Bukti pada zaman ini sudah ada tari-tarian dapat dilihat dari gambar-gambar yang menunjukkan orang-orang menari. Pada zaman ini dapat dikatakan bahwa tari-tarian mempunyai dua ciri sebagai berikut.
a. Imitatif, meniru binatang.
b. Mimitis, meniru kegiatan manusia sendiri.
      Tarian pada zaman ini sudah menggunakan topeng, baik yang dibuat maupun dengan muka yang dicat. Iringan tarinya menggunakan bunyi-bunyian dengan penekanan pada ritme tepuk tangan, gendang, dan suara manusia. Setiap tarian dilakukan dengan kesungguhan yang luar biasa. Hal ini dimaksudkan agar karya tari yang dilakukan mempunyai kekuatan, misalnya, dengan melakukan tarian tersebut dapat mengusir roh jahat. Tari-tarian pada zaman kebudayaan prahistori yang masih ada pada waktu sekarang ini, di antaranya sebagai berikut.
a. Di Siberia, ada tarian berburu binatang yang ditarikan oleh dua penari. Satu orang penari berperan sebagai pemburu dan satu orang sebagai binatang buruannya.
b. Di Afrika, ada tarian yang dinamakan Vru. Tari ini juga menggambarkan perburuan binatang. Selain itu juga ada tari Damara yang menggambarkan gerak-gerak sapi dan biri-biri.
c. Di Madagaskar, ada semacam tarian yang menggambarkan peperangan. Karya tari ini diperagakan oleh sekelompok penari laki-laki dan wanita. (seni tari Ari Subekti)
 
2. Tari Zaman Kebudayaan Mesir Kuno
       Kebudayaan Mesir kuno telah banyak meninggalkan bekas-bekasnya dalam bentukbentuk bangunan kuno, seperti piramida, sphinx, dan obelisk. Sekarang ini, peninggalan tersebut menjadi sumber untuk mengetahui dan menyelidiki tata laku dan adat istiadat orang-orang Mesir yang hidup pada zaman itu.
       Melalui relief-relief, dapat dilihat bahwa tarian pada zaman ini memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakatnya. Pada relief, kebanyakan menggambarkan bahwa orang-orang Mesir kuno senang sekali dengan gerak-gerak akrobatik dan atletik. Sebagai iringan tarian tersebut dipergunakan alat-alat seperti rebana, kastanyet, gendang, suling, dan lain-lain. Ada juga relief yang menggambarkan suatu bentuk orkes dengan penyanyipenyanyi yang mengiringi tari-tarian.
       Relief dalam bentuk tarian Mesir kuno, penari lebih menggunakan gerakan-gerakan tangan, kemudian lambat laun gerak-gerak pinggul dipergunakan. Pada zaman Mesir kuno, banyak penari dan penghibur yang dilatih untuk menari pada kepentingan upacara keagamaan dan juga sebagai hiburan. Pada zaman ini sudah banyak penari yang tampil tunggal. Pada zaman sekarang ini, perkembangan tarian Mesir banyak yang menggunakan gerak-gerak perut sehingga ada juga tarian Mesir yang disebut tari Perut.
 
3. Tari Zaman Yunani
       Peradaban Yunani adalah pewaris peradaban Eropa dan dunia barat, yang mencapai puncaknya sekitar abad ke-5 SM. Akar-akar dari peradaban tersebut terletak di daerah sekitar Asia Timur, di mana peradaban di sini muncul lebih tinggi sebelum orang Yunani.
       Perkenalan orang Yunani dengan Asia Timur membuat Yunani di abad-abad berikutnya dapat mencapai suatu kebudayaan yang tinggi dan menjadi peletak dasar kebudayaan bangsa Barat. Salah satu bentuk kebudayaan, yaitu kesenian, khususnya seni tari pada zaman ini sangat erat kaitannya dengan segala macam upacara untuk menghormati Dewa- Dewi. Upacara-upacara yang ada biasanya terdiri atas tari-tarian yang diiringi paduan suara. Upacara itu di antaranya, yaitu upacara pada pesta Panathenaea yang diselenggarakan untuk menghormati Dewi Athena dan upacara pada pesta Dionysia untuk menghormati Dewa Anggur.
 
4. Tari Zaman Romawi
       Peninggalan seni pentas, satu-satunya pada zaman Romawi ini adalah seni pentas pantomim. Pantomim, yaitu pengekspresian suatu cerita tanpa kata-kata, tetapi melalui gerak-gerak. Kadang kala pada seni pentas menggunakan topeng dan diiringi nyanyian dan prosa. Di beberapa daerah, tarian masih merupakan bagian terpenting dari kehidupan kebudayaan, misalnya, seperti di Spanyol dan Italia. Namun, seni tari pada zaman Romawi sudah kehilangan nilai-nilai magis dan telegeniknya. Nilai-nilai estetik pada orang Yunani kelihatan sangat indah, tetapi pada orang-orang Romawi kelihatan sangat kasar. Hal ini disebabkan karena orang-orang Romawi sangat menyukai hiburan yang kasar seperti hiburan gladiator. Perkembangan seni tari di Eropa setelah zaman Romawi tidak berarti. Namun demikian, tidak berapa lama perkembangan seni tari mulai memuncak, yaitu pada zaman renaisans.
 
5. Tari Zaman Renaisans
       Zaman Renaisans merupakan zaman keemasan, di mana tercapai tingkat yang tinggi dalam bidang kultural dan intelektualitas. Kemajuan sangat pesat pada bidang-bidang sastra, kesenian, dan falsafah barat, dimulai di Italia pada abad ke-13, kemudian menyeluruh ke Eropa bagian utara.
Kehidupan bangsawan juga mencapai puncaknya pada zaman ini. Segala segi kehidupan dipengaruhi feodalisme, demikian pula tari-tariannya. Asal-usul teknik Balet adalah tata laku dari bangsawan yang ketat. Kelakuan orang bangsawan yang diatur merupakan dasar-dasar dari teknik Balet. Balet mulai berkembang di istana yang diolah dari tarian rakyat dan tata laku feodalisme. Pada abad ke-16, Balet dibawa ke Perancis. Mulai saat itulah perkembangan tari-tarian di negara-negara Eropa semakin meluas. Setiap negara mempunyai karya tari sendiri.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Perkembangan Tari di Eropa (Tari Zaman Prahistori, Mesir Kuno, Yunani, Romawi, dan Zaman Renaisans)"

Posting Komentar