1. Pengertian Ghibah
Ghibah diartikan dengan menggunjing. Artinya, ghibah adalah menyampaikan sesuatu yang terjadi pada seseorang yang jika orang yang dibicarakan tersebut mendengarnya akan merasa tidak suka. Mungkin karena menyampaikan kekurangan pada fisik, akhlak, keturunan, ucapan, dan perbuatan.
Ghibah berarti suka membicarakan keburukan orang lain. Meskipun yang dibicarakan adalah benar, bukan berarti kita boleh menyampaikannya semau sendiri. Terlebih jika hal itu merupakan berita buruk, mestinya segera dicegah agar tidak menyebar kepada khalayak. Mengapa? Dengan berita tersebut, reputasi orang yang digunjing tadi pasti akan jatuh. Ia merasa tidak nyaman karena yang diketahui orang lain tentang dirinya hanyalah perbuatan buruknya. Ia pun menjadi sulit untuk
menjalin hubungan dengan orang lain karena tidak lagi dihargai. Terlebih hingga muncul dampak yang lebih luas, yaitu menjadi akar penyebab terputusnya silaturahmi di antara kita.
2. Contoh Ghibah
Banyak alasan yang menyebabkan seseorang berbuat ghibah. Di antara penyebabnya sebagai berikut.
a. Dendam di dalam hati. Bermula dari rasa dendam, seseorang tidak sadar akan menyampaikan kemarahannya pada saatsaat tertentu.
b. Mendukung atau menyesuaikan pembicaraan orang lain.
Biasanya, ketika berkumpul bersama orang lain kita suka berbasa-basi dan berusaha menyesuaikan diri dengan tema pembicaraan yang sedang dibahas. Oleh karena merasa satu kepedulian, jika orang di sekitar membenci pada sosok yang dicela, kadang kita juga berusaha untuk turut mencelanya.
c. Kekhawatiran akan dicela oleh orang lain sehingga perlu lebih dahulu untuk mencelanya agar mendapatkan dukungan orang lain.
d. Hendak menunjukkan kelebihan diri sendiri dengan mengejek orang lain. Misalnya, seorang anak bernama Marwan berkata, ”Bacaan Al-Qur’an Sani jelek. Ia tidak pantas menjadi pembaca Al-Qur’an pada acara nanti. Saya lebih baik darinya.” Ungkapan ini dapat dipahami bahwa kemampuan Marwan dalam membaca Al-Qur’annya lebih baik daripada Sani. Mungkin Marwan berharap dapat mengganti peran Sani.
e. Rasa dengki atas kesuksesan yang telah diraih orang lain.
Dengki adalah penyakit hati yang ditunjukkan dengan perasaan benci kepada orang lain karena mendapatkan prestasi. Sanjungan, penghargaan, dan pujian diharapkan segera hilang dari orang tersebut.
f. Sekadar bersenda gurau. Mungkin karena berharap ingin mengisi waktu luang kita lebih suka membicarakan kejelekan orang lain. Tujuannya bervariasi, dapat sebagai lelucon semata, bisa juga karena merasa ujub atau berbangga diri.
Contoh perilaku ghibah dapat dilihat dalam uraian berikut.
Saat ulangan harian dilaksanakan, rupanya Ani kurang persiapan. Merasa ada kesempatan ia mencontek buku catatan. Peristiwa itu ternyata diketahui oleh Ria yang duduk di bangku belakang Ani. Pada beberapa kesempatan, kejadian itu, oleh Ria selalu diceritakan kepada teman-temannya, baik pada saat di kantin, ketika bercengkerama di halaman sekolah, maupun pada saat-saat lain. Akibatnya, teman satu kelas pun jadi tahu semua. Malu dan kesal berkecamuk dalam hati Ani karena ulah Ria.
Perilaku ghibah berbahaya bagi kehidupan. Rasulullah melarang keras perbuatan menggunjing, bahkan menyamakannya dengan perbuatan memakan daging saudaranya sendiri. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sabdanya, pada hadis tentang ghibah berikut ini.
Artinya: Dari Abu- Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, ”Tahukah kamu apa itu menggunjing?” Para sahabat menjawab, ”Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau mengatakan, ”Kamu menyampaikan sesuatu yang tidak disukai oleh saudaramu.” Ada
yang bertanya, ”Bagaimanakah jika yang saya sampaikan itu merupakan (kenyataan) yang terjadi
pada diri saudaraku itu?” Nabi saw. berkata: ”Jika yang kamu sampaikan itu benar terjadi pada saudaramu, berarti kamu telah menggunjingnya. Jika tidak terjadi pada dirinya, berarti kamu telah berbuat dusta terhadapnya. (H.R. Muslim dari Aisyah r.a.)
3. Menjauhi Ghibah dalam Kehidupan
Ghibah memiliki dampak yang sangat berbahaya. Allah swt. melarang hamba-Nya menggunjing. Larangan menggunjing membuktikan bahwa Islam menganjurkan umatnya agar menjaga lisan. Betapa banyak perselisihan terjadi disebabkan oleh berita yang tidak benar. Ketenteraman terusik karena perbuatan ghibah. Kejahatan yang disebabkan oleh ghibah sungguh menyakitkan.
Korbannya akan terluka dan merasa dirugikan. Bahkan, rasa sakitnya diibaratkan dengan memakan daging saudaranya yang masih hidup. Pelaku ghibah juga akan terjebak pada perbuatan tercela semisal ujub dan takabur. Oleh karena itu, setiap tindakan yang berpotensi menimbulkan sikap ghibah, baik hati, pikiran, ucapan, maupun sikap harus dijauhi.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghindari ghibah. Kita dapat menghentikan pembicaraan ketika pembicaraan tersebut mengarah pada perbuatan ghibah. Selanjutnya, berzikir
dan beristigfar guna memohon ampun dan perlindungan Allah swt. Selain itu, kita dapat menghindari pembicaraan yang terlalu lama. Pembicaraan yang terlalu lama dapat mengarah pada ghibah.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah tidak berkumpul dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan ghibah. Dengan berusaha untuk menghindari perilaku ghibah kita berharap terhindar dari murka Allah swt.
Ghibah diartikan dengan menggunjing. Artinya, ghibah adalah menyampaikan sesuatu yang terjadi pada seseorang yang jika orang yang dibicarakan tersebut mendengarnya akan merasa tidak suka. Mungkin karena menyampaikan kekurangan pada fisik, akhlak, keturunan, ucapan, dan perbuatan.
Ghibah berarti suka membicarakan keburukan orang lain. Meskipun yang dibicarakan adalah benar, bukan berarti kita boleh menyampaikannya semau sendiri. Terlebih jika hal itu merupakan berita buruk, mestinya segera dicegah agar tidak menyebar kepada khalayak. Mengapa? Dengan berita tersebut, reputasi orang yang digunjing tadi pasti akan jatuh. Ia merasa tidak nyaman karena yang diketahui orang lain tentang dirinya hanyalah perbuatan buruknya. Ia pun menjadi sulit untuk
menjalin hubungan dengan orang lain karena tidak lagi dihargai. Terlebih hingga muncul dampak yang lebih luas, yaitu menjadi akar penyebab terputusnya silaturahmi di antara kita.
2. Contoh Ghibah
Banyak alasan yang menyebabkan seseorang berbuat ghibah. Di antara penyebabnya sebagai berikut.
a. Dendam di dalam hati. Bermula dari rasa dendam, seseorang tidak sadar akan menyampaikan kemarahannya pada saatsaat tertentu.
b. Mendukung atau menyesuaikan pembicaraan orang lain.
Biasanya, ketika berkumpul bersama orang lain kita suka berbasa-basi dan berusaha menyesuaikan diri dengan tema pembicaraan yang sedang dibahas. Oleh karena merasa satu kepedulian, jika orang di sekitar membenci pada sosok yang dicela, kadang kita juga berusaha untuk turut mencelanya.
c. Kekhawatiran akan dicela oleh orang lain sehingga perlu lebih dahulu untuk mencelanya agar mendapatkan dukungan orang lain.
d. Hendak menunjukkan kelebihan diri sendiri dengan mengejek orang lain. Misalnya, seorang anak bernama Marwan berkata, ”Bacaan Al-Qur’an Sani jelek. Ia tidak pantas menjadi pembaca Al-Qur’an pada acara nanti. Saya lebih baik darinya.” Ungkapan ini dapat dipahami bahwa kemampuan Marwan dalam membaca Al-Qur’annya lebih baik daripada Sani. Mungkin Marwan berharap dapat mengganti peran Sani.
e. Rasa dengki atas kesuksesan yang telah diraih orang lain.
Dengki adalah penyakit hati yang ditunjukkan dengan perasaan benci kepada orang lain karena mendapatkan prestasi. Sanjungan, penghargaan, dan pujian diharapkan segera hilang dari orang tersebut.
f. Sekadar bersenda gurau. Mungkin karena berharap ingin mengisi waktu luang kita lebih suka membicarakan kejelekan orang lain. Tujuannya bervariasi, dapat sebagai lelucon semata, bisa juga karena merasa ujub atau berbangga diri.
Contoh perilaku ghibah dapat dilihat dalam uraian berikut.
Saat ulangan harian dilaksanakan, rupanya Ani kurang persiapan. Merasa ada kesempatan ia mencontek buku catatan. Peristiwa itu ternyata diketahui oleh Ria yang duduk di bangku belakang Ani. Pada beberapa kesempatan, kejadian itu, oleh Ria selalu diceritakan kepada teman-temannya, baik pada saat di kantin, ketika bercengkerama di halaman sekolah, maupun pada saat-saat lain. Akibatnya, teman satu kelas pun jadi tahu semua. Malu dan kesal berkecamuk dalam hati Ani karena ulah Ria.
Perilaku ghibah berbahaya bagi kehidupan. Rasulullah melarang keras perbuatan menggunjing, bahkan menyamakannya dengan perbuatan memakan daging saudaranya sendiri. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sabdanya, pada hadis tentang ghibah berikut ini.
Artinya: Dari Abu- Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, ”Tahukah kamu apa itu menggunjing?” Para sahabat menjawab, ”Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau mengatakan, ”Kamu menyampaikan sesuatu yang tidak disukai oleh saudaramu.” Ada
yang bertanya, ”Bagaimanakah jika yang saya sampaikan itu merupakan (kenyataan) yang terjadi
pada diri saudaraku itu?” Nabi saw. berkata: ”Jika yang kamu sampaikan itu benar terjadi pada saudaramu, berarti kamu telah menggunjingnya. Jika tidak terjadi pada dirinya, berarti kamu telah berbuat dusta terhadapnya. (H.R. Muslim dari Aisyah r.a.)
3. Menjauhi Ghibah dalam Kehidupan
Ghibah memiliki dampak yang sangat berbahaya. Allah swt. melarang hamba-Nya menggunjing. Larangan menggunjing membuktikan bahwa Islam menganjurkan umatnya agar menjaga lisan. Betapa banyak perselisihan terjadi disebabkan oleh berita yang tidak benar. Ketenteraman terusik karena perbuatan ghibah. Kejahatan yang disebabkan oleh ghibah sungguh menyakitkan.
Korbannya akan terluka dan merasa dirugikan. Bahkan, rasa sakitnya diibaratkan dengan memakan daging saudaranya yang masih hidup. Pelaku ghibah juga akan terjebak pada perbuatan tercela semisal ujub dan takabur. Oleh karena itu, setiap tindakan yang berpotensi menimbulkan sikap ghibah, baik hati, pikiran, ucapan, maupun sikap harus dijauhi.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghindari ghibah. Kita dapat menghentikan pembicaraan ketika pembicaraan tersebut mengarah pada perbuatan ghibah. Selanjutnya, berzikir
dan beristigfar guna memohon ampun dan perlindungan Allah swt. Selain itu, kita dapat menghindari pembicaraan yang terlalu lama. Pembicaraan yang terlalu lama dapat mengarah pada ghibah.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah tidak berkumpul dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan ghibah. Dengan berusaha untuk menghindari perilaku ghibah kita berharap terhindar dari murka Allah swt.
0 Response to "GHIBAH (Pengertian dan Contoh Ghibah, Hadist Tentang Ghibah)"
Posting Komentar