1. Pengertian Namimah
Namimah sering diartikan dengan mengadu domba. Kadang namimah diartikan juga dengan menghasut, mengumpat, atau mencela. Secara umum sifat ini ditunjukkan dengan berusaha
mengajak seseorang atau kelompok tertentu untuk dipertentangkan dengan pribadi atau kelompok lain. Diharapkan perseteruan itu akan menyebabkan perpecahan sehingga si pengadu domba
nantinya dapat mengambil keuntungan tertentu.
Namimah adalah perilaku tercela yang harus kita hindari. Allah swt. memerintahkan hamba-Nya menghindari perbuatan adu domba. Perhatikan firman Allah swt. berikut ini.
Namimah sering diartikan dengan mengadu domba. Kadang namimah diartikan juga dengan menghasut, mengumpat, atau mencela. Secara umum sifat ini ditunjukkan dengan berusaha
mengajak seseorang atau kelompok tertentu untuk dipertentangkan dengan pribadi atau kelompok lain. Diharapkan perseteruan itu akan menyebabkan perpecahan sehingga si pengadu domba
nantinya dapat mengambil keuntungan tertentu.
Namimah adalah perilaku tercela yang harus kita hindari. Allah swt. memerintahkan hamba-Nya menghindari perbuatan adu domba. Perhatikan firman Allah swt. berikut ini.
Artinya:Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu. (Q.S. al-Hujurat [49]:6)
Dalam sebuah hadis Rasulullah saw. bersabda seperti berikut.
Artinya: Orang yang paling dicintai Allah di antara kamu adalah orang yang paling baik akhlaknya, yang merendahkan bahunya serta mau menjalin dan mau dijalin (dalam ikatan silaturahmi). Dan orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang pergi ke sana kemari dengan menghasut, yang memecah belah persaudaraan serta mencari-cari kesalahan orang yang tidak bersalah. (H.R. Tabrani dari Abu Hurairah r.a.)
2. Contoh Namimah
Dalam sejarah, kita banyak menemukan berbagai dampak dari adu domba ini. Bahkan, dalam sejarah para rasul kita dapat menemukannya. Coba ingat kembali kisah Nabi Lut dan Nabi Nuh. Ternyata, istri kedua nabi ini adalah para penentang dakwah rasul yang suka menfitnah. Dikisahkan, ketika Malaikat Jibril datang bertamu kepada Nabi Lut dengan berubah wujud sebagai manusia, istrinya memberitahukan kepada masyarakat. Akhirnya, masyarakat marah kepada Nabi Lut dan menyuruhnya untuk menyerahkan tamu tersebut kepada mereka. Istri Nabi Nuh a.s. juga melakukan hal yang sama. Ia menghasut masyarakat untuk menolak ajaran Nabi Nuh a.s. Bahkan, ia menganggap suaminya sendiri sebagai orang yang telah gila. Atas sikap adu domba yang dilakukan oleh kedua istri nabi tersebut, Nabi Lut a.s. dan Nabi Nuh a.s. dijauhi oleh kaumnya sendiri. Kaumnya pun membenci dan menolak syariat yang dibawa kedua nabi itu.
Dalam sejarah, kita banyak menemukan berbagai dampak dari adu domba ini. Bahkan, dalam sejarah para rasul kita dapat menemukannya. Coba ingat kembali kisah Nabi Lut dan Nabi Nuh. Ternyata, istri kedua nabi ini adalah para penentang dakwah rasul yang suka menfitnah. Dikisahkan, ketika Malaikat Jibril datang bertamu kepada Nabi Lut dengan berubah wujud sebagai manusia, istrinya memberitahukan kepada masyarakat. Akhirnya, masyarakat marah kepada Nabi Lut dan menyuruhnya untuk menyerahkan tamu tersebut kepada mereka. Istri Nabi Nuh a.s. juga melakukan hal yang sama. Ia menghasut masyarakat untuk menolak ajaran Nabi Nuh a.s. Bahkan, ia menganggap suaminya sendiri sebagai orang yang telah gila. Atas sikap adu domba yang dilakukan oleh kedua istri nabi tersebut, Nabi Lut a.s. dan Nabi Nuh a.s. dijauhi oleh kaumnya sendiri. Kaumnya pun membenci dan menolak syariat yang dibawa kedua nabi itu.
Apakah sikap adu domba masih dapat kita temukan sekarang ini? Coba kamu renungkan. Betapa banyak konflik di antara kita yang biasanya diembuskan oleh orang yang tidak jelas. Konflik tersebut sengaja dinyalakan agar pengadu domba memperoleh keuntungan-keuntungan tertentu.
Namimah atau adu domba sangat berbahaya bagi kehidupan pribadi maupun masyarakat. Di antara bahaya namimah sebagai berikut.
a. Merusak ketenteraman rumah tangga dan masyarakat.
b. Memutus tali silaturahmi yang telah terjalin.
c. Mendapat murka Allah swt.
d. Menyakiti hati orang yang menjadi objek gibah.
e. Menjadi orang yang merugi di akhirat kelak.
a. Merusak ketenteraman rumah tangga dan masyarakat.
b. Memutus tali silaturahmi yang telah terjalin.
c. Mendapat murka Allah swt.
d. Menyakiti hati orang yang menjadi objek gibah.
e. Menjadi orang yang merugi di akhirat kelak.
3. Menjauhi Namimah dalam Kehidupan
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar kita tidak terpengaruh oleh pengadu domba. Hal-hal dimaksud sebagai berikut.
a. Tidak perlu mendengarkan seseorang yang dikenal sebagai pengadu domba, jika ia berusaha menghasut.
b. Hendaknya berusaha mencegah menyebarnya fitnah yang akan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. (Uwes al-Qorni. 1997: halaman 217)
c. Berita yang disampaikan oleh pengadu domba mestinya tidak mengantarkan kita bersikap memata-matai. Terlebih berusaha mencari kesalahan tertentu kepada tertuduh. Hal ini dapat menyebabkan kecurigaan yang dapat menimbulkan perselisihan.
d. Tetap bersikap objektif terhadap siapa saja. Sekalipun kepada orang yang dianggap telah berbuat merugikan, kita dilarang berburuk sangka.
e. Jika merasa terlepas dari hasutan pengadu domba, tidak perlu menceritakan hasutannya kepada orang lain. Misalnya, dengan mengatakan, ”Si A telah menghasut kepadaku tentang begini dan begitu”. Jika menceritakannya, justru kita termasuk orang yang melakukan hasutan baru.
Dengan menjauhi adu domba akan tercipta lingkungan masyarakat yang damai, tenteram, dan terhindar dari perselisihan, serta kecurigaan. Dengan demikian, masing-masing pihak tidak ada yang akan merasa dirugikan.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar kita tidak terpengaruh oleh pengadu domba. Hal-hal dimaksud sebagai berikut.
a. Tidak perlu mendengarkan seseorang yang dikenal sebagai pengadu domba, jika ia berusaha menghasut.
b. Hendaknya berusaha mencegah menyebarnya fitnah yang akan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. (Uwes al-Qorni. 1997: halaman 217)
c. Berita yang disampaikan oleh pengadu domba mestinya tidak mengantarkan kita bersikap memata-matai. Terlebih berusaha mencari kesalahan tertentu kepada tertuduh. Hal ini dapat menyebabkan kecurigaan yang dapat menimbulkan perselisihan.
d. Tetap bersikap objektif terhadap siapa saja. Sekalipun kepada orang yang dianggap telah berbuat merugikan, kita dilarang berburuk sangka.
e. Jika merasa terlepas dari hasutan pengadu domba, tidak perlu menceritakan hasutannya kepada orang lain. Misalnya, dengan mengatakan, ”Si A telah menghasut kepadaku tentang begini dan begitu”. Jika menceritakannya, justru kita termasuk orang yang melakukan hasutan baru.
Dengan menjauhi adu domba akan tercipta lingkungan masyarakat yang damai, tenteram, dan terhindar dari perselisihan, serta kecurigaan. Dengan demikian, masing-masing pihak tidak ada yang akan merasa dirugikan.
0 Response to "Namimah (Pengertian dan Contoh Namimah)"
Posting Komentar