Misi Kerasulan Nabi Muhammad, Bukti Kerasulan Nabi Muhammad, dan Perjuangan Bersama Sahabat Menghadapi Masyarakat Mekah

Nabi Muhammad saw adalah seorang rasul pemimpin dunia terbesar sepanjang sejarah. Karena hanya dalam waktu 23 tahun (kurang dari seperempat abad), beliau telah menghasilkan tiga karya besar yang belum pernah dicapai oleh pemimpin manapun di seluruh dunia sejak Nabi Adam a.s. sampai sekarang. Untuk jelasnya, pada bab ini, kamu akan belajar tentang misi Nabi Muhammad saw. untuk menyempurnakan akhlak, membangun manusia mulia dan bermanfaat. Misi Nabi Muhammad saw. sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat. Selain itu, kamu akan belajar tentang perjuangan Nabi Muhammad saw. dan para sahabat dalam menghadapi masyarakat Mekah.

Misi Kerasulan Nabi Muhammad SAW    Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah SWT memiliki beberapa misi antara lain:
1. Menyempurnakan Akhlak
    Akhlak Nabi Muhammad saw. merupakan acuan yang tidak ada bandingannya. Bukan hanya dipuji oleh manusia, tetapi juga oleh Allah swt.
Hal ini dapat dilihat dalam firman-Nya:
Menyempurnakan Akhlak
Artinya:
“Dan sesunguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung“. (Surah Al-Qalam [68]: 4).
Ketika Aisyah binti Abu Bakar (istri Nabi Muhammad) ditanya tentang akhlak Nabi Muhammad saw., ia menjawab : “Akhlaknya adalah Al-Qur’an “. (H.R. Ahmad dan Muslim).
Akhlak Nabi Muhammad
Artinya:
Diriwayatkan dari Abi Hurairah, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak” (H.R. Ahmad).
    Hadis di atas mengisyaratkan bahwa akhlak merupakan ajaran yang diterima Rasulullah dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi umat yang pada saat itu dalam kejahiliyahan. Pada saat itu, manusia mengagungkan hawa nafsu dan sekaligus menjadi hamba hawa nafsu. Ajaran akhlak yang dibawa Nabi Muhammad tersebut terangkum dalam sebuah hadi£ yang artinya: “Hai Muhammad, beritahu padaku tentang iman, iman yaitu engkau percaya kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, dan hari kebangkitan. Kemudian, Jibril bertanya lagi, hai Muhammad apa yang dimaksud dengan Islam? Islam, yaitu engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan salat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadan, dan menunaikan haji ke Baitullah bila mampu. Kemudian, Jibril bertanya lagi, “Hai Rasulullah apa yang dimaksud dengan ihsan? Ihsan, yaitu engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatnya. Apabila engkau tidak melihatnya, maka Dia pasti melihatmu.” (H. R. Muslim)
    Hadis di atas menjelaskan bahwa misi ajaran akhlak yang dibawa Nabi Muhammad berupa tiga hal, yaitu: iman, Islam, dan ihsan. Ketiganya merupakan proses yang kontinu yang hendaknya dilakukan seorang Muslim. Ini semua tidak hanya merupakan kewajiban bagi seorang Muslim, tetapi juga merupakan pendidikan yang dilakukan seumur hidup guna membentuk akhlak yang baik terhadap Allah swt. dan sesama makhluk. Berdasarkan hadis tersebut, kita dapat mengetahui bahwa tujuan berakhlak itu supaya hubungan kita dengan Allah dan makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis.
2. Membangun Manusia yang Mulia dan Bermanfaat
    Nabi Muhammad saw. memiliki misi mengajarkan tentang persamaan derajat manusia. Nabi Muhammad saw. juga mengajarkan agar penyelesaian masalah tidak boleh dilakukan dengan cara kekerasan, namun harus dilakukan dengan cara-cara yang damai dan beradab. Hal ini tercermin dalam tindakan Nabi Muhammad saw. ketika mendamaikan masyarakat Mekah saat akan meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya. Nabi Muhammad mengajarkan agar manusia bekerja keras untuk dapat memenuhi kebutuhannya, namun ketika menjadi kaya, dia harus mengasihi yang miskin dengan cara menyisihkan sebagian hartanya untuk mereka. Orang yang kuat harus mengasihi yang lemah. Orang tua harus menyayangi anaknya, baik anak itu laki-laki maupun perempuan. Sebaliknya, anak harus menghormati dan berbakti kepada orang tuanya walaupun mereka sudah sangat tua. Ketika antar anggota masyarakat dapat memahami hak dan kewajibannya, saling menghormati, menghargai, dan mengasihi, akan menjadi masyarakat yang damai, aman, tenteram, dan sejahtera. Terbukti, saat ini, keadaan Masyarakat Mekah dan Madinah menjadi masyarakat yang sangat beradab, damai, sejahtera, dan mengalami kemajuan yang pesat. Semua itu diawali dengan ketakwaan mereka kepada Allah dan senantiasa berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad saw.

Bukti-Bukti Nabi Muhammad Diutus Allah Sebagai Seorang Rasul
    Beberapa bukti yang menyakinkan kerasulan Nabi Muhammad SAW adalah sebagi berikut:
1. Rahmat bagi Alam Semesta    Firman Allah swt.:
Bukti-Bukti Nabi Muhammad Diutus Allah Sebagai Seorang Rasul
Artinya:
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Surah Al-Anbiya' [21] : 107)
    Nabi Muhammad diutus oleh Allah swt. sebagai rahmat bagi seluruh alam. Hal ini dapat berarti bahwa nilai-nilai yang dibawa Nabi bertujuan untuk keberkahan, kedamaian, cinta kasih, dan kesejahteraan bagi seluruh makhluk di alam ini.
Bukti bahwa Nabi Muhammad saw. sebagai rahmat bagi alam semesta ini adalah:
a. Memusnahkan segala jenis syirik. Contohnya, menyembah berhala, sihir, dan ramal diganti dengan keimanan kepada Allah swt.
b. Memusnahkan adat tradisi jahiliyah yang menyimpang. Contohnya, membuka aurat, peperang antarsuku, kikir, dan pemarah diganti dengan akhlak yang mulia.
c. Menegakkan sebuah sistem kehidupan yang seluruhnya berdiri di atas tauhid, baik ekonomi, politik, sosial, kemasyarakatan, seni maupun olahraga.
d. Melakukan sebuah perubahan terhadap hati sanubari, pemikiran, dan peraturan hidup umat manusia.
e. Mempersatukan semua ras, semua suku, semua golongan manusia di bawah sebuah sistem yang berlandaskan tauhid.
2. Pembawa Kedamaian, Kesejahteraan, dan Kemajuan Masyarakat
    Agama Islam merupakan agama yang menjadi rahmat bagi manusia. Hal ini bisa kita saksikan sejak zaman permulaan Islam berkembang di Mekah dan Madinah. Tidak ada seorang pun manusia yang dirugikan. Di mana pun Islam berada, pastilah menjadi pelindung bagi masyarakatnya. Begitu juga dengan masyarakat Madinah sebagai pedoman membina kesatuan dan persatuan bangsa bagi penyelenggaraan pembangunan saat ini. Sejak awal, Islam tidak memandang perbedaan etnis. Sebagai anggota bangsa, setiap suku bangsa sepantasnya saling membantu untuk kesejahteraan keseluruhan bangsa. Persatuan dan kesatuan, saling mengamalkan kemampuan masing-masing, dan rasa wajib menolong sesama yang kekurangan adalah modal utama pembangunan Setelah datang dan berkembangnya Islam, masyarakat Madinah bisa merasakan manfaatnya, baik secara individu maupun manfaat yang dirasakan secara berkelompok dan bernegara. Hal ini bisa dirasakan terutama ketika Islam langsung dibawa dan disebarluaskan oleh Rasulullah saw. ke Madinah.
Bukti kerasulan Nabi Muhammad saw. adalah sebagai berikut:
a. Nabi Muhammad saw. seorang Nabi yang menjadi juru damai, seperti pada saat-saat suku bangsa di sekitar Kakbah bertengkar dan hampir saling membunuh. Dengan serempak, mereka meminta Al-Amin menjadi juru damai. Hanya seorang yang sangat cerdaslah mampu mengambil keputusan dengan cepat menggelar sorbannya, mengangkat hajar aswad ke tengah sorbannya dan mempersilakan yang bertengkar mengangkat setiap ujung sorbannya. Beliau, lalu menempatkan Hajar Aswad pada tempatnya. Semua masyarakat merasa puas.
b. Ketika masyarakat Arab menonjolkan keturunan dan sukunya, mereka sering berselisih, bertengkar, dan berperang agar sukunya (kabilah) menjadi yang paling terhormat di antara suku yang lain. Mereka pun sangat membanggakan harta dan tahta, sampai gonta-ganti wanita. Semakin banyak harta dan memiliki banyak budak, semakin mereka merasa mulia. Setelah Nabi Muhammad saw. diangkat menjadi Rasullullah dan mengajarkan bahwa kemuliaan manusia tidak dilihat dari harta, keturunan, kekuatan, tahta serta jabatannya dalam masyarakat. Namun, kemuliaan manusia terletak kepada ketakwaannya kepada Allah swt. dan kemuliaan akhlaknya, baik dalam sikap, perkataan, dan perbuatan.
c. Kemajuan dalam bermasyarakat, seperti mempersaudarakan Muhajirin atau kaum pendatang dengan Ansar (penduduk asli). Mempersatukan dan mempersaudarakan kaum Khas dan Khazraj. Selain itu, mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi di Madinah demi tercapainya hidup berdampingan secara damai, tidak saling mendengki dan tidak saling benci, melainkan melaksanakan agama masing-masing. Tidak saja mengatur soal-soal ibadah dan keimanan, Nabi Muhammad pun mengajarkan tentang kenegaraan, perekonomian, dan kesosialan, yang pelaksanaannya dicontohkan oleh Nabi Muhamamd dengan perbuatan atau dijelaskan dengan perkataan.
Firman Alah swt:
Pembawa Kedamaian, Kesejahteraan, dan Kemajuan Masyarakat
Artinya:
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap ( rahmat ) Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.“ (Surah Al-Ahzab [33]: 21)

Perjuangan Nabi Muhammad SAW dan Sahabat Menghadapi Masyarakat Mekah
     Tiga tahun lamanya, Nabi Muhammad saw. berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Hasilnya, lebih kurang 40 orang menganut agama Islam. Mereka menjadi pengikut Nabi Muhammad yang setia dan rela mempertaruhkan harta benda, bahkan nyawa mereka untuk menegakkan dan membela agama Allah. Akhirnya, turunlah ayat yang memerintahkan Nabi agar menyampaikan dakwah secara terang-terangan kepada segenap lapisan masyarakat.Mula-mula, yang diserunya kaum kerabatnya dari Bani Hasyim. Disampaikan oleh beliau kepada mereka apa yang diperintahkan Allah. Akan tetapi, mereka membangkang dan marah kepada Nabi. Demikian pula keadaan ketika Nabi menyampaikannya kepada kaum Quraisy lainnya. Mereka menyambut dengan ejekan dan cemoohan. Abu jahal dan paman Nabi Muhammad sendiri, Abu Lahab, adalah pemimpin dan gembong Quraisy yang sekuat daya menentang dan berusaha mematahkan agama Islam. Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. tidak langsung diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu, dalam mendakwahkan ajaran Islam, sangat hati-hati dan yang diutamakan adalah para sahabat dan keluarga terdekatnya terlebih dahulu. Orang-orang Quraisy menolak agama Islam disebabkan beberapa hal.  Pertama, ajaran-ajarannya bertentangan dengan kepercayaan yang mereka warisi dari nenek moyang mereka turun temurun. Kedua, dengan diterimanya agama Islam, kedudukan mereka yang tinggi selama ini akan jatuh merosot. Ketiga, keuntungan yang mereka peroleh dari perdagangan patung dan lainnya akan luput dari tangan mereka. Tidaklah heran kalau mereka itu menentang Islam dan merintanginya secara mati-matian. Mula-mula, mereka meminta kepada Abu Talib agar melarang keponakannya menyiarkan agama itu. Karena usaha Abu Talib tidak berhasil, mereka pun menggunakan kekerasan di luar batas perikemanusiaan, baik terhadap sahabat-sahabat Nabi maupun terhadap diri Nabi Muhammad saw.
       Berbagai macam siksaan mereka lakukan kepada Nabi. Ia pernah dilempari dengan batu dan najis, dipukul dan diludahi mukanya, bahkan ada yang hendak mencekik lehernya. Sahabat-sahabat Nabi pun tak luput dari siksaan. Sewaktu Umayya ibnu Khalaf mengetahui bahwa budak hi tamnya yang bernama Bilal ibnu Rabah masuk Islam, ia sangat marah. Bilal disiksa tanpa diberi makan dan minum. Kemudian, Bilal ditelentangkan di pasir yang panas. Dadanya ditindih dengan batu sehingga dia sukar untuk bergerak. Sebagai muslim yang taat, Bilal tetap tabah dan tidak goyah imannya kepada Allah swt. Namun, akhirnya Abu Bakar menyelamatkan dan membebaskan Bilal dari siksaan Umayya. Bilal dibeli dan dimerdekakan oleh Abu Bakar, Setelah kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy tidak berhasil, mereka mengatur siasat lain, yaitu mendekati dan membujuk Nabi Muhammad. Mereka mengirim utusan kepada Nabi dan menawarkan apa yang diingininya, seperti harta, pangkat, kedudukan, bahkan wanita-wanita cantik untuk jadi isterinya. Semua ditolak oleh Nabi, bahkan kepada pamannya, Abu Talib, Nabi mengatakan : “Demi Allah, wahai Pamanku! Seandainya mereka letakkan bulan di tangan kiriku dan matahari di tangan kananku dengan maksud agar aku menghentikan tugasku, aku tidaklah akan meninggalkannya, sampai usahaku berhasil atau aku binasa karenanya.”
       Setelah bujukan-bujukan gagal, orang-orang Quraisy kembali melakukan kekerasan kepada kaum Muslimin. Itulah sebabnya, Nabi menyuruh mereka hijrah ke Habsyi (Ethiopia) sampai dua kali untuk menyelamatkan diri. Nabi sendiri bersama sahabat-sahabatnya yang lain tetap menjalankan tugas di Mekah sekalipun mengalami berbagai kesulitan. Usaha orang-orang Quraisy selalu kandas. Bahkan sebaliknnya, agama Islam semakin berkembang. Mereka pun semakin marah dan mengambil tindakan yang lebih kejam. Mereka membuat perjanjian sepihak bahwa seluruh kaum kerabat Nabi dari Bani Hasyim dan Bani Muthallib, baik yang telah menganut Islam maupun yang belum, kecuali Abu Lahab, diboikot dan diasingkan. Tidak seorang pun dibolehkan mengadakan hubungan dengan mereka, baik untuk berjual beli, memberi bantuan maupun melakukan perkawinan.
       Perjanjian itu mereka tulis di atas sahifah atau plakat, lalu mereka gantungkan di Kakbah. Mereka bersumpah tidak akan mencabut sebelum Nabi Muhammad diserahkan ke tangan mereka. Akan tetapi, Muhammad tak juga diserahkan. Akibatnya, mereka terpaksa disingkirkan ke lembah-lembah dan hidup dari pucuk-pucuk dan urat-urat kayu. Tiga tahun lamanya kaum Muslimin menderita akibat perjanjian sahifah itu. Akhirnya, datanglah pertolongan Allah. Pemuka-pemuka Quraisy merasa kasihan dan tidak sampai hati melihat penderitaan kaum Muslimin hingga pengasingan itu mereka batalkan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Misi Kerasulan Nabi Muhammad, Bukti Kerasulan Nabi Muhammad, dan Perjuangan Bersama Sahabat Menghadapi Masyarakat Mekah"

Posting Komentar