Pengertian dan Tata Cara Pelaksanaan Sholat Ied, Sholat Istisqa, dan Sholat Gerhana

Pengertian dan tata cara sholat yang akan kita pelajari saat ini adalah sholat-sholat yang dilaksanakan secara berjamaah, diantaranya yaitu sholat ied, sholat istisqa, dan sholat gerhana. 
1. Sholat ied
Pengertian sholat ied
    Sholat ied adalah sholat yang dilaksanakan ketika hari raya idul fitri ataupun idul adha. Setiap tanggal 1 Syawal kita merayakan hari raya Idul Fitri, demikian pula pada tanggal 10 Zulhijah kita merayakan hari raya Idul Adha. Pada kedua hari raya tersebut, kita disunahkan untuk mengerjakan sholat sunah yang dikenal dengan nama sholat sunah id. (Sulaiman Rasyid, 1995: halaman 135)
Melaksanakan sholat ied memiliki tujuan tertentu. sholat idul Fitri dikerjakan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah dan menutup ibadah Ramadan. sholat sunah Idul Adha dimaksudkan sebagai bentuk syukur atas keberhasilan jamaah haji melaksanakan ibadah haji.
pengertian dan tata cara sholat ied
Tata Cara Pelaksanaan
    Sholat ied dikerjakan pada waktu duha, yaitu pada pagi hari setelah terbitnya matahari (lebih kurang setengah jam setelah terbitnya matahari) sampai sebelum zawal (tergelincir matahari/condong ke arah barat tanda masuknya waktu sholat Zuhur). Untuk tempat pelaksanaan sholat ied, di kalangan ulama terdapat perbedaan pendapat. Jumhur ulama berpendapat lebih utama dikerjakan di lapangan terbuka, kecuali jika ada halangan seperti hujan atau daerah tersebut tidak memiliki lapangan terbuka. Kalangan Mazhab Syafi’i berpendapat lain, yaitu lebih utama di masjid. Alasannya, di tempat tersebut lebih terhormat dan lebih bersih
daripada lapangan terbuka, kecuali jika masjid tidak mampu menampung jamaah.
Terdapat perbedaan pendapat tentang tata cara pelaksanaan sholat id, khususnya tentang jumlah takbirnya. Ada yang berpendapat tujuh kali takbir pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua, ada pula yang berpendapat enam kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua.
Untuk urutan tata cara pelaksanaan sholatnya, sebagai berikut.
1. Berdiri menghadap kiblat.
2. Berniat melaksanakan sholat ied.
3. Takbiratul ihram.
4. Membaca doa iftitah.
5. Takbir, dilanjutkan dengan membaca Surah al-Fatihah [1] dan surah pilihan.
6. Rukuk.
7. Sujud.
8. Duduk di antara dua sujud.
9. Sujud.
10. Berdiri untuk rakaat kedua dan takbir dilanjutkan dengan gerakan seperti rakaat pertama.
11. Tasyahud.
12. Salam.
13. Mendengarkan khotbah.
    Selain mengerjakan ketentuan sholat ied sesuai dengan syarat dan rukunnya, kita perlu mengerjakan amalan sunah, yaitu dengan memperbanyak takbir dan zikir sebelum sholat, membersihkan anggota badan, membaca takbir sepanjang perjalanan menuju tempat sholat, bersedekah kepada fakir miskin, dan melakukan syiar dengan memperlihatkan kegembiraan menyambut hari raya.

2. Sholat Istisqa
Pengertian Sholat Istisqa
    Sholat istisqa adalah sholat yang dilakukan ketika umat muslim dilanda kekeringan sebagai bentuk pengharapan pada turunnya hujan. Menurut jumhur ulama, hukum melaksanakan sholat istisqa adalah sunah muakkad. Berkaitan dengan sholat istisqa terdapat hadis Rasulullah yang artinya:
Dari Anas bin Malik r.a., ia berkata: ”Bahwasanya Rasulullah saw. beristisqa, lalu beliau mengisyaratkan kedua telapak tangannya ke langit.” (H.R. Muslim)
Tata Cara Pelaksanaan
    Sholat istisqa dilaksanakan dua rakaat secara berjamaah di lapangan terbuka, tanpa azan dan iqamah. Menurut jumhur ulama, bacaan dalam sholat istisqa adalah jahr (dibaca dengan suara keras) seperti sholat ied. Untuk waktu pelaksanaan sholat istisqa tidak ada ketetapannya. sholat istisqa boleh dilaksanakan kapan pun, kecuali pada waktu tidak dibolehkan melaksanakan sholat, seperti waktu terbitnya matahari, waktu matahari di tengah-tengah langit, dan waktu terbenamnya matahari.
Tentang cara pelaksanaan sholat istisqa, jumhur ulama berpendapat harus secara berjamaah dengan dua kali khotbah sebelum sholat dikerjakan. Ada beberapa hal yang dianjurkan dalam pelaksanaan sholat istisqa, yaitu sebagai berikut.
1. Jamaah dianjurkan untuk bertobat dari segala perbuatan tercela yang telah mereka lakukan. Jamaah juga dianjurkan agar senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan berbagai amal kebajikan.
2. Imam bersama-sama jamaah menuju lapangan terbuka untuk melaksanakan sholat tersebut selama tiga hari berturut-turut.
3. Jamaah yang akan melaksanakan sholat istisqa tersebut sebelumnya dianjurkan membersihkan jasmani, seperti memotong kuku dan menggosok gigi.
4. Rombongan jamaah agar berjalan dengan penuh tunduk dan khusyuk serta memakai pakaian yang sederhana.
5. sholat istisqa dilaksanakan di lapangan terbuka.
6. Berdoa dan meminta ampun kepada Allah sebanyak-banyaknya.
7. Jika petir telah muncul, seluruh jamaah dianjurkan bertasbih.
8. Dianjurkan mengajak seluruh ulama dan cendekiawan yang ada di daerah tersebut untuk melaksanakan sholat istisqa. (Sulaiman Rasyid, 1995: halaman 141–142)

3. Sholat Gerhana
Pengertian Sholat Gerhana
    Sholat Gerhana / khusuf yaitu sholat yang dianjurkan kepada umat Islam ketika terjadinya gerhana bulan. sholat kusuf yaitu sholat yang dianjurkan untuk dilaksanakan ketika terjadinya gerhana matahari. sholat ini perlu dikerjakan untuk menunjukkan kebesaran Allah dan lemahnya manusia di hadapan-Nya. Hukum sholat gerhana adalah sunah muakkad. sholat gerhana matahari dan bulan dianjurkan untuk dilaksanakan oleh seluruh umat Islam, baik dalam keadaan bermukim maupun ketika dalam perjalanan, baik laki-laki maupun perempuan. Waktu pelaksanaan sholat gerhana matahari maupun gerhana bulan adalah ketika terjadinya gerhana tersebut.
Pengertian dan Cara Sholat Gerhana
Tata Cara Pelaksanaan
    Terdapat perbedaan pendapat ulama berkaitan dengan tata cara pelaksanaan sholat gerhana. Menurut jumhur ulama, sholat gerhana dilaksanakan dua rakaat dan pada setiap rakaat dua kali berdiri, dua kali rukuk, dua kali membaca ayat, dan dua kali sujud.
Tata urutan pelaksanaan sholat gerhana sebagai berikut.
1. sholat khusuf dilaksanakan sebanyak dua rakaat.
2. Berniat mengerjakan sholat khusuf.
3. Berdiri dan melakukan takbiratul ihram.
4. Membaca doa iftitah dilanjutkan Surah al-Fatihah[1].
5. Membaca ayat-ayat Al-Quran, lebih utama yang jumlah ayatnya panjang.
6. Rukuk dengan waktu yang hampir sama dengan waktu berdirinya.
7. Berdiri kembali dengan membaca Surah al-Fatihah[1] dan surah Al-Qur’an yang lebih pendek dibandingkan dengan berdiri yang pertama.
8. Rukuk dengan waktu yang hampir sama dengan ketika berdiri.
9. Iktidal.
10. Sujud.
11. Duduk di antara dua sujud.
12. Kembali berdiri untuk melaksanakan rakaat kedua.
13. Untuk rakaat kedua sama seperti pada rakaat pertama, dilanjutkan dengan tasyahud dan mengucapkan salam. (Sulaiman Rasyid, 1995: halaman 138–140)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengertian dan Tata Cara Pelaksanaan Sholat Ied, Sholat Istisqa, dan Sholat Gerhana"

Posting Komentar