Surah Ali-Imran Ayat 159 Tentang Musyawarah (Ayat, Terjemahan, Isi Kandungan, dan Hukum Bacaan Pada Surah Ali-Imran 159)

Surah Ali-Imran ayat 159 adalah ayat dalam Al-Quran yang telah memberi tuntunan kepada kita tentang tata cara bermusyawarah. Berikut ini adalah ayat dan terjemahan dari surah ali-Imran ayat 159:
Surah Ali-Imran Ayat 159
Terjemahan
    Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu, maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyarawahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal. (Q.S. Ali-Imran [3]: 159)

Kandungan Surah Ali-Imran Ayat 159 
    Surah Ali-Imran [3] ayat 159 membahas tentang tata cara melakukan musyawarah. Jika dirunut dari asbabun nuzulnya, ayat ini diturunkan sebagai teguran terhadap sikap para sahabat Rasulullah saw. yang telah menyepakati keputusan musyawarah dalam menerapkan strategi Perang Uhud, tetapi mereka melanggar kesepakatan tersebut. Oleh karena sikap melanggar dari keputusan musyawarah, dalam Perang Uhud, kaum muslimin menjadi sulit mengalahkan musuh Rasulullah sebagai pemimpin sering mengajak para sahabat untuk
menyelesaikan masalah. Misalnya dalam mengatur strategi memenangkan perang, menyelesaikan tahanan perang, dan menentukan tempat ibadah. Dalam menyelesaikan suatu persoalan, jika tidak mendapat petunjuk wahyu dari Allah, Rasulullah melakukannya dengan cara mengajak bermusyawarah.
    Rasulullah saw. meminta pendapat kepada para sahabat untuk memutuskan perkara keduniaan. Adapun untuk urusan akidah dan ibadah, Rasulullah tidak meminta pendapat para sahabat. Urusan akidah dan ibadah merupakan ketentuan yang terperinci dari Allah dan harus kita taati sehingga tidak perlu dimusyawarahkan.
Ketentuan bermusyawarah sebagaimana dibahas dalam Surah Ali-Imran [3] ayat 159 sebagai berikut.
1. Lapang Dada
    Ketika bermusyawarah kita dilarang bersikap kasar, tetapi harus lapang dada. Dengan kelapangan dada, kita menjadi bijak dalam memutuskan sesuatu. Sikap lapang dada dapat dibuktikan dengan mau menerima terhadap perbedaan pendapat dan harus ikhlas jika pendapatnya ternyata ditolak.
Kandungan Surah Ali-Imran Ayat 159
2. Saling Memaafkan
    Perbedaan pendapat kadang menimbulkan perselisihan. Akan tetapi, perselisihan tidak harus menyebabkan kita saling bersitegang yang dapat mengancam silaturahmi. Perbedaan atau perselisihan pendapat harus berujung pada sikap saling memahami. Dalam ayat ini secara tegas diingatkan untuk fa‘fu ‘anhum yang berarti maafkanlah.
3. Bersikap Terbuka
    Ketika bermusyawarah kita harus bersikap terbuka untuk menerima pendapat yang terbaik. Jika pendapat yang kita sampaikan ternyata keliru, merugikan, kurang efektif, atau bahkan berbahaya, kita dianjurkan untuk terbuka menyadarinya. Misalnya dalam perintah yang terkandung dalam lafal wastagfirlahum.
4. Melengkapinya dengan Bertawakal
    Musyawarah seharusnya merupakan keputusan terbaik karena dihasilkan dari pemikiran dan pertimbangan bersama. Keputusan musyawarah juga harus tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Al-Qur’an dan hadis. Selanjutnya, jika keputusan tersebut telah ditetapkan, kita dianjurkan bertawakal kepada Allah, yaitu dengan berkomitmen bersama untuk menindaklanjuti keputusan musyawarah secara konsisten. Musyawarah harus tetap mengacu pada petunjuk Allah dalam Al-Qur’an dan hadis nabi. Sebagus apa pun keputusan musyawarah menurut ukuran akal, tetap tidak boleh dilaksanakan jika bertentangan dengan aturan Al-Qur’an dan hadis. Hal ini berbeda dengan sistem demokrasi yang tidak berlandaskan pada aturan Al-Qur’an dan hadis. Dalam sistem demokrasi, setiap keputusan yang telah disepakati bersama harus dipatuhi, meskipun bertentangan dengan Al-Qur’an dan hadis.

Hukum Bacaan Tajwid Surah Ali-Imran Ayat 159 
    Surah Ali-Imran [3] ayat 159 di atas terdapat beberapa hukum bacaan tajwid, di antaranya sebagai berikut.
1. Idgam Bigunnah
    Hukum bacaan idgam bigunnah terjadi apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf idgam bigunnah, yaitu ya', nun, mim, dan wawu. Cara membacanya dengan melebur bunyi nun mati atau tanwin tersebut pada salah satu dari keempat huruf idgam bigunnah dengan dengung. Pada ayat di depan misalnya yang terdapat pada lafal berbunyi:
Hukum Bacaan Idgam Bigunnah Surah Ali-Imran Ayat 159
2. Izhar Syafawi
    Hukum bacaan izhar syafawi terjadi apabila ada mim mati bertemu dengan huruf hijaiah, selain ba dan mim. Cara membacanya harus jelas. Pada Surah Ali-Imran [3] ayat 159 misalnya yang terdapat pada lafal:
Hukum Bacaan Izhar Syafawi Surah Ali-Imran Ayat 159
Itulah tadi bahasan mengenai surah ali-Imran ayat 159, baca juga kandungan surah lain, semoga bermanfaat ☺☺☺

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Surah Ali-Imran Ayat 159 Tentang Musyawarah (Ayat, Terjemahan, Isi Kandungan, dan Hukum Bacaan Pada Surah Ali-Imran 159)"

Posting Komentar