Fungsi Tata Rias dalam Pertunjukan (Langkah Efektif dalam Menata Rias Teater)

Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah menjadi lebih sempurna. Tata rias dalam teater mempunyai arti lebih spesifik, yaitu seni mengubah wajah untuk menggambarkan karakter tokoh. Tata Rias dalam teater bermula dari pemakaian kedok atau topeng untuk menggambarkan karakter tokoh. Contohnya, teater Yunani yang memakai topeng lebih besar dari wajah pemain dengan garis tegas agar ekspresinya dapat dilihat oleh penonton. Beberapa teater primitif menggunakan bedak tebal yang biasa dibuat dari bahan-bahan alam, seperti tanah, tulang, tumbuhan, dan lemak binatang.

Fungsi Tata Rias Pertunjukan

Fungsi tata rias dalam pertunjukan teater adalah menyempurnakan penampilan wajah, menggambarkan karakter tokoh peran, memberikan efek gerak pada ekspresi pemain, menegaskan garis wajah sesuai karakter tokoh peran, dan menambah aspek dramatik lakon.

1. Fungsi Tata Rias dalam Menyempurnakan penampilan wajah

Wajah seorang pemain/aktor memiliki kekurangan yang bisa disempurnakan dengan mengaplikasikan tata rias. Seorang pemain, misalnya, memiliki hidung yang kurang mancung, mata yang tidak ekspresif, bibir yang kurang tegas, dan sebagainya. Tata rias bisa menyempurnakan kekurangan tersebut sehingga muncul kesan hidung tampak mancung, mata menjadi lebih ekspresif, dan bibir bergaris tegas. Penyempurnaan wajah dilakukan pada pemain yang secara fisik telah sesuai dengan tokoh yang dimainkan. Misalnya, seorang remaja memerankan siswa sekolah. Tata rias tidak perlu mengubah usia, tetapi cukup menyempurnakan dengan mengoreksi kekurangan yang ada untuk disempurnakan.
Fungsi Tata Rias dalam Menyempurnakan penampilan wajah

2. Menggambarkan karakter tokoh peran

Tata rias dalam kaitannya dengan karakter tokoh peran berfungsi melukiskan watak tokoh dengan mengubah wajah pemeran menyangkut aspek umur, ras, bentuk wajah dan tubuh. Karakter wajah merupakan cermin kejiwaan dan latar sosial tokoh yang hadir secara nyata. Misalnya, seorang yang optimis digambarkan dengan tarikan sudut mata cenderung ke atas. Sebaliknya, tokoh yang pesimistis cenderung memiliki karakter garis mata yang menurun. Tata rias memiliki kemampuan dalam mengubah sekaligus menampilkan karakter yang berbeda dari seorang pemeran.

3. Memberikan efek gerak pada ekspresi pemain

Tata rias sangat diperlukan untuk menampilkan dimensi wajah pemain. Tata rias memberikan penegasan garis-garis wajah karakter tokoh peran, sehingga saat berekspresi muncul efek gerak yang tegas dan dapat ditangkap oleh penonton. Seorang penata rias harus mencermati gerak ekspresi wajah untuk menentukan garis yang akan dibuat.

4. Berfungsi Menegaskan garis wajah sesuai karakter tokoh peran

Dalam menampilkan wajah sesuai dengan karakter tokoh peran membutuhkan garis baru yang membentuk wajah baru. Fungsi garis tidak sekedar menegaskan, tetapi juga menambahkan sehingga terbentuk tampilan yang berbeda dengan wajah asli pemain. Misalnya, seorang remaja yang memerankan seorang yang telah berumur 50 tahun. Wajah perlu ditambahkan garis-garis kerutan sesuai wajah seorang yang berusia 50 tahun. Seorang yang berperan menjadi tokoh binatang, maka perlu membuat garisgaris baru sesuai dengan karakter wajah binatang yang diperankan.

5. Menambah aspek dramatik lakon

Jalinan peristiwa dalam pementasan teater selalu tumbuh dan berkembang. Tokoh-tokoh peran mengalami berbagai peristiwa sehingga terjadi perubahan dan penambahan tata rias. Misalnya, seorang tokoh peran tertusuk belati, tertembak atau tersayat wajahnya, maka dibutuhkan tata rias yang memberikan efek sesuai dengan kebutuhan. Tata rias bisa memberikan efek dramatik dari peristiwa-peristiwa yang terjadi dengan menciptakan efek tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Tata rias juga berfungsi Menambah aspek dramatik lakon



Langkah-Langkah Menata Rias Pertunjukan yang Efektif

Penataan rias membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tergantung dari jumlah pemain dan tingkat kesulitan pekerjaan. Pengubahan karakter wajah pemain menjadi karakter wajah tokoh peran terkadang memerlukan waktu dan tempat tersendiri. Oleh karena tahapan atau langkah-langkah menata rias perlu ditentukan agar memudahkan pekerjaan. Langkah menata rias yang efektif adalah persiapan, perencanaan, persiapan tempat, kesiapan bahan dan alat, kesiapan pemain, kesiapan desain, dan merias.
a) Persiapan
Persiapan merupakan tahapan yang penting dalam praktek tata rias. Seorang penata rias perlu melakukan persiapan berupa perencanaan, persiapan tempat, bahan dan peralatan, serta persiapan pemain.

b) Perencanaan
Perencanaan dimulai dengan diskusi dengan sutradara, pemain, dan penata artistik yang lain. Penata rias mencatat masukanmasukan dari sutradara terkait dengan tata rias. Catatan sutradara sebagai masukan bagi penata rias untuk membuat desain atau rancangan.

c) Persiapan Tempat
Tempat merias memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan sebuah hasil kerja tata rias. Hal yang perlu diperhatikan terkait dengan tempat adalah perlengkapan tempat rias. Tempat rias idealnya memiliki cermin yang dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Cermin yang dibutuhkan untuk tata rias setidaknya berukuran relatif besar sehingga mampu menangkap bagian tubuh dan wajah pemain secara utuh. Cermin idealnya juga terpasang di almari kabinet yang memiliki tempat untuk meletakkan bahan dan peralatan tata rias. Kursi yang dibutuhkan idealnya adalah kursi hidrolik yang bisa diputar dan dinaik-turunkan secara otomatis sehingga penata rias tidak perlu membungkuk atau berpindah tempat.

Perlengkapan lain yang harus dikontrol oleh penata rias adalah ketersediaan tata cahaya yang memadai. Idealnya terdapat lampu yang dipasang secara frontal pada sisi kanan dan kiri cermin. Lampu penerangan yang sifatnya umum, idealnya dipasang di langit-langit atas di belakang meja rias. Apabila penerangan kurang memadai, maka penata rias bisa minta pada bagian yang bertanggung jawab untuk memasang cahaya tambahan. Hal ini penting karena berpengaruh langsung pada warna tata rias.

d) Kesiapan Bahan dan Alat
Seorang penata rias harus tahu bahan apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan kerjanya. Bahan-bahan harus disiapkan dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan. Misalnya, untuk suatu pementasan menangani 8 pemain, maka diperhitungkan kebutuhan kapas, pembersih, shadow, dan sebagainya. Demikian juga peralatan yang dibutuhkan. Bahan dan peralatan ditata sedemikian rupa dan harus diketahui secara persis tempatnya agar saat praktek tidak disibukkan dengan mencari bahan atau alat yang harus digunakan.

Seorang penata rias harus bisa mengukur berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Termasuk menghitung berapa waktu yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan seorang pemain untuk siap dirias. Persiapan seorang pemain dapat dipaparkan sebagai berikut.

e) Kesiapan Desain
Desain adalah rancangan berupa gambar atau sketsa sebagai dasar penciptaan. Membuat desain pada dasarnya adalah menuangkan gagasan dalam bentuk gambar atau sketsa. Proses tata rias memerlukan desain sebelum bahan-bahan kosmetik diaplikasikan pada wajah pemain. Desain mempermudah kerja penata rias dengan hasil yang maksimal. Membuat desain merupakan tata cara kerja yang perlu ditradisikan.

f) Merias
Desain tata rias pada akhirnya diaplikasikan kepada pemeran. Seorang penata rias bekerja berdasarkan desain yang telah dibuat. Seorang penata rias bisa menyerahkan sebagian pekerjaannya pada seorang asisten dengan tetap berpedoman pada desain. Penata rias melakukan kontrol dan penyempurnaan agar hasil yang dicapai sebagaimana yang diharapkan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Fungsi Tata Rias dalam Pertunjukan (Langkah Efektif dalam Menata Rias Teater)"

Posting Komentar