Keadaan Geografis Masyarakat Arab Sebelum Islam (Pra Islam)

Keadaan Geografis Masyarakat Arab Pra Islam - Secara geografis, menurut sejarawan Syalabi, jazirah Arab dibagi ke dalam dua wilayah, yaitu bagian tengah dan bagian pinggiran. Bagian tengah terdiri dari gurun dan bukit pasir serta beberapa pegunungan yang tidak begitu tinggi hingga hujan tidak banyak turun. Akibatnya penduduk hidup berpindah–pindah dari satu tempat ke tempat yang lain mengikuti turunnya hujan dan mencari tanah yang subur guna menghidupi unta dan ternaknya. Karena itu mereka disebut masyarakat nomaden. 

Dengan tipologi geografis seperti ini orang Arab merupakan suatu kelompok yang susah untuk mengembangkan kebudayaannya. Bagian pinggiran merupakan bagian maritim, karena itu penduduknya tidak nomaden, sehingga mereka bisa mengembangkan kebudayaannya jauh lebih memungkinkan dibandingkan dengan masyarakat Badui yang nomaden, misalnya mereka dapat mendirikan kota dan kerajaan. Kerajaannya yang besar di antaranya adalah Yaman dan Hijaz. Di wilayah Hijaz inilah Islam dilahirkan.

Keadaan Geografis Masyarakat Arab Sebelum Islam - Pra Islam

Wilayah Arab
Arabia merupakan wilayah padang pasir yang terletak di bagian barat daya Asia. Arabia adalah padang pasir terluas dan tergersang di dunia. Luas wilayahnya 120.000 mil persegi yang berpenduduk rata-rata 5 jiwa setiap mil perseginya. Arabia merupakan wilayah strategis dalam peta dunia zaman kuno, ketika benua Australia dan Amerika belum dikenal orang, karena letaknya berada pada posisi pertemuan tiga benua yaitu Asia, Eropa, dan Afrika. Wilayah bagian utara, Arabia berbatasan dengan lembah gurun Syria, sebelah timur berbatasan dengan dataran tinggi Persia, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan laut Merah.

Penyebab disebutnya Jazirah Arab adalah karena dikeliningi laut pada ketiga sisinya maka disebut “Jazirah Arabia” (kepulauan Arabia).

Wilayah Arabia terbagi menjadi beberapa provinsi, seperti provinsi Hijaz, Najd, Yaman, Hadramaut, dan Oman. Semua provinsi tersebut menempati posisi yang sangat penting dalam lintasan sejarah Islam. Makkah, Madinah, dan Thaif merupakan tiga kota besar di provinsi Hijaz. Bagian utara Arabia merupakan wilayah yang tandus. Sepertiga lebih dari wilayah ini berupa padang pasir. Wilayah padang pasir yang besar adalah Ad-Dahna yang terletak di pertengahan wilayah utara. Adapun bagian selatan Arabia merupakan wilayah subur yang padat penduduknya. Mata pencaharian mereka adalah bertani dan berdagang. Hadramaut dan Yaman merupakan wilayah tersubur di Arabia Selatan.

Keadaan Iklim Arab
Karena Kondisi Geografis yang digambarkan sebelumnya maka suhu udara atau iklim Arabia sangat panas dan kering kecuali sebagian wilayah pesisir dan lembah-lembah yang berair. Pada umumnya masyarakat Arabia berjiwa keras dan memiliki kesehatan yang prima, untuk dapat bertahan dari keadaan iklim yang sangat ekstrim. Meskipun wilayah Arabia dikelilingi lautan pada ketiga sisinya, namun wilayah ini nyaris tidak mempunyai sungai, jika ada hanyalah sungai kecil yang tidak dapat berfungsi sebagai sarana pelayaran. Andaikan cukup curah hujan maka sudah pasti wilayah ini sangat subur untuk menghasilkan kopi, kurma, gandum, dan buah-buahan lainnya.


Tanaman dan Hasil Pertanian Arab
Kurma merupakan tanaman primadona di wilayah Arabia. Ia sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, baik mereka yang kaya maupun miskin. Sebab tanpa pohon kurma maka kehidupan di padang pasir akan semakin terasa sangat menderita. Pohon kurma sendiri di tanah Arabia memiliki banyak kegunaan. Buahnya merupakan makanan tetap masyarakat Arabia, bijinya sebagai persediaan untuk makanan unta, sarinya yang dicampur dengan susu merupakan minuman yang khas bagi masyarakat Badui, batang kayunya digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan memasak, sedangkan daunnya digunakan untuk membuat atap rumah, kemudian serabut pada dahannya digunakan sebagai tali tambang. Karena itu, pohon kurma selalu menjadi pujaan dan impian orang-orang Badui yang sepanjang kehidupan mereka kekurangan air dan buah-buahan.

Pada wilayah-wilayah pesisir pantai banyak menghasilkan buah dan sayu-sayuran. Yaman merupakan wilayah tersubur di Arabia yang menghasilkan gandum dan kopi. Pertanian mereka menggunakan sistem tadah hujan. Sementara itu, jagung dan padi tumbuh subur di beberapa wilayah di Oman. Sedangkan di Hadramaut dan Mahra utamanya menghasilkan palawija. Hasil-hasil pertanian inilah yang menjadi komoditas perdagangan di Arabia.

Baca juga: Kebudayaan, Adat, dan Sosial Masyarakat Arab Pra Islam (Sebelum Islam)


Hewan Ternak dan Hewan Perang Arab
Unta, kuda, biri-biri, dan kambing merupakan binatang peliharaan yang umum di Arabia. Diantara binatang tersebut, unta adalah binatang yang berharga. Karena unta adalah hewan yang digunakan sebagai transportasi padang pasir. Selain sebagai alat transportasi unta juga digunakan sebagai alat tukar di lingkungan Arabia. Mahar seorang gadis, denda pembunuhan, taruhan dalam perjudian, kekayaan seorang Syaikh dihitung dengan jumlah unta yang dimiliki. Dengan kata lain bahwa unta merupakan hewan yang sangat dekat dengan masyarakat Badui, layaknya pohon kurma yang memiliki berbagai manfaat. Unta pun juga demikian, dari susu, kulit, dan dagingnya semua dapat dimanfaatkan. Bagi orang Badui, kulit unta juga digunakan sebagai tenda-tenda sebagai tempat pemukiman sementara dalam perjalanan.

Sedangkan kuda, bagi mereka dapat bermanfaat untuk mengadakan penyerangan dengan geraknya yang begitu cepat; untuk berolahraga dan perburuan. Serbuan dengan mengendarai kuda dapat berlangsung secara cepat dan tiba-tiba. Kuda juga dapat memberikan keuntungan dalam penyerangan, terutama dalam memperebutkan padang rumput.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Keadaan Geografis Masyarakat Arab Sebelum Islam (Pra Islam)"

Posting Komentar