Riwayat & Silsilah Sunan Drajad | Jiwa Sosial dan Sistem Dakwah Sunan Drajad

Riwayat dan Silsilah Sunan Drajat

Sunan Drajat yang lahir dengan nama Raden Qasim, diperkirakan lahir pada 1470 Masehi. Sunan Drajat adalah putra bungsu Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila. Garis nasab Sunan Drajat sama dengan Sunan Bonang yakni berdarah Champa-Samarkand Jawa karena Sunan Ampel, ayahandanya adalah putra Ibrahim Asmarakandi.

Kepribadian Sunan Drajat

Sunan Drajat bernama kecil Raden Syarifuddin atau Raden Qosim putra Sunan Ampel yang terkenal cerdas. Setelah pelajaran Islam dikuasai, ia mengambil tempat di Desa Drajat wilayah Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan sebagai pusat kegiatan dakwahnya sekitar abad XV dan XVI Masehi. Ia memegang kendali keprajaan di wilayah perdikan Drajat sebagai otonom kerajaan Demak selama 36 tahun.

Apakah Sunan Drajat dikenal dengan ulama berjiwa sosial tinggi, jelaskan?
Ia sebagai Wali penyebar Islam yang terkenal berjiwa sosial tinggi karena, sangat memperhatikan nasib kaum fakir miskin. Ia terlebih dahulu mengusahakan kesejahteraan sosial baru memberikan pemahaman tentang ajaran Islam. Motivasi lebih ditekankan pada etos kerja keras, kedermawanan untuk mengentas kemiskinan dan menciptakan kemakmuran.

Usaha ke arah itu menjadi lebih mudah karena Sunan Drajat memperoleh kewenangan untuk mengatur wilayahnya yang mempunyai otonomi. Sebagai penghargaan atas keberhasilannya menyebarkan agama Islam dan usahanya menanggulangi kemiskinan dengan menciptakan kehidupan yang makmur bagi warganya, ia memperoleh gelar Sunan Mayang Madu dari Raden Patah Sultan Demak pada tahun saka 1442 atau 1520 Masehi.

Sunan Drajat terkenal akan kearifan dan kedermawanannya. Ia menurunkan kepada para pengikutnya kaidah tak saling menyakiti, baik melalui perkataan maupun perbuatan. Bapang den simpangi, ana catur mungkur, demikian petuahnya. Maksudnya: jangan mendengarkan pembicaraan yang menjelek-jelekan orang lain, apalagi melakukan perbuatan itu.

Perjuangan Sunan Drajat dalam Berdakwah Secara Singkat

Sunan Drajat memperkenalkan Islam melalui konsep dakwah bil-hikmah, dengan cara-cara bijak, tanpa memaksa.
Dalam menyampaikan ajarannya, Sunan menempuh lima cara sistem dakwah.

  1. Pertama, lewat pengajian secara langsung di masjid atau langgar.
  2. Kedua, melalui penyelenggaraan pendidikan di pesantren.
  3. Selanjutnya ketiga, memberi fatwa atau petuah dalam menyelesaikan suatu masalah.
  4. Cara keempat, melalui kesenian tradisional. Sunan Drajat kerap berdakwah lewat tembang pangkur dengan iringan gamelan.
  5. Terakhir kelima, ia juga menyampaikan ajaran agama melalui ritual adat tradisional, sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.


Filosofi Sunan Drajat dalam pengentasan kemiskinan kini terabadikan dalam sap tangga ke tujuh dari tataran komplek Makam Sunan Drajat. Secara lengkap makna filosofis ke tujuh sap tangga tersebut sebagai berikut :

  1. Memangun resep tyasing Sasoma (kita selalu membuat senang hati orang lain).
  2. Jroning suka kudu eling lan waspada (di dalam suasana riang kita harus tetap ingat dan waspada).
  3. Laksmitaning subrata tan nyipta marang pringgabayaning lampah (dalam perjalanan untuk mencapai cita - cita luhur kita tidak peduli dengan segala bentuk rintangan).
  4. Meper Hardaning Pancadriya (kita harus selalu menekan gelora nafsu-nafsu).
  5. Heneng - Hening - Henung (dalam keadaan diam kita akan memperoleh keheningan dan dalam keadaan hening itulah kita akan mencapai cita - cita luhur).
  6. Mulya guna Panca Waktu (suatu kebahagiaan lahir batin hanya bisa kita capai dengan shalat lima waktu)
  7. Menehana teken marang wong kang wuta, Menehana mangan marang wong kang luwe, Menehana busana marang wong kang wuda, Menehana ngiyup marang wong kang kodanan (maknanya kurang lebih demikian "Berilah ilmu agar orang menjadi pandai, Sejahterakanlah kehidupan masyarakat yang miskin, Ajarilah kesusilaan pada orang yang tidak punya malu, serta beri perlindungan orang yang menderita").


Sesanti sunan drajad - jiwa sosial & sistem dakwah sunan drajad

Sunan Drajat meninggal tahun 1522 Masehi. Beliau wafat dan dimakamkan di desa Drajad, kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Tak jauh dari makam beliau telah dibangun Museum yang menyimpan beberapa peninggalan di jaman Walisongo. Khususnya peninggalan beliau di bidang kesenian. Sedangkan lahan bekas tempat tinggal Sunan kini dibiarkan kosong.

Hikmah yang dapat diambil dari Dakwah Sunan Drajat

Sunan Drajat sebagai wali penyebar Islam dapat kita petik hikmahnya antara lain

  1. Mempunyai jiwa sosial yang tinggi atas masyarakat sekitarnya.
  2. Sangat memperhatikan nasib kaum fakir miskin.
  3. Penanaman motivasi untuk mempunyai etos kerja yang tinggi
  4. Menyebarkan Islam dengan cara santun, dakwah bil-hikmah, dengan cara-cara bijak, tanpa memaksa.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Riwayat & Silsilah Sunan Drajad | Jiwa Sosial dan Sistem Dakwah Sunan Drajad"

Posting Komentar