Riwayat dan Silsilah Sunan Maulana Malik Ibrahim (Kepribadian dan Perjuangan dalam Berdakwah)

Riwayat dan Silsilah Sunan Maulana Malik Ibrahim

Secara keliru, sebagian masyarakat yang memberi sebutan Syaikh Maghribi kepada Sunan Maulana Malik Ibrahim, sehingga menganggap Sunan Maulana Malik Ibrahim berasal dari Maghrib, yaitu Maroko di Afrika Utara. Ada pula yang menyamakan dengan Syaikh Ibrahim Asmarakandi, padahal mereka adalah pribadi yang berbeda, kekeliruan ini pula yang menimbulkan kesan bahwa Sunan Maulana Malik Ibrahim berasal dari Samarkandi di Asia Tengah.

Sunan Maulana Malik Ibrahim adalah seorang ulama termasyhur asal Kashan, sebuah tempat di Persia. Sunan Maulana Malik Ibrahim merupakan keturunan Nabi Muhammad Saw dari Fatimah az-Zahra dengan Ali bin Abi Thalib dari jalur Husain bin Ali. Namun, tanggal lahirnya tidak diketahui secara pasti, hanya diperkirakan lahir pada pertengahan abad ke-14 atau sekitar tahun 720 H/1350 M.
Riwayat dan Silsilah Sunan Maulana Malik Ibrahim

Kepribadian Sunan Maulana Malik Ibrahim

Sunan Maulana Malik Ibrahim adalah seorang tokoh yang terhormat yang berkedudukan sebagai berikut:

  • Guru kebanggaan para pangeran.
  • Penasihat raja dan para menteri.
  • Santun dan dermawan kepada fakir miskin.
  • Berbahagia karena syahid.

Uraian pribadi Sunan Maulana Malik Ibrahim tersebut terukir pada batu nisan yang sebelumnya diawali dengan kalimat La ilaha illallah dan surat-surat dalam al-Qur'an.

Perjuangan Sunan Maulana Malik Ibrahim dalam berdakwah

Sunan Maulana Malik Ibrahim dianggap sebagai salah seorang tokoh yang pertamatama menyebarkan agama Islam di tanah Jawa dan merupakan sesepuh di antara wali lainnya. Perjuangan Sunan Maulana Malik Ibrahim diawali dengan kedatangannya bersama rombongan ke Gerwarasi atau Gresik, daerah di Jawa Timur pada tahun 1371 M. Mereka berlayar ke Jawa untuk menyebarkan agama sambil berdagang.

Di kalangan pedagang, ia dikenal sebagai orang yang jujur dan berkepribadian luhur, ramah terhadap sesama dan tidak membedakan antar pemeluk agama. Ia juga tidak menentang secara frontal atau tajam budaya dan adat istiadat yang ada, meskipun sebenarnya adat tersebut bertentangan dengan agama Islam. Tetapi Sunan Maulana Malik Ibrahim menggunakan pendekatan kemasyarakatan dan kekeluargaan. Dengan pendekatan seperti itulah, ia mendapat simpati dari masyarakat, sehingga satu demi satu penduduk setempat, tanpa paksaan sedikit pun masuk Islam di hadapan Sunan Maulana Malik Ibrahim.

Dari waktu ke waktu, pemeluk agama Islam semakin bertambah banyak. Kemudian ia melakukan beberapa usaha yaitu dengan mendirikan masjid pertama di Desa Pasucinan, Manyar, yaitu ͻ kilometer di arah utara Kota Gresik. Selain itu, ia juga mendirikan pondok pesantren yang dijadikan sebagai tempat mengajarkan ilmu pada masyarakat. Setelah merasa dakwahnya berhasil, Sunan Maulana Malik Ibrahim pindah ke kota Gresik. Setelah itu, ia datang ke Kutaraja Majapahit. Sambutan baik dari Raja diwujudkan juga dengan menganugerahkan sebidang tanah di pinggiran Kota Gresik kepada Sunan Maulana Malik Ibrahim, yang belakangan dikenal dengan nama Desa Gapura. Bahkan, beliau diangkat oleh Sang Raja menjadi syahbandar di Gresik.

Dakwah beliau selama kurang lebih 40 tahun, pada tahun 822 H berakhir, tepatnya pada hari Senin, 12 Rabbiulawwal 822 H (8 April 1419), Sunan Maulana Malik Ibrahim wafat. Jenazah beliau dimakamkan di pemakaman Gapura Wetan Gresik Jawa Timur. Dengan wafatnya Sunan Maulana Malik Ibrahim perjuangan dan dakwah agama Islam kemudian diteruskan para santrinya.
Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim di Gresik Jawa Timur

Contoh Nilai Positif Sikap Sunan Maulana Malik Ibrahim

Beberapa contoh nilai positif dari sikap Sunan Maulana Malik Ibrahim yang patut diteladani umat Islam antara lain:
a. Ulet dan gigih dalam berdakwah, hal ini tercermin dari usahanya untuk menyebarkan Islam dari tanah kelahirannya di Persia sampai ke tanah Jawa.
b. Mengedepankan silaturahim dan toleransi, Sunan Maulana Malik Ibrahim tidak serta merta berdakwah, namun berbaur dengan masyarakat sekitar dengan berdagang dan menghargai masyarakat walaupun berbeda agama.
c. Berani, tanpa ada rasa khawatir dan takut, Sunan Maulana Malik Ibrahim langsung menghadap ke penguasa setempat, yaitu Raja Majapahit Brawijaya demi kelangsungan penyebaran agama Islam.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Riwayat dan Silsilah Sunan Maulana Malik Ibrahim (Kepribadian dan Perjuangan dalam Berdakwah)"

Posting Komentar