Hijrah adalah pindah dari satu tempat ke tampat yang lain. Nabi Muhammad Saw. mengetahui bahwa Ashhimmah An-Najasyi, adalah seorang raja dari Negeri Habasah yang adil dan tidak mau menzhalimi seorangpun. Maka Nabi Muhammad Saw. memerintahkan kaum muslimin agar hijrah ke Habasah.
Peristiwa hijrah ke Habasah ini terjadi dalam dua tahap:
Kemudian naik ke sebuah perahu yang terapung di Pelabuhan Shuaibah yang siap mengantarkan mereka menuju ke Negeri Habasah untuk menghindari kemurkaan dan kebiadaban kair Quraisy. Di Negeri Habasah mereka disambut dengan ramah dan penuh persahabatan. Ini adalah pertama kali ajaran Islam tiba di Afrika. Kemudian Raja Habasah menempatkan mereka di Negash yang terletak di sebelah utara Propinsi Tigray. Wilayah yang kemudian menjadi pusat penyebaran Islam di Habasah.
Setelah kurang lebih tiga bulan menetap di Habasah dan mendapat
perlindungan, para sahabat mendapat kabar bahwa masyarakat Mekah telah
memeluk Islam. Maka beberapa sahabat di antaranya Utsman bin Madz’un
kembali ke Mekah. Ternyata kabar yang mereka terima adalah berita bohong.
Keadaan di Mekah ternyata belum aman, maka mereka kembali ke Habasah
bersama rombongan yang lain. Rombongan inilah yang kemudian termasuk
dalam rombongan hijrah ke Habasah tahap ke dua.
Apa yang terjadi kemudian? Bagaimana sikap Raja Najasyi?
Permintaan Amr dan Imarah itu ditolak oleh raja Najasyi dan para sahabat tetap tinggal di negeri itu hingga Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Madinah. Namun tidak semua sahabat kembali berkumpul dengan Nabi Muhammad Saw. Sebagian dari mereka memutuskan untuk menetap di Habasah untuk mengembangkan agama Islam disana. Setelah itu banyak penduduk Habasah yang memutuskan untuk memeluk Agama Islam.
Keadaan kaum muslimin semakin menyedihkan. Mereka disiksa dan dianiaya oleh kaum kair Quraisy. Keadaan ini menyebabkan kesedihan yang amat dalam pada diri Nabi Muhammad Saw. Kekerasan yang dilakukan kaum kair Quraisy dan para pemimpin mereka terhadap kaum lemah dari kaum Muslim semakin meningkat. Tidak henti-hentinya mereka disiksa, diperlakukan dengan buruk, bahkan tidak segan-segan dibunuh oleh kaum kair Quraisy. Terutama kaum muslimin dari golongan budak atau atau orang-orang yang memiliki kedudukan sosial yang rendah.
Rasulullah Saw menganjurkan kaum Muslim yang tertindas itu untuk hijrah ke Habasah. Dengan hijrah itu, diharapkan mereka akan mendapatkan kehidupan yang aman dan damai, sehingga mereka dapat menjalankan Agama Islam dengan tenang. Pemilihan Habasah sebagai negeri tujuan hijrah adalah karena negeri itu mudah dijangkau dengan perahu. Selain itu Negeri Habasah memiliki raja yang adil dan tidak pernah berbuat sewenang-wenang.
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Baqoroh : 218)
Hijrah ini merupakan salah satu usaha dari kaum muslimin untuk meringankan beban dari belenggu kair Quraisy. Namun perjalanan yang dilalui oleh para sahabat ke Habasah ini memerlukan keberanian yang luar biasa. Mereka harus diam-diam keluar dari kota Mekah, agar tidak diketahui oleh kaum kair Quraisy. Dengan perasaan tidak menentu mereka mengendap-endap berjalan di malam hari menuju ke pelabuhan. Mereka berharap mendapatkan ketenteraman dan ketenangan hidup di negeri hijrah. Namun akankah ujian itu berakhir?
Usaha kaum kair untuk mengganggu ketenangan kaum muslimin dalam berhijrah tidak berhenti sampai disitu. Utusan dari kair Quraisy berusaha mempengaruhi Raja Najasyi agar kaum muslimin yang berada di Habasah diusir dari negerinya. Namun Allah Swt. memberikan pertolongan sehingga Raja Najasyi tidak terpengaruh, sehingga kaum muslimin masih bisa tetap berada di negeri Habasah. Mereka menghadapi segala resiko dalam mempertahankan Iman dengan penuh pengorbanan, kesabaran dan ketabahan. Sehingga Allah Swt. akan memberikan ganti surga bagi mereka yang berjuang di jalan-Nya dengan penuh keikhlasan.
Peristiwa hijrah ke Habasah ini terjadi dalam dua tahap:
1. Hijrah ke Habasah Tahap Pertama
Pada bulan Rajab tahun ke-5 Kenabian serombongan kaum muslimin Mekah berhijrah ke Habasah untuk pertama kali. Dalam tahap pertama itu rombongan terdiri dari 10 orang pria dan 5 orang wanita. Di antara mereka adalah: Utsman bin Affan bersama istrinya Ruqayyah (putri Nabi Muhammad Saw.), Abu Hudzaifah beserta istrinya Sahlah binti Suhail bin Amr, Zubair bin Awwam, Mush’ab bin Umair, Abu Salamah beserta istrinya yang bernama Ummu Salamah binti Abu Umaiyyah, Utsman bin Madz’un, Abdurahman bin Auf. Rombongan hijrah ini dipimpin langsung oleh Utsman bin Affan. Dalam perjalanan hijrah ini mereka berangkat secara diam-diam, mereka keluar dari Mekah dengan berjalan kaki menuju pantai.Kemudian naik ke sebuah perahu yang terapung di Pelabuhan Shuaibah yang siap mengantarkan mereka menuju ke Negeri Habasah untuk menghindari kemurkaan dan kebiadaban kair Quraisy. Di Negeri Habasah mereka disambut dengan ramah dan penuh persahabatan. Ini adalah pertama kali ajaran Islam tiba di Afrika. Kemudian Raja Habasah menempatkan mereka di Negash yang terletak di sebelah utara Propinsi Tigray. Wilayah yang kemudian menjadi pusat penyebaran Islam di Habasah.
Setelah kurang lebih tiga bulan menetap di Habasah dan mendapat
perlindungan, para sahabat mendapat kabar bahwa masyarakat Mekah telah
memeluk Islam. Maka beberapa sahabat di antaranya Utsman bin Madz’un
kembali ke Mekah. Ternyata kabar yang mereka terima adalah berita bohong.
Keadaan di Mekah ternyata belum aman, maka mereka kembali ke Habasah
bersama rombongan yang lain. Rombongan inilah yang kemudian termasuk
dalam rombongan hijrah ke Habasah tahap ke dua.
2. Hijrah ke Habasah Tahap Kedua
Hijrah ke Habasah pada tahap kedua ini dipimpin oleh Ja’far bin Abi Talib. Rombongan ini terdiri dari 83 pria dan 18 wanita. Mengetahui hal itu, kair Quraisy segera mengirimkan utusannya, yaitu Amr bin Ash dan Imarah bin Walid menghadap Raja Habasah. Kedua orang itu meminta agar Raja Najasyi mengusir umat Islam dari Habasah.Apa yang terjadi kemudian? Bagaimana sikap Raja Najasyi?
Permintaan Amr dan Imarah itu ditolak oleh raja Najasyi dan para sahabat tetap tinggal di negeri itu hingga Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Madinah. Namun tidak semua sahabat kembali berkumpul dengan Nabi Muhammad Saw. Sebagian dari mereka memutuskan untuk menetap di Habasah untuk mengembangkan agama Islam disana. Setelah itu banyak penduduk Habasah yang memutuskan untuk memeluk Agama Islam.
Sebab-sebab Nabi Muhammad Saw Menganjurkan Sahabat Hijrah ke Habasah.
Tahukah kamu, mengapa Nabi Muhammad Saw. menganjurkan para sahabat untuk berhijrah?Keadaan kaum muslimin semakin menyedihkan. Mereka disiksa dan dianiaya oleh kaum kair Quraisy. Keadaan ini menyebabkan kesedihan yang amat dalam pada diri Nabi Muhammad Saw. Kekerasan yang dilakukan kaum kair Quraisy dan para pemimpin mereka terhadap kaum lemah dari kaum Muslim semakin meningkat. Tidak henti-hentinya mereka disiksa, diperlakukan dengan buruk, bahkan tidak segan-segan dibunuh oleh kaum kair Quraisy. Terutama kaum muslimin dari golongan budak atau atau orang-orang yang memiliki kedudukan sosial yang rendah.
Rasulullah Saw menganjurkan kaum Muslim yang tertindas itu untuk hijrah ke Habasah. Dengan hijrah itu, diharapkan mereka akan mendapatkan kehidupan yang aman dan damai, sehingga mereka dapat menjalankan Agama Islam dengan tenang. Pemilihan Habasah sebagai negeri tujuan hijrah adalah karena negeri itu mudah dijangkau dengan perahu. Selain itu Negeri Habasah memiliki raja yang adil dan tidak pernah berbuat sewenang-wenang.
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Baqoroh : 218)
Kesabaran Para Sahabat Nabi Muhammad Saw Pada Peristiwa Hijrah ke Habasah
Sekian lama kaum muslimin bersabar menghadapi kekejaman kaum kair Quraisy. Jauh dari rasa tenteram dan damai setiap saat mereka harus menghadapi siksaan, hinaan, dan cacian dari kair Quraisy. Bahkan nyawapun menjadi taruhan. Sampai pada akhirnya mereka mengikuti perintah Nabi Muhammad Saw untuk berhijrah ke Habasah.Hijrah ini merupakan salah satu usaha dari kaum muslimin untuk meringankan beban dari belenggu kair Quraisy. Namun perjalanan yang dilalui oleh para sahabat ke Habasah ini memerlukan keberanian yang luar biasa. Mereka harus diam-diam keluar dari kota Mekah, agar tidak diketahui oleh kaum kair Quraisy. Dengan perasaan tidak menentu mereka mengendap-endap berjalan di malam hari menuju ke pelabuhan. Mereka berharap mendapatkan ketenteraman dan ketenangan hidup di negeri hijrah. Namun akankah ujian itu berakhir?
Usaha kaum kair untuk mengganggu ketenangan kaum muslimin dalam berhijrah tidak berhenti sampai disitu. Utusan dari kair Quraisy berusaha mempengaruhi Raja Najasyi agar kaum muslimin yang berada di Habasah diusir dari negerinya. Namun Allah Swt. memberikan pertolongan sehingga Raja Najasyi tidak terpengaruh, sehingga kaum muslimin masih bisa tetap berada di negeri Habasah. Mereka menghadapi segala resiko dalam mempertahankan Iman dengan penuh pengorbanan, kesabaran dan ketabahan. Sehingga Allah Swt. akan memberikan ganti surga bagi mereka yang berjuang di jalan-Nya dengan penuh keikhlasan.
0 Response to "Rasulullah SAW Hijrah ke Habasah (Penyebab dan Kesabaran Sahabat Hijrah ke Habasah)"
Posting Komentar