A.Pengertian Novel
Novel merupakan karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekitarnya serta menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Biasanya, cerita dalam novel dimulai dari peristiwa atau kejadian terpenting yang dialami oleh tokoh cerita, yang kelak mengubah nasib kehidupannya. Misalnya, novel Pada Sebuah Kapal, karya Nh. Dini, dimulai ketika sang tokoh berusia tiga belas tahun, saat ayahnya meninggal.
Berbeda dengan cerita pendek, yang umumnya berkisah tentang perilaku sesaat sang tokoh ketika ia menghadapi suatu peristiwa atau kejadian pada suatu ketika.
B.Struktur Novel
Secara struktural, novel – demikian juga dengan prosa lainnya – terbentuk dari dua unsur pokok, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur ekstrinsik adalah unsur- unsur pembentuk prosa yang berada di luar bangun cerita, tetapi keberadaannya menentukan terciptanya sebuah kisah atau cerita. Unsur-unsur tersebut berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan manusia yang kemudian menjadi latar belakang penciptaan sebuah cerita. Sebelum menyusun cerita, penulis harus memiliki acuan terlebih dahulu. Acuan itu dapat berupa masalah-masalah sosial, ekonomi, sejarah, budaya, pendidikan, politik, moral, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya. Bahkan, pengalaman hidup pengarang pun dapat juga dijadikan acuan dalam menyusun sebuah cerita.
Unsur-unsur luar tersebut kemudian diolah, diimajinasikan, untuk selanjutnya dituangkan ke dalam bentuk cerita, yang terjemahannya dinyatakan dalam berbagai unsur intrinsik. Unsur intrinsik itu dapat berupa tema dan amanat, tokoh dan penokohan (karakterisasi), latar cerita (setting), sudut pandang, plot (alur), pembayangan, suasana, ketegangan cerita, dan sebagainya.
Tema merupakan dasar cerita yang sekaligus menjadi tujuan utama suatu cerita.
Amanat merupakan tujuan sampingan pengarang di luar tema. Tokoh cerita dapat bersifat protagonis atau antagonis (bahkan mungkin bisa tritagonis). Karakteristiknya bisa secara analitis, dramatis, atau kontekstual. Dimensi penokohannya dapat secara fisiologis, psikologis, ataupun sosiologis. Latar cerita bisa menunjuk tempat tertentu, waktu tertentu, atau suasana tertentu. Sudut pandang yang digunakan bisa berupa sudut pandang orang pertama, orang ketiga, pengarang sebagai pengamat, atau campuran. Pembayangan mengacu pada upaya menciptakan rangsangan pada diri pembaca untuk bertanya, peristiwa apakah yang akan menimpa tokoh cerita setelah ia menghadapi peristiwa- peristiwa sebelumnya.
Alur atau plot merupakan rangkaian atau jalinan kisah. Seperti halnya drama, novel juga dijalin melalui penahapan cerita: tahap awal (eksposisi, rangsangan, gawatan), tahap tengah (tikaian, rumitan, klimaks), dan tahap akhir (leraian, selesaian).
Novel merupakan karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekitarnya serta menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Biasanya, cerita dalam novel dimulai dari peristiwa atau kejadian terpenting yang dialami oleh tokoh cerita, yang kelak mengubah nasib kehidupannya. Misalnya, novel Pada Sebuah Kapal, karya Nh. Dini, dimulai ketika sang tokoh berusia tiga belas tahun, saat ayahnya meninggal.
Berbeda dengan cerita pendek, yang umumnya berkisah tentang perilaku sesaat sang tokoh ketika ia menghadapi suatu peristiwa atau kejadian pada suatu ketika.
B.Struktur Novel
Secara struktural, novel – demikian juga dengan prosa lainnya – terbentuk dari dua unsur pokok, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur ekstrinsik adalah unsur- unsur pembentuk prosa yang berada di luar bangun cerita, tetapi keberadaannya menentukan terciptanya sebuah kisah atau cerita. Unsur-unsur tersebut berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan manusia yang kemudian menjadi latar belakang penciptaan sebuah cerita. Sebelum menyusun cerita, penulis harus memiliki acuan terlebih dahulu. Acuan itu dapat berupa masalah-masalah sosial, ekonomi, sejarah, budaya, pendidikan, politik, moral, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya. Bahkan, pengalaman hidup pengarang pun dapat juga dijadikan acuan dalam menyusun sebuah cerita.
Unsur-unsur luar tersebut kemudian diolah, diimajinasikan, untuk selanjutnya dituangkan ke dalam bentuk cerita, yang terjemahannya dinyatakan dalam berbagai unsur intrinsik. Unsur intrinsik itu dapat berupa tema dan amanat, tokoh dan penokohan (karakterisasi), latar cerita (setting), sudut pandang, plot (alur), pembayangan, suasana, ketegangan cerita, dan sebagainya.
Tema merupakan dasar cerita yang sekaligus menjadi tujuan utama suatu cerita.
Amanat merupakan tujuan sampingan pengarang di luar tema. Tokoh cerita dapat bersifat protagonis atau antagonis (bahkan mungkin bisa tritagonis). Karakteristiknya bisa secara analitis, dramatis, atau kontekstual. Dimensi penokohannya dapat secara fisiologis, psikologis, ataupun sosiologis. Latar cerita bisa menunjuk tempat tertentu, waktu tertentu, atau suasana tertentu. Sudut pandang yang digunakan bisa berupa sudut pandang orang pertama, orang ketiga, pengarang sebagai pengamat, atau campuran. Pembayangan mengacu pada upaya menciptakan rangsangan pada diri pembaca untuk bertanya, peristiwa apakah yang akan menimpa tokoh cerita setelah ia menghadapi peristiwa- peristiwa sebelumnya.
Alur atau plot merupakan rangkaian atau jalinan kisah. Seperti halnya drama, novel juga dijalin melalui penahapan cerita: tahap awal (eksposisi, rangsangan, gawatan), tahap tengah (tikaian, rumitan, klimaks), dan tahap akhir (leraian, selesaian).
0 Response to "Pengertian Novel dan Struktur Novel"
Posting Komentar