A. Hikmah Zakat Fitrah
Setiap bentuk ibadah yang disyariatkan oleh Allah swt. dan rasul-Nya tentu memiliki hikmah yang sangat besar. Demikian pula dengan zakat fitrah. Zakat fitrah memiliki hikmah yang
sangat besar bagi diri orang yang mengeluarkan maupun orang yang menerimanya.
a. Bagi orang yang mengeluarkan, zakat fitrah menyucikan diri mereka dari kotoran-kotoran yang merusak puasa. Kotoran yang dapat merusak puasa antara lain omong kosong dan ucapan keji yang mungkin tanpa sadar dilakukan. Zakat ini membantu menyempurnakan pahala puasa. Dengan
demikian selepas Ramadan, orang yang berpuasa dapat suci dari dosa sebagaimana bayi yang baru saja dilahirkan.
b. Bagi orang yang menerima, zakat fitrah memberikan kebahagiaan dalam menyambut kemenangan pada akhir Ramadan. Setelah berpuasa sebulan penuh, kita berbahagia dengan datangnya hari kemenangan. Kebahagiaan akan semakin lengkap saat kita dapat merayakannya dengan makanan dan minuman yang disantap bersama keluarga.
B. Muzaki Zakat Fitrah
Muzakki adalah orang yang mengeluarkan zakat. Dalam hal ini, muzaki zakat fitrah harus memenuhi beberapa syarat berikut ini.
a. Beragama Islam, baik laki-laki atau perempuan, dewasa atau anak-anak, dan merdeka atau budak.
b. Orang itu hidup pada hari terakhir bulan Ramadan.
c. Memiliki kelebihan makanan yang cukup untuk dirinya dan mereka yang menjadi tanggungannya serta untuk dikeluarkan sebagai zakat. Apabila memiliki makanan tetapi hanya cukup untuk dirinya dan mereka yang menjadi tanggungannya, ia tidak wajib mengeluarkan zakat.
C. Mustahiq Zakat Fitrah Mustahiq artinya orang yang berhak menerima zakat fitrah. Dalam hal ini terdapat dua pendapat di kalangan para ulama. Pertama, mustahiq zakat meliputi semua golongan yang berhak
mendapatkan zakat sebagaimana tercantum dalam Surah at-Taubah [9] ayat 60. Mustahiq zakat fitrah menurut pendapat pertama ini adalah orang-orang fakir, miskin, amil zakat, mualaf, hamba sahaya, orang yang terjerat utang, untuk berjuang di jalan Allah, dan ibnu sabil atau musafir. Semua golongan tersebut berhak mendapatkan bagian dari zakat fitrah.
Kedua, mustahiq zakat fitrah terbatas pada fakir miskin saja. Pendapat ini merujuk pada hadis tersebut di depan. Secara umum, pendapat kedua ini lebih diterima oleh umat Islam. Hal ini mengingat zakat fitrah ditujukan untuk membantu kaum fakir miskin seperti tersebut dalam hadis Rasulullah.
Setiap bentuk ibadah yang disyariatkan oleh Allah swt. dan rasul-Nya tentu memiliki hikmah yang sangat besar. Demikian pula dengan zakat fitrah. Zakat fitrah memiliki hikmah yang
sangat besar bagi diri orang yang mengeluarkan maupun orang yang menerimanya.
a. Bagi orang yang mengeluarkan, zakat fitrah menyucikan diri mereka dari kotoran-kotoran yang merusak puasa. Kotoran yang dapat merusak puasa antara lain omong kosong dan ucapan keji yang mungkin tanpa sadar dilakukan. Zakat ini membantu menyempurnakan pahala puasa. Dengan
demikian selepas Ramadan, orang yang berpuasa dapat suci dari dosa sebagaimana bayi yang baru saja dilahirkan.
b. Bagi orang yang menerima, zakat fitrah memberikan kebahagiaan dalam menyambut kemenangan pada akhir Ramadan. Setelah berpuasa sebulan penuh, kita berbahagia dengan datangnya hari kemenangan. Kebahagiaan akan semakin lengkap saat kita dapat merayakannya dengan makanan dan minuman yang disantap bersama keluarga.
B. Muzaki Zakat Fitrah
Muzakki adalah orang yang mengeluarkan zakat. Dalam hal ini, muzaki zakat fitrah harus memenuhi beberapa syarat berikut ini.
a. Beragama Islam, baik laki-laki atau perempuan, dewasa atau anak-anak, dan merdeka atau budak.
b. Orang itu hidup pada hari terakhir bulan Ramadan.
c. Memiliki kelebihan makanan yang cukup untuk dirinya dan mereka yang menjadi tanggungannya serta untuk dikeluarkan sebagai zakat. Apabila memiliki makanan tetapi hanya cukup untuk dirinya dan mereka yang menjadi tanggungannya, ia tidak wajib mengeluarkan zakat.
C. Mustahiq Zakat Fitrah Mustahiq artinya orang yang berhak menerima zakat fitrah. Dalam hal ini terdapat dua pendapat di kalangan para ulama. Pertama, mustahiq zakat meliputi semua golongan yang berhak
mendapatkan zakat sebagaimana tercantum dalam Surah at-Taubah [9] ayat 60. Mustahiq zakat fitrah menurut pendapat pertama ini adalah orang-orang fakir, miskin, amil zakat, mualaf, hamba sahaya, orang yang terjerat utang, untuk berjuang di jalan Allah, dan ibnu sabil atau musafir. Semua golongan tersebut berhak mendapatkan bagian dari zakat fitrah.
Kedua, mustahiq zakat fitrah terbatas pada fakir miskin saja. Pendapat ini merujuk pada hadis tersebut di depan. Secara umum, pendapat kedua ini lebih diterima oleh umat Islam. Hal ini mengingat zakat fitrah ditujukan untuk membantu kaum fakir miskin seperti tersebut dalam hadis Rasulullah.
0 Response to "Hikmah Zakat Fitrah, Apa Itu Muzaki dan Mustahiq Zakat Fitrah"
Posting Komentar