Sebab-Sebab Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Yatsrib
√ Kapan peristiwa hijrah ke Yatsrib?Pada hari Jumat, Tanggal 16 Rabiul Awwal, Tahun 1 H, atau Tanggal 2 Juli Tahun 622 M, tibalah Nabi beserta rombongannya di Kota Yatsrib.
√ Bagaimana tanggapan masyarakat Yatsrib terhadap kedatangan Nabi beserta rombongan?
Masyarakat Yatsrib dengan penuh semangat dan suka cita berbondongbondong menyambut kedatangan Nabi Muhammad Saw. beserta rombongannya. Mereka sangat bahagia karena sudah sejak lama mereka menunggu kedatangan Nabi Muhammad Saw. Masyarakat Yatsrib menyambut Nabi Muhammad Saw dan Kaum Muhajirin sambil melantunkan syair dan lagu-lagu sebagai tanda cintanya kepada beliau.
√ Mengapa Nabi Muhammad Saw. memutuskan hijrah ke Yatsrib?
1. Tekanan kaum Quraisy terhadap dakwah Islam semakin keras
Tekanan dan siksaan kair Quraisy terhadap umat Islam semakin keras. Bukan hanya kaum Muslimin yang lemah, para sahabat dan keluarga Rasulullah Saw. pun menjadi sasaran kekejaman mereka.
Apa lagi setelah istri beliau (Sayidatina Khadijah) dan paman beliau Abu halib wafat pada tahun ke-10 kenabian. Penghinaan dan penyiksaan kair Quraisy semakin menjadi. Seperti yang dilakukan Uqbah bin Mu’ith kepada beliau.
Ketika Nabi Muhammad Saw. sedang bersujud di sekitar orangorang Quraisy, Uqbah bin Mu’ith datang dengan membawa kotoran dan melemparkannya keatas punggung beliau. Nabi Saw. tidak mengangkat kepalanya hingga datang Fatimah ra. membersihkannya.
Demikian beratnya tekanan dan penyiksaan yang dilakukan kair Quraisy sehingga akhirnya demi menjaga keimanan dan keselamatan kaum Muslimin serta keamanan dakwahnya, Rasulullah Saw. memerintahkan para sahabat dan pengikutnya untuk hijrah ke Yatsrib.
2. Penduduk Yatsrib menerima dakwah Rasulullah
Ternyata penduduk Yatsrib lebih dapat menerima dakwah Nabi Saw dari pada penduduk negeri lain. Hal ini terbukti oleh baiat yang dilakukan oleh penduduk Yatsrib kepada Rasulullah.
Masih ingatkah kamu bagaimana dakwah Rasulullah Saw. ke haif dan Habsah? Mengapa demikian ?
Enam orang tokoh Bani Khazraj menyatakan keimanannya di hadapan Rasulullah Saw. dan siap melakukan dakwah di Kota Yatsrib.
Pada tahun kesebelas kenabian serombongan orang-orang Khazraj mengunjungi Ka’bah untuk berhaji. Dalam rombongan itu ada enam orang tokoh bani Khazraj. Mengetahui hal itu, Rasulullah Saw. mengajak mereka memeluk Agama Islam.
Bagaikan “ulam tiba pucuk dicinta”, Alhamdulillah, usaha Rasulullah Saw berhasil. Keenam orang tersebut menyatakan diri masuk Islam. Mereka percaya bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah Rasul Allah seperti yang disebutkan dalam kitab orang Yahudi.
Sepulang dari Mekah keenam orang tersebut mendakwahkan ajaran agama Islam di Yatsrib. Ternyata penduduk Yatsrib dapat menerima dan menyambut dakwah Islam dengan baik. Tidak lama kemudian banyak penduduk Yatsrib yang memeluk Islam. Akhirnya ada secercah sinar harapan bagi perjuangan dakwah Islam melalui penduduk Yatsrib.
3. Adanya jaminan keamanan dari penduduk Yatsrib terhadap dakwah Nabi
Pada tahun ke-12 kenabian (621 M) ada 12 orang penduduk Yatsrib datang ke Mekah untuk berhaji. Mereka terdiri dari 10 orang suku Khazraj dan 2 orang suku “Aus”. Kedatangan mereka ke Mekah, disamping untuk berhaji, mereka juga bermaksud ingin menemui Rasulullah Saw. Namun Rasulullah Saw tidak bersedia menemui mereka di kota Mekah, karena khawatir akan dicelakai oleh orang-orang kair Quraisy. Akhirnya Nabi Saw. bersedia menemui mereka di desa Aqabah ( sebuah desa di dekat Mina) pada suatu malam.
Pada malam itu juga, mereka melakukan baiat tanda setia kepada Rasulullah Saw. Penduduk Yatsrib yang terkenal memiliki sifat ramah, lemah lembut, dan suka menolong itu berjanji untuk setia dan melindungi keselamatan dan keamanan dakwah Nabi Saw.
Baiat tersebut di kenal dengan nama Baiat Aqabah Pertama ( Baiat alAqabah al-Ula) atau Baiat an-Nisa’ (Baiat Wanita). Hal itu karena diantara mereka terdapat seorang wanita, yaitu Afra binti Ubaid Ibnu Tsa’labah. Dialah wanita Yatsrib pertama yang berbaiat kepada Rasulullah Saw.
√ Apakah Isi Baiat Aqabah Pertama?
Isi Baiat Aqabah Pertama
- Tidak mempersekutukan Allah.
- Tidak berdusta.
- Tidak mencuri.
- Tidak membunuh anak-anak perempuan.
- Tidak memitnah.
- Tidak melakukan hal-hal tercela.
- Akan tetap setia kepada Allah dan Rasul-Nya.
Setelah 12 orang berbaiat dihadapan Rasulullah Saw. mereka meminta agar beliau mengutus salah seorang sahabat untuk mengajarkan Al-Qur'an dan menjadi imam kaum Muslimin di Yatsrib. Untuk itu Rasulullah Saw. mengutus Mush’ab bin Umair agar berangkat ke Yatsrib bersama mereka. Akhirnya mereka kembali ke Yatsrib bersama Mush’ab bin Umair untuk melakukan dakwah Islam di sana.
4. Permintaan penduduk Yatsrib agar Rasulullah hijrah ke negerinya
Penduduk Yatsrib yang terkenal memiliki sifat ramah, lemah lembut, dan suka menolong itu bukan hanya berjanji untuk setia dan melindungi Nabi Saw, namun mereka juga meminta kepada Rasulullah Saw untuk berhijrah ke Yatsrib. Permintaan itu mereka sampaikan pada peristiwa Baiat al-Aqabah. Baik pada Baiat Aqabah Pertama maupun Kedua. Oleh karena itu Rasulullah Saw. memerintahkan kaum Muslimin agar segera hijrah ke Yatsrib. Sebanyak 75 orang penduduk Yatsrib sedang berbaiat di hadapan Rasulullah Saw di desa Aqabah dan meminta beliau untuk berhijrah ke Yatsrib.
Satu tahun setelah Baiat Aqabah pertama, yakni pada tahun ke-13 kenabian (622 M) sebanyak 75 orang penduduk Yatsrib (ada riwayat yang menyebutkan 73) dipimpin oleh Al-Barra bin Ma’rur bersama Mush’ab bin Umair datang ke Mekah meminta agar Rasulullah Saw. hijrah ke Yatsrib.
Nabi Saw memanggil Mush’ab dan meminta keterangan tentang perkembangan dakwah Islam di Yatsrib. Setelah mendengar penjelasan Mush’ab tentang keberhasilannya dalam mengajarkan agama Islam di sana, dengan didampingi pamannya yang bernama Abbas bin Abdul Muthalib, akhirnya Nabi Saw. menemui penduduk Yatsrib di Aqabah pada saat tengah malam.
Pada pertemuan itu penduduk Yatsrib meminta dengan sangat agar Rasulullah Saw. berhijrah ke Yatsrib dan bersedia menjadi pemimpin bagi mereka di sana. Pada malam itu juga mereka berbaiat kepada Rasulullah. Baiat kali ini disebut Baiat Aqabah Kubra atau Baiat Aqabah kedua.
Tahukah kamu apa isi Baiat Aqabah Kubra?
Isi Baiat Aqabah Kubra
- Berjanji untuk taat dan setia kepada Rasulullah Saw. baik dalam keadaan senggang maupun sibuk.
- Berjanji untuk tetap berinfak, baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit.
- Berjanji untuk tetap melakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran.
- Berjanji untuk tetap teguh membela kebenaran karena Allah Swt. Tanpa rasa takut dicela.
- Berjanji untuk tetap membantu dan membela Rasulullah sebagaimana membela diri sendiri dan keluarganya.
Setelah orang-orang Yatsrib tersebut mengucapkan baiat, mereka diminta Rasulullah Saw. agar memilih 12 pemimipin dan wakil mereka dalam melaksanakan tanggung jawab atas keselamatan kaumnya masingmasing, yakni 9 orang perwakilan suku Khazraj dan 3 orang dari suku Aus.
Sepulang dari Mekah mereka mengajak sanak famili dan kerabat mereka untuk memeluk agam Islam. Usaha mereka berhasil dengan sangat baik. Sehingga pada saat Rasulullah Saw. hijrah ke Yatsrib pada Tanggal 12 Rabiul Awwal bertepatan pada Tanggal 22 September 622 M, pengikut agama Islam di Yatsrib sudah lebih dari 500 orang.
5. Adanya rencana pembunuhan kair Quraisy terhadap Rasulullah
Berita tentang penduduk Yatsrib yang telah banyak memeluk agama Islam akhirnya diketahui oleh orang-orang kair Quraisy. Orang-orang kafir itu juga telah mengetahui bahwa sebagian besar kaum Muslimin telah berhijrah ke Yatsrib. Mereka semakin khawatir kalau Islam akan berkembang menjadi besar di Yatsrib. Karena itu mereka sepakat untuk membunuh Rasulullah Saw.
Pada hari Kamis, Tanggal 26 Safar tahun ke-14 kenabian bertepatan Tanggal 12 September 622 M. Para pemuka Quraisy mengadakan pertemuan di suatu tempat yang bernama Darun Nadwah untuk
membicarakan cara menyingkirkan Nabi Muhammad Saw. Pertemuan itu dihadiri oleh para pemimpin suku Bani Quraisy; Bani Naufal, Bani Asad, Bani Abdu Dar, Bani Makhzum, Bani Jamh, dan Bani Abdi Syamsy.
Dalam pertemuan itu Abu Aswad mengusulkan agar Muhammad Saw diusir dari Negeri Arab. Pendapat ini tidak disetujui, karena jika Muhammad Saw. diusir maka beliau akan berdakwah di negeri lain. Mereka khawatir pengikutnya semakin banyak dan sewaktu-waktu beliau akan menyerang Mekah. Sedangkan Abul Bukhturi berpendapat agar Muhammad Saw. ditangkap dan dipenjarakan sampai mati. Pendapat ini pun ditolak, dengan alasan Muhammad Saw pasti akan ditolong oleh kaum muslimin Mekah dan Yatsrib.
Akhirnya pertemuan itu menerima usulan Abu Jahal agar mereka mengumpulkan pemuda-pemuda Quraisy yang kuat dan gagah berani untuk membunuh Rasulullah Saw. Itulah rencana jahat kair Quraisy untuk menghalangi dakwah Islam sampai tega akan membunuh Rasulullah Saw. Namun manusia hanya dapat merencana, Allah Swt jualah yang akan menentukannya.
6. Adanya perintah Allah untuk berhijrah
Pada saat pemimpin-pemimpin Quraisy sedang merencanakan pembunuhan terhadap Nabi Saw., Allah Swt menurunkan ayat yang berbunyi:
Artinya:
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kair (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya.”(QS. Al-Anfal: 30).
Setelah menyampaikan ayat diatas, Jibril memberitahukan Nabi Saw bahwa Allah Swt. telah memerintahkan beliau untuk berhijrah ke Yatsrib. Setelah itu Nabi pun segera bersiap untuk berhijrah.
Sangat membantu saya dalam mempelajari sebab-sebab Rasulullah hijrah ke yatsrib:)
BalasHapusSemoga berkah, Terima kasih sudah mampir kawan :)
Hapus